01

20 3 0
                                    

Angin yg bertiup dengan kencang
Udara malam yg begitu dingin menghantui jiwa ku yg penuh dengan sepi.

Ah, bintang dan bulan seperti menari di atas langit dengan indahnya, tubuh ku sudah begitu lelah dan mata ku begitu sayu untuk melihat langit yg indah itu, sayang sekali.

-----------------------------☆---------------------------

"Arghhhh! Pergi kalian, PERGII. IBU MUAK NGELIHAT MATA KUNING MU YG MENJIJIKAN ITU" Wanita itu memecahkan vas dan mengarahkan pecahan vas itu ke leher ku, aku sempat tersentak sebentar lalu aku tersenyum.

"Bunuh saja kalau ibu mau, bunuh saja aku. Karena jika aku mati tidak ada yg berubah juga kan?" Ucap ku kepadanya sembari menggores leher ku sendiri dengan pecahan dari vas tadi.

"KAKAKKK!"

-----------------------------------------------------------

Sedangkan di tempat lain

"VAN!!!! WANITA ITU melakukan kekerasan lagi kepada amelia!" Pria itu berlari tergesa-gesa sampai lupa untuk mengetuk pintu

"Lagi? Obati luka anak ku, aku akan memberikan mu uang, dan panggil dokter terbaik yg ada di kota ini untuk mengobati anak-anak ku." Ucap devan singkat dengan wajah yg cuek

"Huh, Hanya itu yg kau berikan ke aku van, kau tidak mau menolong anak-anak mu itu!? Sekalian saja aku mengadopsi mereka, mereka berhak dapat hidup yg lebih layak dari pada bersama wanita lampir itu." Liam menatap tajam ke arah devan nampaknya dia tidak bisa menahan emosinya lagi.

"Liam. Pergi dari sini dan cepat obati anakku, aku menyuruh mu untuk mengobati mereka, bukan nya membantah perintah ku. Pergi sekarang sebelum aku berubah pikiran"~devan

"Yah, itu sih terserah mu van, kamu jangan pernah menyesal. Nanti di masa depan kamu akan di benci hebat oleh anak-anak yg kamu sayangi itu, aku pergi." Liam meninggalkan ruangan dengan cepat dan membanting pintu dengan keras, dia tidak menyadari di samping pintu itu ada seseorang yg berdiri dan menguping pembicaraan mereka.

"Van, kau itu bodoh atau apa? Aku benar-benar tidak mengerti kenapa kamu bersikap seperti ini. Aku saja bingung apalagi anak mu itu, mungkin dia bakalan kabur dari rumah dan meninggalkan mu yg congkak seperti ini." Ejek nya kepada devan sembari menampakkan dirinya

"Edward? Sekarang sudah saat nya ya. Ini uang 5 juta untuk bulan ini, pastikan uang ini tidak di ambil lauren lagi." Devan melempar uang itu ke atas meja dia menyalakan cerutu miliknya, seolah dia menyuruh Edward untuk cepat-cepat pergi dari sini sebelum dia berubah pikiran.

"Kau tidak tertarik melihat kertas yg ku bawa ini? Kalau begitu yasudah aku pergi." Edward mengambil uang itu dan perlahan melangkahkan kakinya keluar dari ruangan, dia tersenyum lalu mencoba memancing devan dengan membaca tulisan yg ada di kertas itu "saqilla leyla arsyelie meninggal pada tanggal 18 Januari 2015 pernah menjadi target lauren oliver dan sagara lex valerian, mempunyai 1 anak perempuan yg keberadaannya tidak di ketahui"

Setelah Edward mengatakan hal itu devan menatap Edward dengan tajam, dia mematikan cerutu nya dan kembali memanggil Edward

"Sepertinya kau tertarik dengan hal yg seperti ini ya, van."~edward

"Aku tertarik dengan hal seperti ini karena aku khawatir dengan keselamatan keluarga ku." Devan melihat kertas yg di bawa oleh edward, dia mengerutkan kening nya dan melanjutkan perkataannya. "Menurut mu apa anak perempuan ini akan membalas dendam kepada kita? Ku lihat di sini kamu menulis bahwa dia terakhir kali terlihat di depan rumah keluarga deilard nampak nya keluarga congkak itu mempunyai rencana." Ucap devan sembari melihat foto yg rabun dan tidak jelas itu.

Terikat Dengan Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang