lima belas

565 54 4
                                    

Pokok nya happy reading...

*
*
*
*
*
*
*

Hujan gerimis yang begitu tipis terasa menyentuh kulit mereka yang berdiri menatap sendu sebuah gundukan tanah yang masih terlihat baru, bunga bunga yang sudah terlihat layu sudah tergantikan oleh bunga bunga segar.

"Ayo kita pulang." Ajak lelaki tampan berparas dingin.

"Ayo sayang pamitan pada mommy."

Bocah balita yang masih setia berjongkok di dekat pusara mengangguk.

"omy Zhui pulang, celamat tinggal omy."

Lan Wangji memeluk dua orang yang di cintainya itu keluar area pemakaman, menuju mobil mewah berwarna biru lalu meninggalkan area tersebut...

"Apa kita akan langsung pulang Tuan?" Tanya sopir.

Lan Wangji menatap Wei Wuxian yang memeluk Baby Zhui.

"Apa kau ingin kesuatu tempat dulu?"

"Es kim.. Atu au es kim."

"No!" Tegas Lan Wangji.

Baby Zhui memasang wajah sedih.

"Daddy benar, untuk saat ini kau belum boleh makan ice cream, nanti kalau sudah benar benar pulih kita makan sepuasnya."

Mata bulat baby Zhui membola.

"Yeaayyy atu ayang omy."

Balita itu menciumi pipi Wei Wuxian berulang kali, pemuda itu hanya terkekeh geli.

"Daddy?"

"Ayang Daddy juga."

Lan Wangji tersenyum lembut. Kebahagiaan tengah meliputi hatinya setelah beberapa waktu lalu jantung nya seolah berhenti menyaksikan Balita mungilnya terpejam dengan tubuh dingin dalam pelukan sang babysitter.

"Tuan kecil... Bangun.. Lihat Daddy dan Mommy menjemput.. Ayo kita pulang.."

Shisi menciumi setiap inchi wajah baby Zhui, jika ada orang yang merasa paling kehilangan itu mungkin Shisi dibandingkan dengan orang tuanya.

"Zhui sayang.. Bangun nak.." Wei Wuxian masih mencoba membangunkan Zhui.

Putus asa.. Pemuda itu hanya bisa menekuk wajah nya diantara lututnya bahunya berguncang...

"Tuan kecil.. Nanny ikut saja kalau Tuan kecil tidak mau bangun.. Nanti Nanny jaga Tuan di sana."

Jiang Cheng yang menyadari sesuatu langsung mencekal pipi Shisi, gadis oti mencoba menggit lidahnya sendiri sebagai upaya bunuh diri.

"Jangan bodoh!" Sentak Jiang Cheng..

"Tuan muda Jiang.."

"Shisi...." Lan Xichen mendekati gadis yang terlihat berantakan itu, wajah nya penuh luka lebam, pakaiannya kotor dan koyak di beberapa bagian.

Apa yang sudah gadis itu alami demi menjaga Tuan kecilnya.

Saat semua hanya bisa pasrah dan meratapi tubuh mungil itu, gerakan kecil membuat Shisi menghentikan tangisnya..

"Tuan kecil!"

Semua mata tertuju pada Shisi yang tengah menepuk pipi Zhui lembut.

"Nanny...."

"Zhui!!"

Hempasan napas lega memenuhi ruangan itu, Wei Wuxian memeluk baby Zhui erat.

"Syukurlah.."

Mereka lalu beranjak meninggalkan tempat itu, namun saat berdiri Shisi tiba tiba terhuyung, kaki nya terasa lemas pandangannya mengabur.

"Shisi!"

Gerakan cepat Lan Wangji membuat tubuh Shisi tidak sampai jatuh, lelaki itu lalu membawa pelayan setia putranya itu dalam gendongan nya.

"Terima kasih.." Lirihnya dan menatap Wei Wuxian seolah meminta izin untuk menggendong orang lain selain dirinya.

"Tidak apa apa Lan Zhan, ayo kita pulang...."

Dan disinilah akhirnya mereka, setelah mengunjungi makam Feng Niu demi Sizhui kini mereka sudah tiba di rumah.

Tampak di ruang tengah Lan Xichen di temani Jiang Cheng sedang memeriksa beberapa berkas di meja, sementara Lan Qiren tengah asyik menyeruput teh nya.

"Kakek, Paman!"

"Jangan berlari!"

Lan Qiren meletakan cangkir tehnya, lalu menyongsong tubuh kecil yang masih terlihat kurus itu.

"Apa sudah menemui Mommy?" Balita itu mengangguk. "Tidak boleh marah lagi ya sama Mommy, biar Mommy tenang disana."

"Iya kek, Ommy Xian ilang idak oleh endam."

"Hmm benar, walau bagimana pun dia tetap Mommy Zhui."

Tak lama Shisi muncul dan membawa Baby Zhui.

"Maaf Tuan waktunya Tuan kecil istrahat."

"Biarkan aku yang akan menemaninya." Ucap Wei Wuxian, Shisi mengangguk kecil.

"Saya sudah siap kan baju ganti untuk Tuan kecil di kamarnya."

Wei Wuxian berpamitan lalu membawa Zhui mengikuti Shisi kekamarnya.

Lan Wangji membuka pintu kamar putranya, nampak Shisi tertidur menelungkup di tepi ranjang, sementara Wei Wuxian tertidur di sisi Zhui dengan tangan memeluk balita itu erat.

Perlahan Lan Wangji membopong tubuh Wei Wuxian dan membawanya ke kamar pribadi Lan Wangji.

Perlahan lelaki itu membaringkan tubuh Wei Wuxian, di tatapnya wajah yang terlihat tenang itu, megusap lembut pipi yang terlihat tirus.

"Maaf kan aku.. Kau jadi ikut terlibat masalah keluargaku."

Jari itu menyusuri kening, hidung, pipi lalu berhenti di bibir chery Wei Wuxian, di kecupnya lembut bibir itu.

"Istirahatlah.."

Lan Wangji hendak beranjak saat merasakan tangan nya di cekal erat.

"Di sini saja temani aku."

Wei Wuxian menatap lelaki itu, Lan Wangji kembali duduk di sisi ranjang.

"Curang..."

"Apa? "

Tanpa di duga Wei Wuxian bangun dan menarik kerah baju Lan Wangji dan mencium lelaki itu, sejenak Lan Wangji terkejut namun sedetik kemudian dia merengkuh Wei Wuxian dan memperdalam ciuman mereka.

"Mmhhh..."

Lan Wangji menarik diri, di tatapnya wajah yang terlihat menggoda itu, tangan nya menangkup pipi Wei Wuxian.

"Wei Ying.. Menikahlah denganku.."

"Aku tidak suka menikahi duda." Selorohnya.

"Aku memaksa."

"Coba saja.... Yak!! Lan Zhan!! Aahhh.. Mmhh..."

Lan Wangji menindih tubuh Wei Wuxian dan mulai mencumbunya.

Salahkan Wei Wuxian yang menggodanya, Lan Wangji bersyukur bertemu dengan pemuda itu, takdir dan keajaiban cinta membuat sebuah cerita baru dalam hidup nya.

Mengubur semua masa lalunya dan mengukir masa depan yang kini ada di depan nya.

*
*
*
*
*

Ga puas sih sm endingnya.. Tpi ya gmna.. Maybe nnti ad extra chapter nya... Maybe lho ya......

Terimakasih yg uda ikutin baby Zhuu sampe selesai luv yu..

®091223

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Miracle Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang