Tukeran (12)

81 11 0
                                    

Malam hari saat Mingi tengah berjalan untuk pulang ke rumah tiba-tiba ada sebuah mobil yang berhenti di sebelahnya. Sebelum Mingi berhenti sejenak untuk melihat mobil siapa yang berhenti, dari belakang sudah ada seseorang yang mendekap Mingi atau lebih tepatnya menangkap Mingi dan memasukannya ke dalam mobil secara paksa.

Di dalam mobil Mingi berusaha untuk memberontak tapi usahanya sia-sia saat ia melihat seseorang dengan badan yang besar memukulnya dan membuat dirinya pingsan.

Dengan perlahan mata Mingi terbuka samar-samar ia melihat cahaya dari lampu yang dinyalakan.
Saat kedua matanya sudah terbuka sempurna Mingi perlahan bangun, merasa pegal dengan seluruh badannya.

Sebelum menyadari bahwa dirinya sekarang tengah berada di rumah Yunho atau lebih tepatnya di rumah Mingi dulu.

"H-hai?"
Sapa Yunho saat membuka pintu membuat Mingi yang melihatnya hanya menatap Yunho sinis.
Saat Yunho sudah berada di sebelah ranjang tempat Mingi tertidur, Yunho hanya diam sambil mengusap bagian belakang lehernya.
Pertanda bahwa dirinya tengah bingung sekaligus tidak enak karena sudah menyewa orang untuk menculik Mingi.

"Aku gak mau"
Bahkan sebelum Yunho bertanya pun Mingi sudah menjawab dengan penuh penekanan. Membuat Yunho yang mendengarnya hanya bisa menatap Mingi sedih.

"Ayolah Mingi, aku-aku kewalahan hidup kayak gini. Aku gak bisa hidup dengan bergelimang harta tanpa orang tua"

"Ya itu urusan kamu, aku gak ngerti kamu yang minta kehidupan kayak gini tapi malah mohon-mohon buat balik lagi? Dasar gak tau diri"
Yunho hanya diam tidak bergeming yang dikatakan Mingi benar, dirinya terlalu egois dan hanya memikirkan kebahagian dirinya sendiri tanpa memikirkan konsekuensi yang akan ia terima.

Membuat atmosfer di antara keduanya menjadi canggung. Mingi yang merasa kesal dan Yunho yang masih diam meratapi nasibnya.

Hingga tiba-tiba Pak Hong datang dengan Bibi Hwa. Mereka datang dengan tergesa-gesa dan langsung melihat keadaan Mingi.

"Tuan Mingi, tuan gapapa? Ada yang sakit?"

"Pasti anak itu yang nyakitin Tuan Mingi ya? Aduh habis ini tuan harus dirawat di rumah sakit agar cepat pulih"

Ujar Bibi Hwa dan Pak Hong secara bergantian membuat Mingi hanya menatap mereka sengit. Dia tidak butuh simpati mereka yang Mingi inginkan sekarang adalah pulang.

"Kalian berdua jangan nyalahin Yunho kayak gitu. Lagian kalian ini apa sih? Kenapa bisa tau masalah kita?"
Sungut Mingi membuat kedua asisten itu hanya diam berdiri sambil menunduk.
Bahkan Yunho yang semula menunduk jadi ikut menatap kedua orang itu.

"Entahlah Tuan, kita berdua juga nggak ngerti. Tau-tau dapet wangsit gitu"
Mingi dan Yunho hanya menatap aneh kepada Bibi Hwa. Alasan macam apa itu sangat tidak masuk akal.
Tapi apapun itu Mingi dan Yunho tidak peduli pokoknya yang Mingi inginkan sekarang adalah pulang.

"Aku mau pulang"
Ucap Mingi sambil turun dari ranjang dan mengambil tas yang tergeletak di kursi meja belajar milik Yunho.
Tapi hal itu langsung dicegah oleh Pak Hong dan Bibi Hwa termasuk Yunho yang juga ikut mencegah Mingi agar tidak pulang.

"Gi tolong, abis ini aku bakal mencoba bersyukur aku bakal menerima keadaanku dan gak kebanyakan ngeluh"

"Emangnya omonganmu bisa dipegang?" Pertanyaan Mingi membuat Yunho terdiam, meski begitu dia akan mencoba untuk menerima semuanya.
Tidak merasa iri atau apapun itu.

"Iya tuan, kami mohon kembalilah. Kita berdua bisa menggantikan orang tua Tuan Mingi di rumah"

"Kami juga akan memperhatikan Tuan Mingi dan memberikan kasih sayang selayaknya orang tua"

Mendengar penuturan Pak Hong dan Bibi Hwa membuat Mingi menghela nafas dan berpikir.
Jika dilihat lagi Mingi juga salah, dia terlalu mendambakan orang tuanya. Tanpa memedulikan orang di sekitarnya yang juga pasti menyayangi Mingi.

Mingi menatap Pak Hong dan Bibi Hwa bergantian terlihat jelas dari manik mata mereka berdua bahwa mereka amat sangat menyayangi Mingi. Hanya saja Mingi tidak menyadari hal itu.
Rasanya Mingi telah berbuat kesalahan dengan kedua asistennya itu.

"Ya udah, gimana caranya biar kembali?"

Ucapan Mingi membuat semua orang yang berada di ruangan tersenyum. Terutama Yunho dia merasa sangat senang akhirnya bisa bertemu dengan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya lagi.

°

°

°

Tukeran (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang