Bagian 32 (preview)

293 14 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ Roseanne]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[ Roseanne]

" Sumpah kamu tuh kalau ngambek nyebelin tau ga?"

Kak Jeff masuk ke bagian kamar dan melesakkan diri dalam kungkungan selimut. Dengan cepat aku menariknya sebelum tubuh besarnya lengkap tertutup. Wajahnya mendelik protes.

" Aku mau tidur! Sana pulang!" Usirnya tak berdosa.

" Pulang? Aku udah capek-capek kesini lho habis pulang kerja! Kamu tega ngusir aku?"

" Duduk dulu, sini bicara empat mata yang bener!" Seretku memaksanya duduk ketika dirinya hampir menarik selimut lagi. Mulutnya berdecak, tapi aku tak peduli.

" Kamu kesel cuma gara-gara aku beli keperluan liburan bareng Minggu?" Tembakku langsung tanpa basa-basi.

Tangannya yang semula masih memilin selimut kini reflek menghempaskannya tepat di depan mukaku.

" Cuma?! Kamu bilang CUMA?!"

Aku reflek menutup telinga karena pengang. " Biasa aja kenapa sih ngomongnya, ngga perlu teriak-teriak begitu."

" Ck! Kamu tuh gitu ya, senengnya menggampangkan sesuatu!"

Dahiku mengerut bingung, " Kamu serius cemburu? Ini Minggu lho, Kak. Bukan cowok lain." Kataku disertai tawa.

Kedua bola matanya berputar dan memandangku tak habis pikir. " Minggu jelek begitu tetep cowok ya, Ne."

dst...

Mengigit bibir, kutundukan kepalaku karena merasa kecewa. Walaupun aku tahu ini demi kebaikanku, tapi rasa kecewa tetap tak bisa sirna dalam benak.

Aku masih urung membuka mulut, malah yang aku ngga sangka satu senggukan keluar dari mulutku begitu saja.

" Astaga, sayang kok tambah nangis."

Kepalaku menggeleng karena rasanya ini terlalu berlebihan, tapi entah kenapa rasanya begitu nyaman dan menyakitkan secara bersamaan. Kalian pernah merasakan seperti ini juga? Saat sebenarnya keadaan kita tak sesedih dan semenderita itu tetapi karena ditanyai sebegitu lembutnya oleh seseorang yang mengerti kita, membuat hati kita malah merasa haru sekaligus sedih secara bersamaan.

" Maaf." Dengan senggukan yang masih terdengar, kudongakan kepalaku untuk bisa menatap wajahnya.

" Jangan minta maaf, sayang. Ya Tuhan, aku yang harusnya minta maaf, aku ajak kamu liburan biar kamu seneng, bukan malah buat bikin kamu sedih kaya gini."

dst...

" Ngga mau!" Aku membentaknya, wajahnya sendu dan aku tahu mungkin itu terakhir kalinya aku bisa memandang sorotnya.

" Kamu harus terus hidup demi aku, Sayang."

Dan detik itu pula, kuingat dengan jelas napasnya yang terhenti tiba-tiba, matanya yang menutup lekat juga degup jantungnya yang hilang dan tak kembali lagi.

Aku berteriak kesetanan dan meraung meneriaki namanya yang aku yakin hanya bepura-pura tuli tak mendengarku. Tubuhku baru merasakan sakit dan kegelapan menjemputku saat satu harapan muncul dalam secercah ingatanku.

dst...

Dan kini, aku bisa tersenyum kecil saat ku lihat wajahnya yang berurai air mata mendekat pada ranjang tidurku, menggenggam jemariku yang berbalut infus dengan lembut. Kemudian mendekatkan mulutnya pada telingaku hanya untuk berbisik lembut.

" Princess, terima kasih sudah kembali, terima kasih karena selalu hidup untukku."

Dan kini, aku sudah kembali. Menemuinya, lagi


a/n: untuk bisa membaca secara lengkap silahkan ke karyakarsa :)

Jatuh Hati [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang