13

10 2 0
                                    

Bukan hal yang aneh ketika sepasang kekasih bertengkar dan saling mendiami dalam kurun waktu tertentu. Terkadang untuk menurunkan ego masing-masing, harus membutuhkan waktu, meskipun silent treatment menjadi hal yang sangat berpengaruh menimbulkan renggangnya suatu hubungan.

Overthinking. Overthinking sejujurnya hanya bisa di kelola oleh diri sendiri. Orang lain hanya bisa bertindak sebagai penenang dan support. Tidak terlalu menjamin begitu banyak, akan tetapi setidaknya bisa membantu sedikit. Namun, yang mendominasi memang diri sendiri yang bisa mengatasi, yang bisa menyelesaikan, yang bisa menenangkan, semua bergantung pada diri sendiri.

Meski menenangkan diri sendiri jadi hal yang benar-benar sulit. Harus sendiri, berjuang sendiri. Terlihat begitu kuat. namun nyatanya begitu menyedihkan. Dan hal yang pasti, overthinking sejujurnya hanya sebagai usaha, yang melelahkan untuk sesuatu yang tidak pasti.

Udara malam memang semenenangkan itu. Setelah mengistirahatkan tubuh dan pikirannya seharian. Akhirnya Alana memilih keluar berbelanja kebutuhannya yang sudah habis bersama Adiba.

Tentunya dengan sepanjang perjalanan yang di isi dengan gosip terhangat kala itu. Tentang kisah percintaan teman-temannya yang tidak ada habisnya dengan pertengkaran, Dan akan ada pertengkaran baru di setiap minggunya. Dilanda Filling Lonely, perselingkuhan yang tertangkap basah, berujung overthinking dan menyertakan si gamon, si baperan, dan ada cintanya yang tak terbalas.

Di pusat perbelanjaan itu, Alana dan Adiba bergelut dengan banyaknya type kebutuhan remaja, tapi mereka hanya membeli barang yang memang mereka butuhkan. Mulai dari perawatan rambut, wajah, hingga badan mereka. Tak lupa juga dengan kebutuhan rumah yang mulai berkurang.

"Kenapa harum parfumnya, jadi wanginya Jevan semua." Ujar Alana terus menciumi satu persatu parfum yang berjejer rapi di rak khusus wewangian itu.

"Itu karena Lo terlalu mikirin dia." Timpat Adiba.

"Ck, nggak juga." Balas Alana karena memang tidak merasa sedang memikirkan Jevan.

Ting..

Suara notifikasi itu mengalihkan segala atensi Alana.

Jevano Narendra

Dimana?

/send a picture
lagi belanja.

Sama siapa?

Temen rumah.

Harus banget malem?

seruu tauu.

Ya udah jangan kemaleman pulangnya.

iyaa.
kamu lagi ngapain?

/send a picture
Nugas.

iya udah.

Sedikit tapi berkesan. Tidak jelas, namun mampu membuat siapa saja terlena. Jika di tanya apakah Alana merasa bersalah karena terlalu berlebihan merespon Jevan, tentu.

Semua orang pun tau, bahwa mencintai milik orang lain adalah suatu kesalahan.

Tapi jika ada pilihan, semua orang tidak akan memilih bertemu dengan orang yang tepat di waktu yang salah.

Karena sejujurnya mencintai tanpa memiliki, itu sepenuhnya adalah luka.

"Malah ngelamun." Tegur Adiba menyenggol sedikit bahu Alana, membuat perempuan itu tersadar kembali.

Storge LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang