Awas typo bikin iritasi
Happy reading*
*
*
*
*
*
A-Niu mentap tajam bocah kecil yang berdiri di depannya dengan muka sembab, wajahnya terlihat kesal, sementara bocah kecil itu hanya menunduk sambil mempermainkan ujung bajunya yang basah dan sedikit kotor."Lihat perbuatanmu? Aku sudah bilang duduk diam jangan berlarian, tapi apa kau tuli tidak mau mendengarku?!"
"Maaf Nyonya Tuan muda masih belum mengerti." Shisi sang Baby sitter mencoba menjelaskan, di liriknya bocah kecil yang masih sedikit sesenggukan.
"Kau juga! Apa kerjamu? Hanya makan gaji buta! Menjaga bocah kecil saja tidak becus."
Shisi menunduk, 'kau yang tidak becus jadi Ibu', rasanya kata kata itu ingin sekali dia lontarkan, tapi tentu saja tidak berani, bisa bisa ada highels melayang ke arahnya.
"Sekarang kau urus dia, aku tidak mau sampai Ayah, atau Paman, apa lagi Kakek nya melihat dia berantakan."
"Baik Nyonya."
Shisi menggendong bocah itu dengan lembut kekamar nya, memebersihkan tubuh itu dengan sayang dan mengganti pakaian nya.
"Nanny..."
"Ya Tuan muda."
"Apa ommy nda tayang atu?"
Shisi menatap sendu, lalu membawa bocah itu kedalam pelukannya, hatinya ikut sakit mendengar pertanyaan itu, sejak dia bekerja pada keluarga Lan saat Shizui berumur 3 bulan, tak pernah dia lihat sang Nyonya berlaku layaknya Ibu.
Lan Niu hanya sesekali memperhatikan Baby Zhui itupun saat Ayah, Paman maupun Kakek nya ada, saat mereka tak ada setiap apa yang Baby Zhui lakukan adalah salah.
Contohnya hari ini, hanya karena dia bermain di taman belakang dan tidak sengaja jatuh kedalam genangan air, Lan Niu memarahinya.
"Mommy sayang pada Tuan muda, dia khawatir takut kalau nanti Tuan bisa terluka."
"Benay?"
Shisi mengangguk.
"Tidak ada seorang Ibu yang tidak sayang pada anaknya."
"Atu au ke ommy, atu au nta af."
"Baiklah, ayo."
Shisi menggendong A-Yuan keluar kamar, di lihat nya sang Nyonya masih duduk di ruang keluarga.
"Nyonya..."
Lan Niu melirik sekilas, Shihi menurunkaan Shizui dari gendongan, bocah yang belum genap 3 tahun itu mendekati sang Ibu yang terlihat acuh.
"Ommy... Atu nta af..."
"Aku tidak butuh maaf mu." Lan Niu beranjak dari duduk nya mengambil tas lalu melangkah pergi.
Shisi menggelengkan kepala pelan, lalu meraih Shizui yang menunduk dengan wajah sendu.
"Tuan muda belum makan, ayo Nanny suapi."
"Ommy ayah ada tu."
Shisi memeluk erat si kecil yang sungguh di paksa dewasa karena sikap wanita tak punya hati itu.
"Ah... Seandainya Tuan Lan tahu, hanya harta tujuan Nyonya...." Lirihnya dalam hati.
"Sudah ayo kita makan."
Shisi menggendong Shizui menuju dapur, di ciumnya pipi selembut bakpao itu penuh sayang.
Jiang Cheng berkali kali menghempaskan napas kesal, sudah lebih dari setengah jam yang lalu dia menunggu Wei Wuxian, tapi ujung rambutnya saja tidak terlihat apa lagi batang hidung nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle Of Love
AcakWARNING ZONE!! Homophobic harap menjauh No rusuh Karena terkadang inspirasi datang di tempat yg tak terduga