19. dari Alana untuk Marvel

10.6K 400 8
                                    

Tuhan.

Kenapa rasanya begitu sulit melepaskan nya?

Dia orang pertama yang memperkenalkan kepadaku tentang arti dicintai dan mencintai. Dia orang pertama yang membawa ku keluar dari duniaku dan memperlihatkan kepadaku betapa berwarna nya dunia luar. Dia orang pertama yang mampu membuat ku merasakan betapa nyamannya arti pelukan, juga orang pertama yang mengetahui versi terlemah dalam diriku. Dan terakhir, dia adalah orang pertama yang membuat ku mengerti bahwa titik tertinggi dari mencintai seseorang adalah dengan cara mengikhlaskan kepergian nya.

~

" Kalo gak bisa minta tolong, jangan sok bisa," ucap Marvel, merebut botol air dari genggaman Alana.

Marvel menyerahkan kembali botolnya setelah terbuka.

Alana menerimanya, " makasih."

Alana yang biasanya apa-apa sendiri, sekarang ada Marvel.

~

" Gak papa nangis aja, siapa yang bilang nangis itu dosa? nangis itu kesalahan? Justru kalo kita sok kuat, sok tegar itu salah."

Alana menangis tersedu-sedu di dalam pelukan Marvel.

" Jangan pernah benci sama takdir ya Na. Jangan pernah iri sama orang lain yang mungkin masalah nya gak se berat Lo, bisa aja mereka gak sekuat Lo," kata Marvel menyemangati Alana.

" Lo gak akan paham El."

" Ya udah jelasin biar gue paham, kalo Lo diam aja gue mana paham Alana sayangku, cintaku," sebal Marvel.


~


Alana menatap sendu batu nisan yang bertuliskan nama Marvel Putra Aditama. Di usap perlahan.

" Kalau tau sama kamu nya cuma satu Tahun, aku gak akan sia-siakan kesempatan itu. Aku mau bikin kenangan terindah yang gak akan terlupakan."

" Selembut apapun cara kamu berpamitan tetap saja rasanya menyakitkan."

Langit di pagi itu mendung, tidak ada awan cerah sama sekali, seolah Bumi juga tengah merasakan kesedihan Alana.

Alana merasa mati rasa, bahkan untuk menangis saja tidak bisa.

" Asal kamu tau El, aku juga sakit. Leukemia stadium empat, waktu ku di sini udah gak lama lagi, sebentar lagi aku bisa ketemu kamu," Alana tersenyum, " kita ketemu di surga."

Hanya dipertemukan sebentar, lalu dipisahkan, meninggalkan kenangan dan sejuta pelajaran.

Alana beralih menatap Hoodie yang dia gunakan, Hoodie milik Marvel. Aroma tubuh Marvel begitu melekat di Hoodie itu.

" Aroma kamu masih ada disini, tapi kamu nya udah pergi."

" Semoga di kehidupan kita selanjutnya penantian akan singkat dan pertemuan akan lama, sangat lama."

Hal terberat adalah kehilangan dan mengikhlaskan.


°

8 • 12 • 2023

Ruang Tanpa Suara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang