Chapter 4

150 20 2
                                    

Brakk..//

"ANJINGG!!" sentak pemuda jakung ber name tag Arcelio tersebut sembari membalikkan badannya menghadap pintu kelas yang baru saja didobrak dengan kasar oleh..

"WOY SET SANTE ANYINGG GA USAH PAKEK ACARA BRAKK BRUKK BRAKK BRUKK BEGITU!!" timpalnya lagi.

"hehe, I'm sorry.." cengir pemuda manis tersebut.

"hihi, aim sowrry.." timpal El mengikuti lontaran kalimat dari pemuda manis dihadapannya ini.

"ck, maap elahh." ujar pemuda manis ber name tag Arjuna itu.

"cih." decih El kesal.

"Langit mana?"

"noh lagi nangkring diatas meja."

"bejir, gw tanya serius cok."

"gw selalu serius sama lo,"

"hah? El suka Juna?" ucapan polos itu terlontar begitu saja dari belah bibir tipis semerah ceri milik Langit yang baru saja menapakkan kaki nya di kelas.

"hah?" bingung Juna sembari menatap Langit.

"hah?" bingung Langit juga sembari menatap Juna.

El memilih diam dan memperhatikan kedua pemuda manis dihadapannya ini dalam diam, ah ralat, eumm maksudnya salah satunya?

Lupakan saja, tidak begitu penting bukan?

"kalian lagi bahas apa?" ujar Langit setelah meletakkan ransel miliknya di belakang bangku milik El dan Juna.

"bahas masa depan." celetuk Juna.

"humm? Masa depan?" tanya Langit bingung.

"iya." celetuk Juna.

"kalian bahas itu tadi?" tanya Langit lagi.

"iya." celetuk Juna lagi.

"kalian berdua?" tanya Langit lagi.

"iyaa." celetuk Juna jengah.

"El sama Juna mau nikah ya?" tanya Langit.

"iya." celetuk Juna kembali.

"eh," sambung Juna dengan raut wajah yang tidak bisa ia artikan sendiri.

"wihh, kapan?" celetuk Langit dengan tampang polosnya.

"enggak anjing!!" sentak Juna kencang.

"ishh, ga usah ngegas dong, Langit manusia ya bukan anjing!!" sentak Langit tak kalah kencang.

"ck." decak Juna yang masih kesal dengan apa yang ia lontarkan tadi tanpa disengaja.

"kiww, liat tugas inggrisnya dongg."

"El belom?"

"belom, liat yaa, pwisss.."

"humm.."

"ga, ga bolehh."

"uhmm, plizzz.."

"minta Juna sana."

"cuma sih, kalo minta sama maung nih ga bakal dikasih."

"sapa yang lo panggil maung?"

"ga tau, siapa yaa?"

"cih, nih.." ujar Juna malas.

"nihh.." ujar Langit.

"nahh, gitu kek tiap ada tugas Njun, gw kasih liat."

"enak di lo nyet."

"hehe."

"Bumi mana?"

"ga tau, kenapa?"

"itu, ada tas nya tapi orangnya ga da."

Langit dan BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang