Ketiga gadis jung tengah menyantap makan siang di restoran, tempat nya tidak terlalu jauh hanya perlu jalan kaki dan menyebrang dari perusahaan Jennie.
"Kau harus mencoba mandu ini, ini sangat enak. Tiga tahun terakhir menjadi menu favorit ku." Oceh Jennie dengan mandu yang ia arahkan pada Krystal.
Krystal menggeleng, "aku tidak mau, perut ku sudah tidak bisa menampung makanan lagi." Tolak Krystal menutup mulut dengan kedua tangan nya.
Jennie menatap kecewa sang kakak, dari sekian banyak makanan yang dia pesan Krystal tidak mencoba sedikit pun mandu kesukaan nya. Joohyun yang melihat wajah kecewa itu langsung mengarahkan tangan Jennie agar mandu itu memasuki mulut nya, dengan lahap Joohyun perlihatkan bahwa mandu itu enak.
"Apa kata ku! Mandu ini sangat enak, kan unnie?." Tanya Jennie semangat. Dirasa mandu itu sudah memasuki tenggorokan nya dengan sempurna, Joohyun mengangguk semangat dengan sebuah senyum terukir di wajah cantik nya.
"Ndee.. ini sangat enak! Mandu nya sangat mirip dengan masakan eomma."
"Benarkah?!!."
Joohyun mengangguk. "Coba saja Ital, kau akan merasa ingin memakan nya lagi dan lagi. Ah~ adikku sangat hebat bisa menemukan restoran ini." Tangan nya terangkat untuk mengelus surai hitam sang adik.
Krystal mengerucutkan bibirnya, "ayo uri dongsaeng-ii, unnie ingin mencoba nya."
"Unnie bisa mengambil nya sendiri!."
"Unnie ingin disuapi oleh adikku yang manis dan cantik ini." Bujuk Krystal, dengan malas Jennie menyodorkan sendok berisi mandu namun saat sang kakak sudah ingin melahap nya Jennie menurunkan sendok kala mendengar suara dering dari ponsel nya.
Dia bangkit dan meminta maaf sebentar kepada Krystal sebelum pergi sedikit menjauh untuk mengangkat telepon itu. Sedangkan Joohyun hanya menahan tawa nya melihat wajah kesal Krystal karena tidak jadi disuapi oleh adik bungsu nya.
"Eonnie, seperti nya aku harus pergi ke kantor. Pengacara ku sudah datang, kalian langsung pulang saja ya jangan datang ke kantor ku lagi." Tanpa menunggu jawaban, Jennie segera mengambil Tas nya dan mencium pipi kedua kakak nya.
"Apa-apaan anak itu!." Geram Krystal melihat punggung adik nya yang sudah hilang dibalik pintu restoran.
"Sudah lah Krystal, jangan marah-marah terus nanti cepat tua." Krystal hanya memutar bola mata nya dia sudah malas untuk bertengkar dengan kakak pertama nya itu.
...........
Diruangan luas ada Seulgi dan seorang pengacara tengah duduk membahas sesuatu, mereka tampak fokus memperhatikan kertas-kertas putih yang berisikan sebuah tulisan mengenai informasi yang sudah Jennie suruh.
Cklekk
Pintu terbuka menampilkan seorang gadis bermata kucing dengan nafas nya sedikit memburu karena sudah berlari. "Maaf, menunggu lama." Sesal nya kemudian berjalan menuju sofa tunggal yang biasa ia duduki.
"E-em tidak apa-apa, nona Jane." Balas pengacara itu dengan gugup.
Seulgi menyuruh pengacara itu dengan tatapan mata membuat yang di tatap merasa gugup, "pe-perkenalkan namaku Han Chaeyoung panggil saja Rosé, aku yang akan membantu anda untuk menangani masalah ini." Ungkap nya dengan wajah tegang.
Mata itu... aku mengenal nya, dia sangat tidak asing. Batin Rosé sendu.
Ini pertemuan pertama antara Jennie dan dirinya, karena selama ini Jennie hanya berbicara lewat telepon dan kesepakatan kerja itu juga terjadi lewat telepon. Di karenakan sebelumnya dia berada di Aussie untuk menangani masalah di negara itu dan dia baru bisa pulang seminggu yang lalu setelah pekerjaan disana selesai.
Entah darimana Jennie bisa mendapatkan email nya dan mengirim pesan agar bisa membantu menghadapi masalah dengan perusahaan DnD state.
"Saya Jane.. langsung saja saya tidak sudah terlalu mengulur waktu." Tegas Jennie membuat Rosé heran karena gadis di hadapannya berbeda sekali saat masuk tadi.
Seulgi dengan cekatan menyodorkan kertas, "ini beberapa catatan point setelah aku berdiskusi dengan Rosé. Selebihnya semua keputusan ada pada dirimu."
"Nona Jane, setelah beberapa data yang saya lihat dan terbukti bahwa perusahaan DnD memang melakukan pekerjaan kotor dibelakang sana seperti; memperjualbelikan narkoba, memperdagangkan perempuan dan lainnya. Bukti ini cukup jelas untuk menuntut perusahaan itu apalagi ditambah dengan kasus yang terjadi pada mu, tapi saya tidak yakin kita bisa menang melawan mereka." Jelas Rosé panjang lebar.
Jennie termenung mendengar penjelasan itu jualbeli narkoba? Dan perdagangan perempuan?
"Bagaimana nona Jane? Apa kita tetap akan mengambil langkah ini ke jalur hukum?."
"Tidak...!." Seulgi dengan cepat menjawabnya "ini terlalu beresiko pada perusahaan mu sajangnim, disini kau bukan hanya akan kehilangan para investor tapi perusahaan mu juga akan hilang! Perusahaan DnD tidak bisa kita anggap sepele." Tegas gadis itu.
Rosémengangguk, "itu benar... mereka bisa melakukan hal licik dan tentunya... hanya dengan uang mereka bisa mengatur keputusan hakim."
Jennie terdiam, pikiran nya bercabang memikirkan hal-hal yang baru dia ketahui. Ternyata perusahaan DnD state semenyeramkan itu.
"Apa kalian mendapatkan bukti-bukti lain tentang perusahaan itu?, setidaknya yang memberatkan mereka." Jennie menatap wajah Rosé, membuat yang ditatap menjadi gugup.
"Aku mendapatkan nya, Jane." Suara dari arah pintu membuat ketiga nya melihat siapa yang berbicara. Disana ada Wendy sedang tersenyum dengan satu tangan mengangkat dokumen berwarna biru dan satu tangan menjinjing tas Laptop nya.
Langkah Wendy mendekat pada arah sofa dan ia duduk disebelah Rosé, "bukti ini cukup kuat." Ujar nya menyodorkan berkas itu pada Jennie.
Tentu saja Jennie segera mengambil dan membaca berkas itu tanpa ada yang terlewat sedikit pun. Tanpa sadar nafas nya bahkan memburu, entah karena marah atau karna hal lain.
Jung Joohyun Second: Irene
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jung Soojung Second: Krystal
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.