1.belum tenang

119 11 0
                                    

Bramasta Alean Kusuma akrab dengan panggilan ale sejak kecil tinggal bersama Ijah yang lebih sering dipanggil bi ijah seorang wanita paruh baya yang usiany sudah 49 tahun hampir setengah abad

Jika bertanya tentang orang tua,orang tua ale bercerai saat ia masi didalam kandungan dan saat ia lahir ibunya menitipkannya ke bi ijah untuk bekerja disebuah kantor perusahaan untuk menanggung biaya hidup anaknya

Awalnya sangat damai

Semuanya normal sampai tiba saatnya ibu kandung ale pergi dinas keluar negeri,ia bilang akan kembali setelah setahun namun sampai saat ini ia tak pernah datang lagi

Ale yang menunggu bertahun-tahun sudah tak ambil pusing ia sudah terbiasa hidup tanpa sosok ibu atau orang tua sekarang ia hidup mandiri dikost yang dekat dengan sekolahnya SMA TUNAS MUDA sekolah negeri didaerah jakarta

Ale tak pernah merasa kesepian karna ia dikelilingi banyak orang yang peduli dengannya entah itu bi ijah,guru,dan juga teman-temannya walau tingkah laku teman-temannya sering membuat ia naik pitam dan darah tinggi

Satu keinginannya yaitu HIDUP YANG TENANG DAN DAMAI

itu sedikit cerita latar belakang dari tokoh utama karya ini sekarang kita kembali ke dalam cerita utamanya

****

Setelah dihukum, sebagai murid teladan ale kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya walau dengan kakinya yang sudah lemas mati rasa karna ada hukuman tambahan dari pak agung yaitu berdiri hormat bendera 10 menit dan dipantau sampai selesai

Perlahan ia berjalan menyusuri koridor sekolah menuju kelasny yang berada dilantai 2 kelas XI IPA5

'Anjing kenapa si kelas gue harus dilantai 2" gumam ale makin lemas saat melihat anak tangga tinggi didepan kedua matanya

BRUKK!!

Sampai didepan pintu kelas ia langsung ambruk tersungkur kedepan mengingat pintunya tidak ditutup dibiarkan terbuka

Mendengar suara jatuhnya yang lumayan begitu keras membuat penghuni kelas yang tadinya sibuk dengan urusan masing masing menoleh arah pintu masuk kelas mendapati ale sudah berada dibawah lantai

'ANJIR ALE PINGSAN!!!" teriak gama atau ijul selaku ketua kelas langsung berlari menghampiri ale di ikuti murid murid lainnya heboh

"LE JANGAN MATI DULU LE UTANG LU MASI BANYAK" teriak danu membawa buku yang ia jadikan sebagai kipas untuk mengipasi ale

"Masi bisa ketolong si ini" timpal tara salah satu teman circle ale "jul napas buatan cepet" ucapnya sambil menunjuk kearah ijul

"ANJING" umpat ale langsung duduk terbangun dari pingsan yang belum ada 7 menit itu

"Bangsat lo tar,lo kira gue homo?!"

"Yang penting udah sadar" jawab tara berlalu pergi karna ale sudah sadarkan diri

"Anjir,awas minggir gue mau duduk"

Ale bergegas bangun lalu pergi kearah mejanya yang berada di pojok paling belakang sebelah kanan dekat jendela yang mengarah ke lapangan

Ijul pun membubarkan kerumunan masa "Yuk bubar bubar orangnya masi idup" murid-murid lain pun kembali dengan aktivitas mereka masing-masing

"Gimana bro abis dihukum,enak?" celoteh danu duduk didepan ale yang tengah menenggak air putih dengan lega

"Mata lo mau gue congkel dan gk liat nih baju gue basah gara-gara keringetan untung gw gk pingsan dehidrasi pas lari tadi"

"Yah tadikan lo mau pingsan tuh didepan"

TENANG [DROP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang