Bagian 31 (preview)

118 9 0
                                    

[Roseanne]

-flashback-

" Lihat aku, ngga usah kamu pedulikan orang yang lihat kesini. Mereka itu iri sama aku, karena bisa dapet pacar secantik kamu."

" Apaa__"

Mulutku hampir protes ketika tahu-tahu sebuah permen berperisa jeruk masuk ke dalam mulutku, membungkam semua protes yang hampir aku muntahkan.

Aku mendelik, " Kak jeff mah gitu, kalau aku keselek gimana?"

Dirinya yang masih memegang daguku hanya menaikan bahu sembari tersenyum jahil.

" Itu kan permen ada gagangnya, sayang. Lagipula kalau sampai keselek beneran gara-gara permen, palingan..." maniknya yang dalam menatapku main-main.

" Kasih napas buatan kali ya. Gampang lah pokoknya, serahin ke aku pakarnya." Sahutnya dengan memayunkan bibir.

Hal itu membuatku benar-benar terbatuk, bukan karena tersedak permen, tetapi tersedak ludah sendiri. " Uhukk!"

" Eh, kok kesedak beneran sih, Ne! Aduh, bercanda tadi aku, yang!"

" Minum nih, minum!"

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

dst

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

dst....

" Permisi mbak, eh mbak, astaga, mbaknya cantik kok budeg sih ah!"

Sosok yang seharian tadi kekeuh datang ke MYF selepas urusan bimbingannya selesai, langsung bangkit sampai hampir tersandung sepatunya sendiri ketika aku memutuskan langsung pulang tanpa menyapanya.

" Sayang, berhenti dulu sih, itu sepatu aku ketinggalan." Katanya berselimut keluh.

Aku tidak tahan ketika beberapa atensi pengunjung café melihat kami, bahkan Bang Leo, manager sekaligus pemilik café tempatku bekerja juga sesekali mencuri pandang. Mereka sama-sama menertawakan tingkah Kak Jeff yang kelewat teledor. Langkahku hampir mencapai pintu ketika tangan besar miliknya berhasil mencapai lenganku.

Kuhembuskan napas ketika netraku menangkap sneaker berwarna hitam teronggok ditengah-tengah jalan menuju pintu keluar. Dimana area itu masih beberapa kali berseliweran pengunjung yang datang.

" Ya udah ambil sana." Jawabku.

Kepalanya celinguk memandang sepatu, kemudian kembali kea rah wajahku lagi.

" Tapi jangan tinggalin? Kamu pulang bareng aku hari ini ya?"

dst....

" Kamu emangnya tahu aku marah kenapa?" pancingku sembari meliriknya tajam, berpura-pura kembali marah.

" Ya...ngga tau, kan aku tanya kamu dichat tadi pagi kamu ngga bales apa alasannya." Jawabnya terdengar seperti menggerutu.

" Coba kamu tebak dulu deh," kataku dengan nada yang lebih ringan.

Dahinya mengerut dan memandangku tidak yakin, kemudian menggeleng keras.

" Ogah ah, nanti aku salah lagi. Dikira mesum lagi, dikira mendiskreditkan perempuan, dikira menggampangkan ciuman." Tembaknya beruntun yang memang sengaja dilakukan untuk menyindirku.

Mau tak mau aku tertawa keras, sampai perutku terasa sakit.

" Seneng ya lu bikin laki lu kaya orgil seharian ini."

Masih dalam keadaan tertawa, aku meliriknya yang menggerutu namun yang lucu, raut wajahnya tersungging senyum seolah ikut bahagia melihatku tertawa sekeras ini.

dst....

A/N : untuk membaca lebih lengkap di karyakarsa.

Jatuh Hati [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang