Tukeran (2)

186 16 1
                                    

Langit sudah berubah menjadi gelap dan jam sudah menunjukan pukul tujuh malam. Saatnya Yunho pulang dari kerja paruh waktunya, dia mengganti pakaiannya dengan seragam yang ia pakai tadi siang. Tak lupa Yunho berpamitan dengan pemilik toko dan meminta bayarannya untuk hari ini.

Yunho berjalan dengan perlahan sambil matanya menyelidik sebuah amplop yang diberikan oleh pemilik toko. Yunho tersenyum tipis uang yang ia dapat bisa untuk membeli buku dan keperluan harian selama beberapa hari.
Setelah memastikan uangnya sudah ditaruh di tempat yang aman Yunho mempercepat laju jalannya untuk pulang ke rumah.

"Aku pulaanggg"
Ucap Yunho seraya membuka pintu rumah yang dimana saat pintu terbuka langsung menampilkan ruang keluarga yang menyatu dengan dapur.

"Hallo sayang, gimana sekolahnya? Lancarkan? Kamu pasti capek mending habis ini kamu mandi habis itu makan ya?"
Sang ibu dengan perhatian mengambil tas sekolah milik Yunho dan menaruhnya di meja belajar anaknya.
Yunho pun dengan patuh menuruti apa yang dikatakan ibunya dan langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tak butuh waktu lama bagi Yunho untuk mandi sekarang dirinya sudah duduk manis di depan tv tabung sambil menunggu ibunya mengambil meja lipat sebagai tempat mereka makan.

"Sini bu, aku bantu"
Dengan sigap Yunho langsung mengambil alih meja lipat yang dibawa ibunya membiarkan sang ibu mengambil makanan dan diletakan di atas meja lipat.

"Makan ini lagi bu?"
Tanya Yunho saat melihat ibunya manaruh sup rumput laut di meja lipat dan nasi. Hampir setiap hari Yunho dan keluarganya memakan makanan ini, rasanya Yunho sangat muak.

"Maaf hari ini ibu belum sempat belanja. Jadi makan seadanya dulu ya?"
Ucap Ibu Yunho kepada anaknya saat melihat bahwa makanan yang ia buat hanyalah makanan sederhana.
Mendengar apa yang dikatakan ibunya membuat hati Yunho berdenyut sakit, sampai kapan keprihatinan ini akan berlanjut?

"Dari sebelum-sebelumnya ibu juga bilang kayak gitu terus"
Jawab Yunho sambil menunduk membuat ibunya hanya bisa menatap anaknya sendu. Sang ibu memang tidak bisa membelikan bahan makanan yang lebih dari ini. Semua uang yang diberikan hanya bisa untuk membelikan kebutuhan sekolah Yunho dan membayar uang bulanan.

"Maafin ibu sayang, oh iya ayah hari ini lembur jadi pasti bawa uang lebih. Uangnya bisa ibu pake buat beli bahan makanan"
Yunho tidak menjawab dia hanya memandang ibunya dan memakan makanan yang tersedia. Uang lembur katanya? Memangnya atasannya suka memberikan ayahnya uang lembur? Rasanya tidak. Atasan ayahnya saja sangat pelit terhadap karyawannya.

"Emangnya atasan ayah suka ngasih uang lembur ke ayah?"
Tanya Yunho sedikit kesal karena meratapi nasibnya yang sangat kekurangan. Membuat sang ibu hanya menatap anaknya sedih apa yang dikatakan Yunho benar, suaminya tidak pernah mendapat uang tambahan saat ia lembur.

"Udah-udah besok ibu bakal belanja beneran deh. Jadi gimana hari kamu hari ini?"
Karena tidak ingin ada perdebatan di antara keduanya sang ibu mengubah topik dengan menanyakan hari sang anak. Sepertinya mendengar cerita dari Yunho dapat membuat atmosfer di sekitar jadi lebih baik.

"Hari ini baik bu"
Jawab Yunho membuat sang ibu tersenyum akhirnya mereka berdua makan sambil menceritakan hari yang dilalui Yunho. Mulai dari sekolah dan kerja paruh waktu, bahkan Yunho juga memberikan semua uang yang ia dapat dari bekerja kepada ibunya.

Sang ibu bersyukur masih bisa memberikan perhatian yang cukup kepada Yunho meski ia belum bisa memenuhi keinginan anaknya.

●●●

"Aku pulaanggg"
Di lain sisi dan di jam yang sama Mingi baru pulang dari les privatnya. Dia langsung disambut oleh beberapa pembantu yang bekerja di rumah besar milik orang tuanya.

"Sini tasnya tuan biar saya taruh di kamar tuan"
Ucap salah satu pembantu dan Mingi memberikan tasnya dengan sukarela.
Setelah itu ia langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan pergi menuju meja makan untuk menyantap makan malam yang sudah pembantunya siapkan.

Saat Mingi duduk di kursi rasanya sangat kosong di meja makan seluas ini hanya ada Mingi yang duduk. Kedua orang tuanya terlalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Membuatnya harus makan sendirian tanpa ada yang menanyakan hari seperti apa yang Mingi lalui hari ini.

Ingin rasanya dia makan bersama kedua orang tuanya sesekali mengobrol dan menceritakan kejadian hari ini.
Rasanya ia merasa kalah dengan Yunho yang kedua orang tuanya selalu ada di sisi Yunho.

"Eumm bibi, mama sama papa hari ini pulang?"

"Tidak tuan, hari ini mereka ada projek di luar kota. Tapi katanya mereka akan membelikan tuan sepeda baru sebagai permintaan maaf"

Mingi mengangguk tanpa sadar menghela nafas yang ia inginkan bukanlah sepeda baru tapi keberadaan orang tua di sisinya.
Setiap ada acara sekolah yang mengharuskan orang tuanya ikut pasti yang datang adalah asisten orang tuanya membuat Mingi menjadi kesal.

Untuk apa hidup berkecukupan jika perhatianpun tidak Mingi dapatkan. Mingi ingin dibelai, diberi kasih sayang dari orang tuanya.

°

°

°

Haii~

Tukeran (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang