Chapter 10 : Masa Pemulihan ditengah Kekacauan

8 1 0
                                    

Setelah kejadian sebelumnya, Kazari menatap Busur yang diberikan Keito sambil duduk di bangku di dekat Asta, Busur berwarna perak dengan pola biru tajam yang mempresentasikan Dingin dan kejamnya Badai salju yang terjadi sebelumnya.
Kazari menaruh busur tersebut di meja di depannya, lalu dia memikirkan nasib Ulixeteria yang telah rata dengan tanah karena ulah Lydia Sebelumnya.

Di saat Kazari kebingungan dan bahkan putus asa, device di lengannya menyala sambil menunjukan profil gadis berambut cokelat caramel dengan topi putih yang memiliki pernak pernik layaknya seorang designer. Dia memanggil Kazari menggunakan device yang sama di tangannya.
Kazari memutuskan untuk mengangkat panggilan tersebut.

Tak lama, suara yang tak asing bagi kazari mencoba memanggilnya dengan nada ceria.
"Kaaaazaaaariii!! Kau tau gak sih aku ngeliat apa!? Ngomong nggak dong plis plis pliiisss!!!"
Kazari yang awalnya putus asa lama kelamaan tersenyum tipis, dia membalas pesan tersebut sambil tertawa kecil.
"Memang ada hal menarik apa?"
Setelah mendengar itu, gadis tersebut berteriak sangat kencang sampai sampai menggema.
"PAKAIAN KU LARIS SEMUA HARI INIII!!!"

Mendengar hal ini, Kazari teringat dengan pakaian yang dikenakannya dengan Asta dan Felix sudah rusak, dia melihat ke arah gadis tersebut sambil bertanya dengan rasa penasaran.
"Anna, apa kau bisa membuatkan pakaian untuk ku dan dua lagi untuk teman ku? Aku akan bertemu dengan mu setelah ini."
Anna yang mendengar ini menjadi senang sampai mata baby blue nya berkunang kunang terang.
"Woahh tentu saja boleh! Apa sih yang gak boleh buat sahabat ku~!"

Kazari dan Anna berbincang bincang sangat lama. Matahari yang terang perlahan tenggelam seiring panjangnya percakapan mereka.

"Ah, tak terasa hari sudah gelap"
Kazari melihat pemandangan kota yang dia tempati sambil memikirkan janji yang sebelumnya dia buat.
"Sesuai janji, aku akan mengunjungi mu bersama teman ku besok, sampai jumpa"
Kazari kemudian mematikan panggilan tersebut lalu melihat ke ruang tempat Felix dan Asta berada.

Keesokan harinya. Saat Kazari masih tertidur lelap, suara berisik terdengar di balik kamar.

"Gak mau ihh!! Pokoknya Gak mau!"
Suara yang tidak asing itu menggema di balik kamar, kazari yang mendengar itu memutuskan untuk membuka pintu kamar tersebut.

Saat di buka, Asta sedang duduk di samping Kasur yang ditiduri oleh Felix. Asta yang sedang mencoba mengeluarkan sesuatu di mulut Felix di jauhkan oleh tangan Felix.
"Itu Es batu keluarin dulu lah, kau kan belum sembuh.."
Felix mulai menjauhkan Muka nya sambil menelan Es batu di mulutnya dengan cepat.
"Gak! Pokoknya nggak!"
Asta mulai menghela nafas, lalu dia menggunakan tangan kiri nya untuk menepis tangan Felix lalu dia membuat Felix melihat ke arahnya.
"Kamu masih sakit, gak boleh makan es batu lagi!"
Felix tidak peduli dengan kata kata Asta, dia menelan Es batu terakhir di mulutnya sambil tersenyum bangga layaknya seorang yang menang olimpiade.

Asta mulai menyerah, dia mengulur tangannya kembali lalu melihat ke arah luar jendela di dekatnya.
Kazari yang sedari tadi melihat ini langsung mendekati mereka berdua sambil membawa tiket kecil di tangannya.
"Udah selesai kan berantemnya? Aku bawa tiket nih buat kalian berdua"
Felix melihat ke arah kazari sambil keheranan.
"Siapa?"
Asta yang menyadari dirinya belum mengenalkan Kazari pada Felix langsung melihat ke arah Felix sambil gugup.
"Ahh Dia Kazari, yang ngebawa kamu ke sini lohh! Bukan orang jahat kok"

Felix melihat ke arah Asta sambil kebingungan, ekspresi nya menjadi tercampur aduk dan memilih untuk diam.

"Okee berhenti ngomongin aku kek gitu,"
Kazari menunjukan pesan yang dikirim Anna sebelumnya.
"Pakaian kalian sudah rusak kan? Jadi aku punya temen yang bisa bikin Pakaian Layak pakai dengan Kualitas Terbaik di kota ini."
Kazari kemudian tersenyum bangga.
"Tentu saja harga nya murah 80% karena bantuan orang dalam!"
Asta yang mendengar jata Orang Dalam langsung memandang Kazari sebagai orang licik, Felix menunjukan hal yang sama, menandakan mereka berdua tidak begitu menyukai Orang dalam yang diumpamakan Kazari.

Corrupted Fate : 【Prologue】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang