Tukeran (8)

82 11 0
                                    

Yunho melirik jam sudah menunjukan pukul tujuh malam membuat Yunho menghela nafas lelah. Jam segini biasanya dia sudah pulang dari kerja paruh waktunya tapi sekarang ia masih harus berkutat dengan buku-buku yang diberikan oleh guru lesnya.

Yunho bahkan tidak mengerti dengan apa yang guru lesnya ajarkan. Padahal pelajaran di sekolahnya tidak sampai serumit ini bahkan Yunho berhasil meraih ranking dua di kelasnya tanpa les privat.
Ya walau ranking dua sih, karena ranking satu selalu diraih oleh Mingi.

"Pak ini kapan selesainya? Saya pusingg"
Keluh Yunho dan mendapatkan gelengan heran dari sang guru.

"Kamu kenapa sih Yunho? Gak biasanya kayak gini, kamu sakit?"
Ucap sang guru melihat anak didik yang diajarnya sangat ogah-ogahan dalam mengikuti pelajaran. Padahal biasanya tidak seperti ini, Yunho biasanya sangat rajin dan patuh apabila disuruh mengerjakan soal.

"Saya jam segini biasanya kerja paruh waktu, yang biasanya les privat itu Mingi pak bukan saya"
Ucap Yunho tanpa sadar, membuat sang guru semakin mengernyit heran. Siapa itu Mingi? Perasaan anak yang ia ajar hanya Yunho.

"Mingi? Siapa itu Mingi?"
Mendengar hal itu membuat Yunho langsung menutup mulut. Sepertinya dia salah bicara, jangan sampai rahasia ini terbongkar oleh siapapun.

"Ng-nggak pak, nggak jadi, mending kita belajar materi selanjutnya aja hehe"

Yunho rasanya menyesal meminta diajar materi selanjutnya sekarang kepalanya terasa mau pecah. Harusnya tadi dia pura-pura sakit saja agar tidak usah ikut les dan bermain game seharian di kamar.

Saat ini Yunho tengah berada di dalam mobil sedang dalam perjalanan menuju rumah. Sedari tadi Yunho tidak berhenti untuk menguap dan mengeluh tentang hari ini, bahkan Yunho sekarang tengah menutup mata dan menyandarkan badannya ke kursi.

"Kayaknya Tuan Yunho capek banget"
Tanya Pak Hong basa-basi agar suasana di dalam mobil tidak terlalu sepi dan canggung.

"Huum, capek pengen cepet pulang"
Gumam Yunho seadanya dia sedang tidak mau diajak bicara. Dia hanya ingin pulang.

Melihat reaksi Yunho yang seperti itu membuat Pak Hong tersenyum seraya melihat anak dari majikannya itu dari kaca spion yang menggantung.

Tak berapa lama mobil mereka sampai di sebuah pekarangan rumah yang besar nan mewah. Setelah Pak Hong selaku supir pribadi Yunho memarkirkan mobil, Yunho langsung melompat keluar dan masuk ke dalam rumah.

Tidak memedulikan Pak Hong yang memperingati dirinya dalam berlari karena takut jatuh dan terluka.

"Akuu pulaanggggg"
Ucap Yunho semangat dia tidak sabar untuk mandi dan makan. Kemudian dilanjut bercerita kepada kedua orang tuanya.

"Selamat datang tuan, sini saya bawa tasnya"
Ucap Bibi Hwa ramah seraya mengambil tas milik Yunho dan membawakannya ke kamar.

"Terimakasih Bibi Hwaa"
Yunho sangat berterimakasih dengan Bibi Hwa setelah itu dia langsung pergi ke kamar mandi dan membersihkan diri.

Beberapa menit setelah Yunho mandi ia pergi ke ruang makan, Yunho dapat merasakan banyak sekali makanan lezat yang terhidang di meja makan. Akhirnya ia tidak perlu makan sup rumput laut lagi.

Saat Yunho akan duduk di kursinya ia merasa sedikit bingung. Kemana semua orang? Mengapa hanya Yunho saja yang duduk? Apakah keluarganya sudah makan malam?

"Bibi Hwa, mama sama papa kemana?"
Tanya Yunho kepada pembantunya yang kini menghampiri dirinya sambil membawa satu teko berisi teh kesukaan Yunho.

"Hari ini mereka sibuk tuan, mereka sempat pulang tapi setelah itu pergi lagi"
Mendengar penuturan Bibi Hwa membuat Yunho tanpa sadar menurunkan bibirnya.
Padahal tadi Yunho sudah membayangkan betapa menyenangkannya makan bersama sambil menceritakan tentang hari ini.

Ini tidak seperti biasanya Yunho tidak biasa makan sendiri. Dia terbiasa makan ditemani dengan keluarganya.

°

°

°

Tukeran (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang