6. rutinitas akhir pekan

75 9 0
                                    

Hari ini ale bangun pagi untuk bergegas ketempat kerjanya yang tak jauh dari sana. Namun pagi-pagi ia sudah terkena siraman rohani dari bima karena dipaksa untuk istirahat saja dirumah tidak usah bekerja part time

Berdebatan terjadi selama beberapa menit antara bima dan ale yang sama-sama tak mau mengalah. Keributan itu membuat devan yang kamarnya dekat dengan ruang tengah atau televisi terbangun

Masi dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul membawa guling dipelukannya devan keluar dsri kamar menghentikan perdebatan dari kedua orang ini

"Udah le hari ini aja sih nurut sama abang!"

"Gak bisa bang!. Hari ini ale gajian,belum nanti siang ale kan harus balik ke rumah nenek"

"Yaudah gampang nanti abang aja yang nganter kesana!,tinggal bilang aja butuh berapa uangnya!"

"Ya Allah bang duit kost aja belum ale kasih bulan lalu loh berasa numpang bang disini ale bukan nyewa"

"Gpp le. Lagian siapa yang berani protes. Abangkan juga udah bilang gak masalah kalo gak ada"

"Bang bima!"

"Alean!!"

"Misi" devan yang bingung bagaimana melerai situasi ini

"Diem!" Kompak ale dan bima secara bersamaan membuat devan hanya bisa menyimak

"Pokoknya gue berangkat hari ini bang. Tinggal berangkat doang" sambung ale melanjutkan perdebatan dengan bima yang membuat bima menghela nafas frustasi menghadapi tingkah laku keras kepala ale

"Yaudah oke fine. Berangkat tapi dianter"

"Yaudah oke" jawab ale pasrah

"Sana van"

"Hah?!!" Kaget devan masi mencerna perkataan bima membuat bima menatap sinis kearahnya

"Iya iya ambil kunci motor dulu ini"

"Hadehh bang lama-lama ale lo beliin motor aja sekalian" gumam devan berjalan pergi tapi masi bisa didengar oleh bima

'Boleh juga' batin bima setuju

Beberapa saat kemudian devan mengantar ale ketempat kerjanya disebuah cafe dekat taman tak jauh dari komplek perumahan milik bima. Sesampainya disana ale turun dari motor devan mengucapkan "makasi" dan langsung berjalan memasuki cafe untuk bersih-bersih karena akan dibuka pukul 7 pagi

'Yang abis debat sama bang bima marahnya ke gue' batin devan bingung menghadapi tingkah laku ale ia kemudian melanjukan motornya pergi dari tempat itu

Didalam cafe ale bertemu dengan pemilik cafe itu dan beberapa teman ale yang merupakan karyawan disana juga

"Maaf kak sarah telat" ucap ale saat bertemu dengan sarah pemilik cafe yang tengah memantau pembukaan cafe

Sarah sendiri yang meminta semua karyawannya memanggilnya dengan kak agar lebih santai dari pada bu

"Harusnya dateng jam..." tanya sarah mengangkat alisnya sambil tersenyum

"6"

"Sekarang jam???"

"Setengah 7 cafe mau dibuka" jawab ale menunduk takut dipecat

"Berhubung mood saya lagi baik ya le kamu kali ini saya maafin tapi jangan diulang lagi"

"Siap kak" balas ale memberi hormat sambil tersenyum kegifangan

"Udah sana siap-siap kita mau buka cafe" perintah sarah yang di iyakan ale

Tepat setengah 7 tepat cafe dibuka biasanya untuk pelanggan yang mencari sarapan atau minum kopi sebelum beraktivitas. Perlahan tapo pasti pelanggan datang satu persatu mulai memesan menu yang disediakan

TENANG [DROP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang