Bagian 27 (preview)

306 18 0
                                    

preview....

When you're a good person you don't lose people, but people lose you.

" Jadi Jun, sekarang, lo bisa berpikir lebih jernih kan?" Tanya gue lagi selepas ada jeda sepuluh langkah dari tempat Arjuna di gantung.

Seolah baru tersadar sesuatu, Arjuna langsung membuka mata dan terkejut dengan diri gue yang masih berdiri di sekitarnya. " Jeff, lo masih disini?"

Gue hanya memiringkan kepala sembari menaikkan bahu santai. " Gue mau bahas perkara yang tadi."

" Jeff, yang tadi gue bilang itu__"

Gue menyela cepat, " Tahu kok gue, Jun. Gue tahu gimana capek pikiran dan perasaan lo semenjak berurusan sama Jihan. Walaupun gue ngga bisa sepenuhnya memahami alasan kenapa lo bantu Jihan, selain rasa cinta tentunya, gue cuma berharap, apapun hal yang membuat lo kesulitan, plis jangan sungkan ngomong ke kita semua terutama ke gue. Kita itu udah sabahatan dari lama. Jangan pernah berpikir kita akan ninggalin lo perkara ginian doang. Kita pasti akan bantu asal lo emang ingin dibantu. Asal lo mau terbuka sama kita semua. Jadi gue minta tolong banget sama lo Jun, jangan ada yang ditutup-tutupi. Sama sekali."

Dalam keadaan terbalik, Arjuna mengerjapkan mata yang sekilas bisa gue lihat berair. Tapi walaupun begitu dirinya lekas menutupinya dengan tawa kecil.

" So sweet amat sih lo. Pengen gue cipok nih!" Terusnya dengan gesture genit.

Mata gue memutar cepat, botol mineral yang sudah kosong langsung gue lemparkan kearah dia.

" Anying, kena mata gue bego jep!"
Gue tertawa sembari berjalan mundur meninggalkan manusia monyet itu. Sebelum benar-benar pergi gue memberikan sebuah kalimat final untuk Arjuna.

" Apapun Jun, apapun kesalahan gue akan gue abaikan kecuali lo melukai orang-orang yang gue sayang. Cuma itu, alasan yang ngga bisa gue maafkan, sama sekali."

Kalimat yang sayangnya setelah 3 bulan berselang, hancur berantakan dan tidak berarti lagi.

***

Karena sejak awal, gue ngga pernah sedikitpun melirik dan punya perasaan buat Jihan. Sedari awal gue sudah jatuh hati dengan Anne. Dan semua cerita awal tentang usaha gue pedekate kepada Jihan adalah hal yang cuma ada di kepalanya Jihan.

Anne bukan anak yatim piatu, dia adalah anak kedua dari pasangan duta besar yang bertempat tinggal di Australia. Anne hidup serba berkecukupan dan sesekali di pantau oleh kakak laki-lakinya bernama Chakra yang kebetulan sudah sukses dan bekerja di Jakarta sebagai direktur perusahaan parfum.

Semua yang diceritakan terkait kondisi Anne yang kehilangan segalanya dan menjadi yatim piatu adalah wujud penggambaran dirinya sendiri.

Anne bukan sosok lemah dan lembek seperti apa yang diceritakan Jihan, dia merupakan mantan pemenang kontes kencatikan yang diselenggarakan di Australia saat dirinya menginjak high school.

Pribadinya kuat tetapi tetap memiliki sisi lembut dan anggun. Maka dari itu tak mengherankan jika Anne menunda kuliah selama dua tahun demi mengejar karir terlebih dahulu baru saat gue sudah akan naik ke tingkat akhir dirinya baru mulai masuk kuliah. Iya, gue, Anne juga Kalisa sebenarnya seumuran.

Cup!

Gue mengerjap saat seseorang dengan wangi mawar mengecup sebelah pipi gue.

Menyadarkan betapa seriusnya gue sedari tadi sampai langkah kakinya yang memasuki kamar tidak gue sadari sama sekali.

" Lagi liatin apa sih? Serius amat sampai pacarnya dicuekkin."

Anne mendudukan diri di bangku rias sembari meletakkan sling bagnya pada sisi meja pojok, kedua tangannya sudah bersedeku menghadap gue dengan mata menyipit.

" Mikirin cewek lain ya?" tanya dia dengan wajah curiga dilebih-lebihkan. Gue tahu pertanyaan yang ia lontarkan jauh dari kata serius. Karena semesta pun tahu betapa bucinnya gue sama dia. Mana mungkin gue bisa berpaling dan memilih mendua dengan perempuan lain. Itu namanya gue tolol tingkat dewa.

" Cewe lain apa sih, yang!"

Gue berdecak sembari bangkit dari ranjang, sebelah tangan gue terulur untuk bisa meranjaknya. Dengan gemas gue dekap dia agar bisa tidur bersama gue diatas ranjang. Dengan gerakan kecil dirinya berontak untuk melepaskan diri setelah tubuhnya benar-benar menindih diatas gue.

" Ih kamu bau, sana jauhan!"

Tangan lentiknya beralih menutup hidung sembari lidahnya terjulur usil, gue yang sifat usilnya juga ngga ketulungan, ikut menjulurkan lidah sepanjang mungkin dan mendekatkan wajah agar lidah kami bisa bersatu. Dengan gerakan sensual, gue menjilat bagian bawah lidahnya, kedua tangan gue rekat menahan tengkuknya agar tak bisa menjauh.

Lima detik yang gue habiskan untuk membelit dan diakhiri dengan kecupan singkat dipermukaan bibirnya yang manis.

" Ih mesum! Kata Bang Chakra ngga boleh berbuat mesum selama kamu ke rumah tau Jeff!" Matanya melotot lucu, sedangkan kedua tangannya santai rebah diatas dada gue.

***


Byur!

Tangan gue gemetar saat sekuat tenaga melawan arus dan meraih tubuh lemas itu agar tidak terbentur batu tajam untuk kesekian kalinya.

" Anne, hold my hand please," gue terisak tercampur air sungai ketika akhirnya dengan tenaga yang tersisa kaosnya yang koyak bisa gue raih dengan satu tarikan cepat.

Oh God, Thanks.

Mata gue terpaku dengan iris yang bergetar, melihat pemandangan semengerikan ini tentu ngga pernah masuk dalam list hidup gue. Selama ini ngga pernah gue bayangkan wajahnya yang selalu ceria bisa sepucat dan seberdarah ini. Dada gue sesak saat menemukan robekan panjang yang melintang disepanjang perut bagian bawahnya, juga memar membiru yang berada di bagian tulang kaki bawah.

" Sayang, please_"

***

A/N : updatenya malam banget Gilak! sori gais, soalnya kerjaan banyak huhu, ada waktunya kalau malam doang :')))

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A/N : updatenya malam banget Gilak! sori gais, soalnya kerjaan banyak huhu, ada waktunya kalau malam doang :')))

jangan lupa lanjutannya dikaryakarsa ya ❤️❤️

Jatuh Hati [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang