Happy Reading
*
*
*Arsha berjalan sendiri di koridor sekolah dia memakai masker yang menutupi sebagian wajahnya dan juga Hoodie jumbonya.
Dari arah depan gadis itu dapat melihat kekasihnya berjalan mesra dengan sepupunya.
"Sial selalu aja gini" hentak arsha muak.
Rupanya Queen menyadari arsha dibelakangnya dia tambah memeluk Rafasya erat.
"Queen maaf ini-" ucap Rafasya berusaha menyingkirkan tangan Queen yang melingkar di pinggangnya dengan erat.
"Raf gue nyaman gini" manja Queen semakin mempererat pelukan mereka.
"Tapi-" ucapan Rafasya terpotong begitu saja saat melihat mata Queen melotot, Rafasya tau itu adalah tatapan ancaman.
"Nurut atau rahasia Lo gue kasih tau arsha" bisik Queen disertai senyum yang smirk saat Rafasya diam saja tak berkutik.
Pada akhirnya Rafasya hanya mengembuskan nafasnya gusar selalu saja seperti ini remaja itu selalu kalah dari gadis licik ini.
Arsha yang sudah tak sanggup melihat adegan mesra kekasihnya, dia berlari menuju kelasnya tanpa mempedulikan tatapan-tatapan aneh siswa-siswi disekitarnya.
Setelah memasuki kelasnya dia langsung menuju tempat duduknya.
"Arsha Lo sakit?" Tanya Aruna menempelkan punggung tangannya.
Arsha hanya menjawabnya dengan gelengan.
"Terus kenapa Lo pake Hoodie dan Lo pake masker?" tanya Aruna heran melihat penampilan sahabatnya.
"Gue flu" jawab arsha singkat padat dan… tentu saja bohong.
"Beneran cuma flu?" tanya Aruna lagi memastikan.
Arsha hanya mengangguk
"Ke UKS aja yok kalo Lo sakit" ajak Aruna mengandeng pergelangan tangan arsha.
"Gue cuma flu biasa doang run" tolak arsha "gue nggak papa kok, nggak perlu ke UKS" lanjut arsha berusaha meyakinkan sahabatnya.
"Beneran kan?" Tanya Aruna lagi tak yakin dengan ucapan sahabatnya.
"Iya cintah, udah sini Lo duduk. Bentar lagi masuk" ucap arsha menarik tangan Aruna.
"Tumben Lo panggil gue cintah, biasanya Lo paling geli kalo gue panggil Lo dengan sebutan itu?" ledek Aruna cengengesan menampilkan gigi-giginya yang rapi dan putih.
Arsha memutar bola matanya malas "Biar Lo diem" sinisnya.
"Wah parah Lo sha" ucap Aruna pura-pura marah.
Tawa arsha pecah melihat wajah Aruna yang mengembung.
"Sha, itu di lapangan" tunjuk Aruna kearah lapangan, arsha mengikuti arah tunjuk Aruna dia dapat melihat dua orang remaja duduk mesra di pinggir lapangan.
"Kenapa" tanya arsha mengangkat sebelah alisnya.
"Biarin aja" lanjutnya lagi dia tau apa yang ada dipikiran sahabatnya.
Arsha mengambil buku yang ada dimeja belajarnya dan membuka-buka buku itu seolah mengabaikan dua manusia yang nyatanya mengganggu pikirannya saat ini.
"Lo masih pacaran kan sama dia" tanya Aruna hati-hati, dia tau keadaan hati arsha tanpa harus arsha ceritakan.
"Ya gitu lah"
"Bener-bener itu orang mau gue geprek-geprek, bisa-bisanya dia nyakitin besty gue" ucap Aruna menggebu-gebu.
"Udah lah run biarin aja" lemah arsha melihat perubahan raut wajah Aruna.
"Semakin dibiarin mereka semakin ngelunjak" ucap Aruna tak habis pikir dengan jalan pikiran arsha.
"Males gue ladenin Mak lampir" ucap arsha dengan santainya.
"Ya udah gue ngikut Lo aja" final Aruna akhirnya.
*****
"Arshana" panggil seorang guru, arsha segera menoleh."Ikut ibu ke kantor" ucap bu Dina guru muda itu melangkahkan kakinya terlebih dahulu menuju kantor.
Arsha mengikuti arah guru itu, saat keluar kelas arsha berpapasan dengan Rafasya.
Arsha mendongak melihat siapa yang ada didepannya.
"Sha-"ucapan Rafasya terpotong saat arsha melewatinya begitu saja.
Arsha sudah tidak peduli lagi dengan remaja itu.
Saat arsha sudah sampai didepan kantor arsha langsung masuk dan terlihat Bu Dina sudah duduk bersebrangan bersama Aksa.
Arsha mengerutkan dahinya kenapa Aksa ada disini itulah pertanyaan yang ada di benak arsha saat ini.
"Oke langsung aja, Arsha kamu tidak jadi didiskualifikasi karena kamu sudah terbukti tidak melakukan hal curang kepada peserta lain"
"Ohh, terus?"
"Aksa sudah menjelaskan semuanya dan memperlihatkan bukti CCTV, kemarin dia menyelidiki kasus ini" jelas Bu Dina lagi menjawab pertanyaan yang ada dibenak arsha.
"Yang merobek kertas essay Queen bukan kamu-"ucapan Bu Dina terpotong begitu saja oleh ucapan arsha
"Lah emang"
"Yang sopan sha" ucap Aksa, nasihat Aksa tak dihiraukan sama sekali oleh arsha.
"Suka-suka gue lah"
"Tapi kucing peliharaan Queen yang merobeknya karena berceceran di area taman belakang rumahnya" lanjut Bu Dina menjelaskan ucapannya yang sempat terpotong.
"Dan ibu harap kamu mau mengikuti olimpiade ini lagi karena essay kamu sudah sangat bagus, cermat dan teliti"
"Nggak mau" tolak arsha mentah-mentah.
"Lo beneran nggak mau sha?" tanya Aksa dia sempat terkejut dengan jawaban arsha padahal perlombaan ini adalah yang ditunggu-tunggu arsha.
"Iya gue nggak mau" jawab arsha tegas kedua tangannya terlipat didepan dadanya.
"Potensi kamu bagus loh sha jangan sia-sia kan kesempatan" bujuk Bu Dina lagi.
"Ogah, setelah kalian injak-injak gue terus sekarang gue mesti ikut?"
Arsha langsung saja keluar dari ruang guru tanpa sepatah kata.
*****
Gimana seru nggak?
Maaf ya jika ada kesalahan typoSudah ya segini dulu, jangan lupa vote dan komen
Follow Ig:wp_moccaciz0
Untuk mendapatkan informasi tentang cerita ini
See you💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Arshana: Tanpa Rasa [Hiatus]
Fiksi Remaja"kenapa nilai jadi tolak ukur untuk bisa dihargai?" "Karena nilai itu penting untuk masa depan Lo" ***** "Berharap dengan manusia itu lah sumber masalah gue" "Gue janji ini yang terakhir kalinya gue berharap dengan manusia" ***** "Pilihan Lo cuma d...