BAB 6

4.4K 208 4
                                    

Maapkeun ya gess mimin baru up soalnya kemarin sibuk
Selamat menikmati :')


Diruang bawah tanah yg gelap terdapat sosok manis yang sedang di pasung. Punggung mulus putih yg terhias cambukan dan wajah berantakan penuh luka.

" bagaiman apa masih ingin membuat kesalahan? " vincent mengcengkram erat pipi gembil itu "tida.. Uw..uwiss nna maap.." jawb yg lebih kecil dengan nafas yg tersegal segal. Badanya masi lemas apalagi demamnya belum turun. Vincent melepas pasugannya pada louis kemudian menjambak rambut coklat madu tersebut.

"shoun, siapkan dia lalu bawa kemobil ku" anak buah vincent yg sudah mengerti maksud dan tujuan vincent hanya mengganguk lalu mempersiapkan si budak. Louis yg melihan shoun mendekatinya hanya menddongak dengan mata sayu kelelahan "berdiri" ucapan dingin yg membuat tubuh si kecil berusaha bangkit walupun susah.

Shoun menyeret si budak keruang ganti " siapkan dia " maid dengan cepat dan telaten menyiapkan louis. Yg di siapkan hanya pasrah tak berani memberontak. " bibi, uwis nna mau temana? " bingung louis pasalnya ia takut akan di jual kembali " saya tidak tahu " maid menjawab seadanya takut apabila berkata salah atau berinteraksi lebih kepada sang budak akan menerima hal yg sama seperti sang budak.






Dan seperti dugaan louis ia seperti ingin dijual pasalnya sekarang ia duduk di pangkuan sang tuan di club asap rokok bertebaran di mana mana, bahkan bau alkohol menyegat di indra penciumannya. Ruangan VVIP itu berisi sang tuan dengan 4 orang louis hanya mengenal 1orang yaitu jack, orang yg sebelumnya menjualnya pada tuannya.

"wah ku tak sangkah kau membawhanya" ucap jack sembari meminum wine "apa dia mainan barumu ?" ucap lelaki berambut blonde dengan mata biru laut "ya, bagaimana dengan mainan mu damian " ucap vincent bisa louis tau bahwa lelaki berambut blonde dengan mata biru laut itu adalah damian namnya. "Aku tak tahu" Bagaimana tak tahu pasalnya damian menguji mainan nya itu dengan mendorong sang mainan dari lantai 3 ke kolam berenang. Sekarang kabar sang mainan tak diketahui hanya dokter dokter dari keluarga damian ashleyr yg mengetahuinya.

Sendari tadi louis mengucek matanys menahan kantuk, ia kelelahan bagaimana tidak sehabis di cambuk ia langsung di bawah ke club.

Tok

Tok

Tok

Pelayan masuk, dengan menggunakn pakaian sexi, sepertinya ia tak sadar sedang masuk kekandang yg salah. Niat menggoda sepertinya berujung ajal. " ini tuan minumannya " ucap pelayan dengan pakaian kekurangan bahan itu. Ia sengaja menggoda vincent beserta 4 orng lainnya. Namun berbeda denga lelaki berambut hitam dengan mata hijau tersebut.

"duduklah disini manis" imbun si rambut hitam bermata hijau tersebut "baik tuan" mereka berdua melakukan adegan tak senonoh seperti berciuman dan lain sebgainya. Louis yg melihat itu justru ketakutan ia melihat seperti si rambut hitam ingin memankan perempuan malang itu. Louis menyembunyikan wajahnua pada dada bidang vincent tangannya gemetar meremas punggung bersetelan jas milik vincent.

"ada apa" vincent sedikit menunduk melihat si budak sedangkan louis menggelengkan kepalanya smbil mendonggakan kepalanya menghadap vincent terlihat jelas pantulan mata bulat itu ketakutan. vincent sedikit mempererat pelukan pada pinggang milik louis "Kenapa apa ada yg salah? " si budak hanya menggeleng

"eunghhh....ahh...stophh" erangan milik perempuan tersebut. Ia sudah bertelanjang dan tak menggunakan sehelai benang apa pun "eungh....tuanh...stophhh.." ia menggilla kala nippel nya di makan rakus " berhenti melakukan hal menjijikan itu Felix oliver aku ingin mual " ujar pria berambut silver dengan mata berwarna biru redup " fuck nathan arlnaut katakan saja kau ingin"

"sialan siapa yg mengigingkan jalang longgar" serkas nathan "baiklah akan kusudahi " felik dengan cepat melempat perempuan itu lalu mengelurkan pistol dari kantongnya

Dor

Dor

Dor

Perempuan malang, niat ingin memuaskan hasrat malah bertemu sang pengcipta. Louis yg melihat semua itu gemetar ketakutan ia mengeratkan pelukanya pada vincent ia gemetaran hingga mulutnya ikut gemetar "hei manis ingin main juga" ucap felix mencoel pipi gembil itu menyebab kan pipi gebil itu bernoda darah akibat tangan felix. " ti..tida....uw..uwwiis....bu..butan..anat...nactall..." louis menggeleng dengan posisi wajah masih di dada bidang vincent

"kalau berbicara pada orang tatap matanya" ucap vincent dingin. Louis membalikkan wajahnya pada felix dengan pipi merah gembil yg kebanjiran air mata serta bibir gemetar yg melengkung kebawah matanya menyiratkan ketakutan saat berhadapan dengan felix "kalau kau nakal makan akan seperti itu juga" senyum felix dengan wajah masih ada cipratan darah.

"uwwish...ndak...atan...nactal...hiks..." tak bisa lagi membendung air mata tersebut ia ketakutan. Louis kembali menelusupkan wajahnya pada dada bidang vincent. " apa aku mengijinkan mu menangis? " dingin vincent, dengan cepat tangan gembrot itu membersihkan air matanya menggunakan punggu tangannya dengan gemetar.

Vincent kembali mmebahas perusahaanya dengan membiarkan louis menangis tanpa suara, bahkan budak itu menatap sekeliling dengan tatapan kosong pada matanya yg di banjiri air mata.

















Segitu aja dlu gesss
Semoga terhibur dengan kegabutan mimin :)





SI MANIS BUDAK MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang