Chapter 2

10 3 0
                                    

Setelah peristiwa kematian ibunya, Eleanor memutuskan untuk melarikan diri dari istana jelek ini.

Selain untuk menghindari takdir kematian pada usia 19 tahun nanti, Eleanor juga merasa muak tinggal di sini. Awalnya, dia hanya tinggal bersama ibunya, tetapi setelah kepergian ibunya, dia merasa kehilangan tujuan di istana yang ditinggalkan ini.

Namun, kabur dari istana ini tidaklah mudah. Meskipun tidak pernah dijaga oleh ksatria atau dirawat oleh pengasuh, istana ini pasti dilindungi oleh sihir yang sulit diberantas. Belum lagi penjaga di sekeliling istana.

Meskipun istana yang ditinggalkan ini tidak terlalu besar, pasti ada ksatria yang menjaga keamanannya di sekeliling istana, baik di luar, di dalam, maupun di bawah.

"Apakah sebaiknya aku belajar sihir tipe pertarungan?" pikir Eleanor. Pasalnya, dia adalah seorang penyihir tipe support. Dia hanya bisa membantu orang lain melalui makanan dan obat-obatan. Dia lebih mirip seorang penyihir Alchemist yang fokus pada bidang makanan daripada herbal.

"Kalau tidak salah, ibuku dulu adalah seorang penyihir tipe pertarungan dan bertahan. Pasti ada sesuatu yang ibu sembunyikan di dalam istana ini!" Eleanor bangkit dari tidurnya dan melangkah menyusuri lorong istana yang cukup besar.

"Uh, jika dipikirkan, istana ini cukup menyeramkan. Padahal dulu, saat ibu masih ada, tidak sunyi dan menyeramkan seperti ini," ucap Eleanor. Punggungnya terasa dingin, dan dia merinding sendiri.

Akhirnya, Eleanor berhenti di sebuah taman yang luas dengan pohon di tengahnya dan beberapa kursi. Dia duduk sambil bergumam, "Bagaimana ya? Tidak ada yang aneh di seluruh istana. Mungkin ibu memang tidak menyimpan sesuatu di sini?"

Eleanor menghela napas berat, sepertinya dia harus memikirkan jalur keluar lainnya. Dia beranjak dari sana, tetapi sebelum pergi, dia mendekati pohon besar di tengah taman.

"Jika aku sudah pergi, aku mungkin akan merindukan kenangan ku dengan pohon ini," gumam Eleanor sambil menatap pohon yang tinggi dengan perasaan sedih.

Pohon ini telah menemani dia sejak kecil, penuh kenangan bersama sang ibu, dan menjadi tempat persembunyian favoritnya.

Klik!

Eleanor tanpa sengaja menginjak salah satu akar di sana, dan tiba-tiba, batang pohon yang tebal dan tinggi terbuka!

Kriett!

Di dalamnya, hanya ada ruangan yang gelap tanpa ada apa pun. Namun, Eleanor tanpa sadar melangkah masuk ke dalamnya.

Dan tiba-tiba, muncul sebuah peti emas besar yang berkilauan dan sangat memikat mata.

Lima buah buku juga muncul dengan cepat dari dalam peti tersebut. Selain buku, secara bertahap muncul pula berbagai benda seperti pedang, tungku, pakaian, jubah, dan lain-lain.

Sungguh banyak!

"Apakah ini harta tersembunyi milik ibu?"

Sepertinya iya.

Akhirnya, sore itu juga Eleanor membawa sekumpulan harta karun itu bersama petinya ke dalam kamar dengan bantuan sihir, karena tidak mungkin baginya menyeret peti seberat dan sebesar itu menggunakan tangan mungilnya.

Lalu mengapa dia memilih membawa isi dengan petinya? Entahlah, Eleanor merasa bahwa dia harus membawa peti tersebut bersamanya.

Keesokan harinya, Eleanor mulai merencanakan bagaimana cara melarikan diri dari istana kediaman ini:

1. Pelajari cara menembus pertahanan istana.

2. Kemas barang-barang yang dibutuhkan dan buat penyimpanan dimensi.

Chef turned Food SorcererTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang