04: The Snow Monster of the North

141 20 11
                                    

"Dobryy vecher*."

[*note: dobryy vecher (Добрый вечер) dalam bahasa Kesatuan Federasi Utara berarti "selamat sore/malam."]

Bulu kuduk So Raru langsung berdiri ketika membalik badan. Sosok berwajah pucat itu tersenyum padanya. Sepasang batu rubi menyorot diantara helai bulu mata seputih salju. Ciri fisik yang tinggi besar dan pucat ditambah tanda menyerupai barkode di bawah mata kiri. Tidak salah lagi...

Orang ini adalah momok yang disebut-sebut sangat ditakuti di dunia bawah Federasi. Si psikopat sadis yang kabarnya senang menghancurkan tengkorak manusia.

Sang "Monster Salju dari Utara".

Mafuyu Abramovich Raskolnikov.

Cepat-cepat So Raru menarik kesadaran kembali. Ia harus fokus. Terlihat gentar hanya akan membuat lawan bicaranya melihat celah. Maka, dengan nyaris tak ragu sama sekali sang agen begitu tenang membalas. "Selamat malam. Apakah kita saling mengenal?"

Tampak pria itu mengerjapkan mata beberapa kali dengan sorot cukup terkejut. Setelah itu, dia menyembur tawa tertahan. "Tidak, tidak sama sekali, Sir. Hanya saja Anda terlihat larut dalam pikiran Anda sendiri. Jadi, saya mencoba menyapa Anda."

Tanpa mengubah airmukanya, So Raru langsung membalas, "Terima kasih sudah mengkhawatirkan saya. Tapi tidak usah pedulikan saya. Saya baik-baik saja."

"Benarkah?" Sebelah alis Mafuyu Abramovich naik. Tubuhnya sedikit dicondongkan ke depan hingga wajah mereka hanya berjarak beberapa senti. Sekali lagi bibir pucat lelaki albino tersenyum. "Bagaimana mungkin saya tidak mempedulikan Anda? Apalagi, karena Anda sedang asyik memerhatikan foto saya seperti itu."

So Raru seketika terhenyak, sadar bahwa orang ini memang sedang memergokinya. So Raru menarik napas dalam. Masih tenang ia menyahut, "Apakah salah bagi saya untuk mencari tahu rupa orang-orang yang hadir di perjamuan kali ini?"

Sekali lagi sepasang mata pria albino mengerjap. "Anda tahu saya akan hadir?"

Kenapa fokus pembicaraannya jadi ke arah sana?

Menyimpan pertanyaan itu untuk benaknya sendiri, So Raru balik melempar pertanyaan lain, "Bukankah keluarga Anda pemegang tanggung jawab administratif daerah Rdovka?"

Syukurlah dia mengingat dengan baik seluruh informasi yang disampaikan Kolonel Gero.

Namun, lagi-lagi balasan Mafuyu membuat batinnya terhenyak. "Anda sepertinya tahu sekali soal saya, ya? Padahal tadi mengaku tidak kenal."

Orang ini pandai sekali bicara, So Raru berdecak pelan. Lagi-lagi, kalimat yang keluar dari lisannya berbeda dari yang dia pikirkan. "Bukankah Anda yang langsung menyimpulkan sepihak tadi? Saya mungkin mengenal Anda, tapi, memangnya Anda mengenal siapa saya?"

"Ah..." Pria itu kembali tersenyum. So Raru nyaris menahan napas ketika wajah itu malah semakin mendekat. Tepat di samping daun telinga kirinya, So Raru bisa mendengar pria itu berujar pelan. "Apakah 'siapa' yang Anda maksud itu 'seekor gagak dari timur yang terbang di langit malam'?"

Sontak kedua manik biru safir melebar. Sepasang alis sang agen segera menukik. Tanpa harus melihat wajahnya, So Raru bisa merasakan senyum tenang seorang Mafuyu Abramovich masih bertahan di belakang sana. Kepalan tangan lelaki gagak mengerat. Sangat lirih bibirnya berbisik tajam, "Sejauh mana yang kau tahu?"

"Anda ingin saya menjawab bagaimana?"

"..."

Dalam keheningan saling bisu mereka, So Raru bisa merasakan embusan napas menyapu daun telinga kirinya. Entah ekspresi macam apa yang pria albino itu buat di belakang bahunya, So Raru tidak tahu dan tidak ingin tahu. Mungkin sang lawan bicara berpikiran sama, sehingga sama sekali tak membuka percakapan lain. Selama itu yang terdengar hanya lantunan orkestra yang mendominasi hiruk pikuk pesta dibumbui riuh rendah cengkerama para tamu. Tanpa konversasi, mereka hanya menyelidiki detak jantung dan nafas masing-masing oponen. Hingga kemudian, Mafuyu menjauhkan tubuhnya. "Anda tenang sekali, ya. Tidak asyik."

Ravens [After The Rain]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang