Prolog

58 6 8
                                    

"Gue kayanya punya gebetan baru." Ujar perempuan yang duduk paling depan dengan semangat 45-nya menghadap ke bekalang dimana dua temannya sedang sibuk menyalin tugas.

"Tokoh cerita mana lagi yang Lo maksud??" Tanya perempuan berambut pendek itu menyeringai.

"Siaal. Ini bukan tokoh cerita tapi tokoh dalam hidup Gue." Ujarnya penuh percaya diri.

"Udah kebal gue mah sama khayalan Lo, yang suka di luar nalar." Ujar perempuan yang paling tinggi diantara mereka.

"Dukung nggak, kalo misalkan gue ngejar dia secara brutal dan ugal-ugalan!?" Tanya perempuan itu antusias kepada 2 orang temannya.

"Tergantung siapa orangnya."

"Siapa sih emang?"

"Dia.."

◇◇◇

Motor yang di tumpangi dua orang beda jenis kelamin itu melaju pelan mengikuti arus jalanan yang sedikit ramai di sore yang sudah mulai gelap itu.

"Lo gak kedinginan??" Tanya laki-laki yang memegang kendali motor tersebut.

Perempuan yang duduk dibelakangnya menggeleng. " Kamu setiap anter aku pulang nanya itu terus, kenapa??"

"Nanya aja. " Balasnya singkat.

"Biar apa begitu??" Tanya perempan itu lagi di iringi sedikit kekehan karena melihat wajah kesal laki-laki yang memboncengnya itu.

"Biar Lo peka!" Balasnya sedikit jengkel.

"Hahaha, permisi yaa." Ujar perempuan itu dengan tangan yang perlahan mulai maju,masuk ke saku jaket laki-laki didepannya. Tangannya melingkar sempurna di pinggang keras pria yang lebih dewasa darinya.

"Kakak kalo mau di peluk padahal tinggal bilang lho." Ujarnya sedikit tertawa.

"Seharusnya Lo peka setiap gue nanya gitu. Sengaja banget emang buat gue kesel."

"Kakak kalo marah lucu, ada tanduknya keluar." Balas perempuan itu diiringi tawa, membuat laki-laki itu mengumpat ringan.

"Sialan.."

"Marah??" Tanya perempuan itu ketika tawanya mereda, Dengan dagu yang sudah bertengger manis di pundak kanan seniornya itu.

Laki-laki itu menggeleng. "Gue ga bisa marah sama Lo." Ujarnya lembut.

"Halaah. Di depan anak-anak aja, kamu ngomong aja pake bentak-bentak aku!?" Cibir Perempuan itu.

"Nggak Berlaku kalo kita lagi berduaan." Ucapannya enteng tapi mampu membuat perempuan di belakangnya tersenyum.

"Ga usah gombal, gombalan kamu nggak mempan buat aku." Ucap perempuan itu yang kemudian merebahkan kepalanya pada pundak laki-laki itu, dengan tangan yang masih memeluk pria didepannya namun tertutup karena saku jaket laki-laki itu.

Laki-laki itu terkekeh ringan.

☆☆☆

Rill Cuyyy...

Kata-kata "Jangan pernah membuat seorang penulis jatuh cinta, karena kamu akan abadi dalam karyanya."

Terima kasih udah mampir orang-orang baik🙆🏻‍♀️

Jangan lupa Vote seeeng🫶

Storge LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang