03

7 1 0
                                    

Dewasa itu tidak di lihat dari bagaimana ia mengambil keputusan, melainkan di lihat dari bagaimana sikap saat ia mengambil keputusan yg salah.

------------------------------。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆

Di waktu itu aku tau perasaan zeila yg sesungguhnya, rasa sakit yg ia rasakan serta jati dirinya yg sebenarnya.

Aku memegang kedua tangan zeila erat, aku tersenyum seraya berkata, "zeila, apa kamu percaya dengan janji?" Tanya ku kepada zeila.

"Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu, liy? Itu terlihat aneh untuk mu, haha. Aku percaya dengan janji, lalu kenapa?" Zeila bertanya sembari menatap mata ku lekat.

"Aku.... Tidak. Aku tidak percaya dengan janji, zeila." Tutur ku kepadanya, zeila mengerutkan kening nya lalu bertanya, "kenapa?" Ucap zeila penasaran.

"Karena dulu ada seseorang yg begitu penting dalam hidup ku, lalu ia pergi tanpa sapa, sedangkan dulu ia datang tanpa ku sapa." Cerita ku kepada zeila. Sebelum melanjutkan cerita, aku terdiam beberapa detik dan melanjutkan cerita ku, "jangan kan hidup bersama, zeila. Janji yg dulu ia buat untuk bertemu esok hari saja ia ingkari dengan mudahnya. Lalu ia tak pernah kembali, ia benar-benar lenyap seperti telah mati. Intinya, semua orang bisa berubah dengan mudah seperti membalik telapak tangan, zei." Celoteh ku panjang lebar dengan wajah yg serius.

Zeila mengulum senyum, dia mengerti apa yg ku ceritakan. Dia hanya mengangguk lalu bersandar di bahu ku, aku mengusap kepala nya sembari mendengarkan dia bercerita hal yg lain.

Saat di tengah-tengah cerita zeila berhenti dan tiba-tiba menatap wajah ku, dia bertanya dengan antusias, "liy, kita sudah cukup lama berteman, tetapi aku tidak tahu rumah mu di mana, bahkan orang tua mu pun aku tak pernah melihat wajah nya. Apa kamu punya rahasia tersendiri kenapa merahasiakan hal itu?" Tanya zeila panjang lebar, aku tersenyum canggung tidak tahu harus menjawab apa.

"Zeila, rumah ku biasa saja seperti orang pada umum nya, tinggal di pinggir jalan, orang tua ku begitu sibuk sehingga tidak bisa berada di rumah dengan waktu yg cukup lama, oleh sebab itu mereka jarang sekali ada di rumah." Jelas ku kepada zeila.

Zeila mengangguk paham, untung nya dia tidak bertanya lebih lanjut tentang masalah ini, aku bersyukur. Setelah lama saling berbagi cerita akhirnya zeila memutuskan untuk pulang, karena dia sudah di jemput kakak nya, aku melambaikan tangan ku dan memberi senyum kepada mereka berdua.

Aku menelpon afgan tapi hp nya tidak aktif, aku tidak suka menunggu yg akhirnya membuat ku menghampiri dirinya yg berada di lantai dua, ku lihat dia sedang berbicara serius dengan seorang wanita, aku memilih duduk di pojok dekat dengan bangku mereka, untung nya afgan tidak menyadari kehadiran ku karena terlalu fokus bercengkrama dengan wanita yg ada di depannya, tetapi aku secara tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka.

"Afgan, aku menyukaimu. Sebenarnya siapa yg ada di hati mu sehingga terus menerus menolak ku, apa kurang nya aku?"

Astaga!!!! Ini adalah pernyataan cinta, afgan mendapatkan pengakuan cinta dari seorang wanita. Tidak heran karena afgan itu tampan dan pintar, mustahil dia tidak populer di sekolah nya, kan?

"Aila, kamu sempurna. Kamu cantik, pintar, kaya, aku mengakui kalau kau sempurna tapi, hati ku bukan milik mu, hati ku tidak bisa kamu paksa semau mu, aila." Jelas afgan berharap perempuan yg ada di depannya mengerti bahwa perasaan seseorang itu tidak bisa di paksakan.

Terikat Dengan Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang