Chapter 5

97 11 3
                                    

Perlu gw kasih tau kalo ini gw double up karena vote udah lebih dari apa yang gw tentuin, happy reading..
Thxx buat vote nya~~🎧🎧

______________________________

"lagi apa?"

Lontaran dari arah belakang, dapat membuat seorang pria mungil yang sedang menunggu jemputan itu tersentak kaget.

Dengan segera ia membalikkan tubuhnya dan tak lama dari itu dada bidang entah milik siapa sudah berada tepat dihadapan wajah miliknya, yang tanpa sebab pula membuat kedua pipi chubby miliknya memerah semerah kepiting yang baru saja selesai direbus.

"lagi apa?"

Lontaran datar terkesan dingin kembali terucap dari belah bibir berbentuk love milik seorang pemuda yang tak lain dan tak bukan, 'Bumi'.

"eh, B-bumi..hehe, Bumi lagi nga-ngapain disini?"

Tak menjawab Bumi hanya terdiam, seolah sedang menuntut pertanyaan yang tadi ia lontarkan, namun pertanyaan itu masih belum dijawab oleh pemuda mungil dihadapannya ini.

"B-bumi? Eh, ohh itu. Lagi anu, nu-nunggu jemputan, hehe."

Lontar Langit saat tau tujuan dari terdiamnya Bumi barusan.

Mendengar jawaban tersebut, Bumi mengangguk-anggukan kepalanya mengerti.

"eumm, B-bumi sendiri, ngapain Bumi disini? Nunggu jemputan juga yaa?"

"halte."

"o-ohh.."

"terus kenapa Bumi ga ke halte? Kat-"

"gw temenin."

"hah? Eh, nemenin Langit?"

"hm."

"ga usah, Bum-"

"ga usah banyak tanya, gw cuman mau nemenin lo, ga lebih."

Lontaran panjang milik Bumi yang baru saja Langit dengarkan dapat membuat Langit diam seketika, lontaran tersebut, lontaran terpanjang yang pernah Langit dengar dari Bumi, selama ini Langit hanya mendapat respon singkat, tetapi barusan..

Ah sudahlah,

"eumm, Bumi."

"hm?"

"anuu, tugas kelompok."

"kenapa?"

"itu, Langit sama willi ada niatan mau kerkom nanti malem dirumah Langit, Bumi ada waktu?"

"malem ini?"

"huum."

"nanti gw liat, kalo ga ada waktu gw hubungin lo, lo kasih gw tugas lain aja biar gw kerjain dirumah nanti."

Lagi, lontaran panjang itu.

Entah apa, hal tersebut dapat membuat Langit senang tanpa alasan yang jelas.

"ohh oke, tapi nom-"

Belum selesai berbicara, Langit disodorkan ponsel milik Bumi.

"h-hah??"

"nomor lo, gw ga punya."

"eh, oh, anu bentar."

Setelah kegugupan itu Langit menerima ponsel milik Bumi dan mulai memasukkan nomor miliknya beserta namanya.

"ini, nanti Bumi hubungin ya, kalo ada waktu nanti Langit sherlock."

"hm."

Setelah perbincangan yang lumayan lama itu sebuah mobil tesla model X berwarna hitam datang dan berhenti tepat dihadapan kedua pemuda yang berbeda tinggi itu.

Langit dan BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang