Motor matic biru muda melaju pergi diikuti oleh kendaraan beroda empat, sebuah keberuntungan berpihak pada Diana.
"Aih... pake macet segala. Dia pasti sengaja lewat jalan sialan ini." dercak pria memukul gagang stir kesal, lantaran mobilnya benar benar terjebak di tengah tengah kemacetan ibu kota.
Lain halnya pengendara beroda dua, mereka sedikit leluasa membelah jalan tanpa harus menunggu lama.
'Baru kali ini aku sangat berterima kasih sama macet.' batin Diana meneruskan perjalanan nya yang sempat terhenti.
***Beberapa hari setelah hari itu Andre terus mencari cari dimana keberadaan wanita yang sudah jadi candu, hingga ia sangat terobsesi terhadapnya, hingga mengerahkan semua orang kepercayaan namun hasilnya nihil. entah kemana perginya Diana.
Tok tok tok
suara ketukan dari luar terdengar berkali kali, tapi tidak ada sahutan dari pemilik ruangan tersebut.
Bos?
"Dimana dia. Tumben jam segini belum datang, eh tapi..." lelaki tampan bertubuh tinggi dengan langkah lebar perlahan berjalan ke dalam kamar mandi.
"Bos Andre." sapa nya menepuk pelan bahu lebar sahabatnya.
Si empu punya nama terlonjat kaget hampir terjatuh jika saja Morgan tidak menahan lengan nya.
"Bos, kamu kenapa." tanya Morgan khawatir melihat raut wajah Andre pucat pasi.
Andre menatap asistennya sekilas memberi kode agar keluar dari dalam sana.
"Aku bantu kamu ke kamarmu." ucap Morgan memapah tubuh bosnya keluar dari sana lalu membaringkan tubuh lemas tak bertenaga itu ke tempat tidur king size.
"Sebentar, aku." sambungnya berniat untuk menghubungi seseorang.
Dari gerak gerik asistennya Andre sudah mengetahui jika ia akan memanggil dokter untuk didatangkan ke kantornya.
"Tidak usah kau panggil dokter." tolaknya.
"Tapi bos."
"Apa telingamu tuli." lirih nya.
Morgan membuka mulut untuk kembali bicara.
"Tolong ambilkan obatku di laci meja kerjaku." suruhnya.
'Ku rasa ruangan ini terlalu luas.' berjalan mendekati meja kerja bosnya lalu membuka laci ia terkejut melirik tajam kearah sahabatnya.
"Kenapa kau liatin aku sampai segitunya. Naksir, ih... aku ini pria sejati." celetuk Andre tak suka.
"Idih... najis. Aku juga pria kali, setidaknya pasangan hidupku cuma satu, nggak kayak." sindir nya memainkan lidah ke sisi kanan.
Andre mengambil bantal guling lalu melemparkan benda berbentuk silinder empuk tepat ke wajah tampan asistennya.
Buug
Keseimbangan tubuhnya hampir terhuyung. "Andre... lo gila ya." melototi nya.
"Oh, sekarang lo berani melebarkan mata ke gue, hah! gue colok juga tu mata." celoteh nya.
"Colok. Emangnya aku stop kontak seenaknya main tancepin gitu aja." mengguyar rambutnya ke belakang.
"Lo kan udah biasa main tancep tancepan sama bini orang." sindir nya lagi.
Eits...
Whlee...
Morgan menghindari lemparan bantal yang dilontarkan Andre untuk kedua kalinya.
"Dasar bocah!" Andre berdecak kesal. "Gue lakuin itu demi dia juga kali." ujar nya.
"Nih obatnya. Lo bisa minum sendiri kan." menarik tangan bosnya sedikit kasar dan meletakkan beberapa jenis obat di telapak tangan kanannya dan segelas air putih ke tangan kiri.
Andre hanya terdiam mendengar ucapan asisten sekaligus sahabatnya seraya meminum obat dengan sekali telan.
"Lo itu udah tau sakit pake berlagak sok kuat." mengambil gelas kosong dari tangan bosnya meletakkan nya ke meja nakas.
"Kalo lo mau bunuh diri nggak gini caranya juga kali. Gue kan udah ingetin berkali kali." celoteh Morgan terpotong.
"Gue bosen Gan, setiap hari harus minum obat sialan itu, lagi pula ujung ujungnya gue juga mati." ujar Andre mendengus.
PLETAK
"Aduh! Kok lo jitak kepala gue." menatap tajam sahabat nya.
"Biar otak lo berfungsi baik." sahut Morgan melenggang pergi.
Hei, Gan. Lo mau kemana?
"Pergi. Gue masih punya banyak kerjaan yang lebih penting dari mengurus bayi gede." seru nya.
Siapa yang lo maksud bayi gede?
"Lo pikir aja sendiri." jawab nya acuh.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
IPAR KEMATIAN (END)
RandomPernikahan adalah sebuah momen terindah yang di idamkan semua pasangan, tapi tidak untuk Diana. Di malam pertamanya kakak iparnya sendiri dengan sengaja menjebak dalam hubungan terlarang, merebut hak yang seharusnya di berikan bersama sang suami ia...