00.02 -Secret?-

175 20 0
                                    

Gadis cantik yang mempunyai segudang prestasi dan pesona nya yang memikat hati itu kini tengah dilanda amarah, menatap tajam sekretaris di hadapan nya.

"Hubungi sekertaris JN dan buat janji pukul 10, aku akan membicarakan urusan ini pada nya." Suruh gadis itu.

"Baik nona." Dengan patuh segera ia menghubungi perusahaan yang dimaksud, tak butuh waktu lama telpon itu terhubung dan dengan cepat ia menjelaskan tujuan menghubungi perusahaan itu.

"Ah.. baik, ya terimakasih..." Ia menutup sambungan itu, menatap gadis yang sedang duduk dengan angkuh, "sajangnim, sekertaris nya bilang nona Jane tidak bisa melakukan pertemuan besok."

Jisoo menggebrak meja, sadar perlakuan nya sudah lewat batas dia segera berdehem. "Yeri-ah, siapkan mobil, hari ini kita akan menemui nya." Sekertaris nya memasang wajah bingung

kenapa jisoo ingin sekali pergi kesana? Bukankah bagus jika perusahaan itu memutuskan kerjasama, toh perusahaan nya tidak akan bangkrut. Batin yeri, tentu saja dia tidak berani untuk berbicara secara langsung.

"Cepat, kim yeri!." Mendengar namanya kembali disebut, gadis itu segera membungkuk keluar langkah nya tergesa-gesa dengan tangan yang sibuk menghubungi supir.

......

Jennie memejamkan mata entah kenapa kepalanya sangat pusing sedari tadi namun selama dia masih bisa mengerjakan pekerjaan kantor maka dia tidak akan istirahat. Mata nya melirik pada sebuah foto kecil terletak pada bingkai foto diujung meja, jari telunjuk nya bergerak bergantian pada dua orang disana "cih.. awas kalian jika sudah pulang, aku akan merajuk selama tujuh hari."

Tokk tokk tokk!

Jennie memutar kursi kebanggaan nya menghadap pintu, "masuk." Seulgi masuk dengan wajah kesal nya membuat jennie hanya menatap gadis itu tanpa mau bertanya apa yang terjadi.

"Sajangnim, ada yang ingin menemui mu."

"Aku sudah bilang tidak ingin bertemu siapa-siapa. Suruh pulang saja." Tanpa mau bertanya siapa yang datang, dia langsung saja menyuruh untuk mengusir tamu yang sudah datang.

Seulgi mendekat ke arah jennie, sedikit mencondongkan tubuh "ada nona Jisoo. Aku yakin orang itu akan membahas masalah pemutusan kerjasama." Bisik seulgi tentu saja wajah nya sedikit gusar, khawatir apa yang akan terjadi nanti.

Jennie membuang nafas nya kasar. "Aku tidak suka mengulangi ucapan ku." Balas nya dingin, "suruh dia per-." Pintu terbuka membuat ucapan nya terpotong, Jennie menampilkan raut wajah tidak suka saat seseorang masuk begitu saja tanpa izin dari nya. Seulgi menegakkan badan, ujung mata itu melirik pada jennie. Jennie menggerakkan tangan menyuruh nya untuk keluar dari ruangan, seulgi hanya patuh dia segera menuju pintu keluar hingga suara terdengar yang menurut seulgi menjijikkan

"Wah wah.. apa ini? Apa aku melewatkan sesuatu?."

"Tidak tau sopan santun, dasar shiball." Bisik seulgi. Jelas Jennie mendengar umpatan itu, berbeda dengan wanita yang berdiri di depan pintu.

"Seulgi keluar!." Jennie membuka suara nya. Dia masih duduk di kursi kesayangan sambil menatap datar wanita dihadapannya

"Begini kah cara atasan mu memperlakukan tamu, sekertaris kang?." Kata wanita itu, yang tidak lain adalah Jisoo.

"Tidak, aku hanya memikirkan apa kau tidak memiliki sopan santun, nona kim? Memasuki ruangan orang lain, tidak bisa kah mengetuk pintu terlebih dulu?." Kata seulgi sinis.

"Ini bukan ruangan mu, kenapa kau mempermasalahkan jika aku harus mengetuk pintu atau tidak diruangan ini?."

"Shibal!!." Umpat seulgi tertahan kemudian keluar dan menutup pintu.

"Sekertaris mu gila, kenapa kau memperkerjakan manusia seperti itu?." Tanya jisoo saat hanya mereka berdua.

"Aku tidak memiliki janji dengan mu." Jennie mengabaikan ucapan jisoo. "Langsung saja ke intinya."

Disisi lain tidak jauh dari pintu ruangan. Seulgi mengutuk tidak ada henti nya sampai dia tidak menyadari bahwa disamping nya ada wendy.

"Astaga kang! Bisa tidak mulut mu diam." Ucap detektif son tidak tahan dengan mulut busuk seulgi. Melihat seulgi yang kesal dan tidak berhenti mengutuk dia sudah cukup tau apa yang terjadi.

"GIMANA BISA?!!!." ucap seulgi berteriak.

"Yak! Kang seulgi, berani sekali kau berteriak padaku."

"Kenapa aku harus tidak berani, hah?!!."

"Kang seulgi!."

"Son wendy seungwan!!."

"Aishhh" detektif son mengacak rambutnya. Jika terus berdebat dengan seulgi mungkin dia bisa menjadi gila.

Tak!

Seulgi tiba-tiba menjentikkan jari nya, "ah.. kau kan detektif, pasti ada alasan jennie memanggilmu kan? Pasti ada sesuatu yang harus kau selidiki kan??!." Dia memegang kedua bahu wendy "katakan padaku. Apa rencana nya kali ini?."

"Ayolah wen. Walaupun aku menentang kerja sama dengan JS corporate, dia tetap kekeuh melakukan nya. Sekarang setelah semua usaha nya, dia malah ingin mengakhiri ini." Wajah seulgi tampak gusar, "kau mungkin tidak tau. Tapi aku sekretaris nya, aku tau masalah apa yang datang jika dia memutuskan kontrak itu secara sepihak. Setidaknya kasih alasan yang sebanding dengan kerugian nya nanti."

Melihat wendy yang tenggelam dalam pikiran nya, seulgi kembali meyakinkan. "Kau tau perusahaan ini dibangun dengan kerja keras jennie selama puluhan tahun. Apa kau ingin jennie yang sudah kita anggap sebagai adik, harus menghancurkan perusahaan yang dia bangun dari nol?."

"Tidak.." jawab wendy pelan, "tapi sepertinya kau salah paham seul."

"APA?! SALAH PAHAM??!!." Teriak seulgi.

Wendy mengangguk, "ini bukan masalah dengan perusahaan corporate..." Wendy menghentikan ucapan nya, menatap seulgi "tapi dengan perusahaan DnD estate.."

Mata sipit seulgi terbuka lebar, apa yang tidak dia ketahui selama masa liburan nya? Apa dia sudah melewatkan sesuatu yang besar?

"Jelaskan wen! Apa maksud mu!." Seulgi tentu menuntut sebuah penjelasan dari wanita dihadapannya. Perusahaan DnD pemilik nya adalah pacar jennie sendiri.

"Mereka mencoba mencelakai jennie, mereka membawa pertemuan di sebuah club yang cukup jauh dari pusat kota... untungnya jennie bisa lari dari para bajingan itu.." seulgi diam mencoba paham apa yang dijelaskan wendy, dia terus bergumam mengucapkan kata tidak.

Jakarta, 14 Desember 2023

TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang