Prologue

104 20 57
                                    


**


Suara dentuman terdengar begitu keras. Ledakan demi ledakan ikut menyusul saat api yang semakin besar melahap habis gedung tinggi dengan peralatan medis di dalamnya.

Bau amis darah bercampur bau asap menyeruak ke indera penciuman. Terlihat mayat-mayat manusia tergeletak di tengah panasnya api yang membakar gedung itu. Atap-atap bangunan ikut runtuh, semuanya sirna seolah tidak ada yang bisa diselamatkan lagi. Sepi, sunyi, kegelapan malam itu terasa begitu mencekam dengan suara kobaran api.

Namun, di tengah kobaran api yang perlahan mulai padam, seseorang tengah bangkit dari ketidaksadarannya. Tubuhnya penuh dengan luka bakar berbalut kain putih yang setengah hangus. Matanya dipenuhi guratan merah karena darah, tubuhnya terlihat dipenuhi lubang-lubang hitam aneh. Mulutnya dialiri darah kental yang begitu menjijikan, bahkan tubuhnya diselimuti bau amis darah.

Ia berjalan keluar dari gedung yang hampir hangus itu dengan tubuh terhuyung. Kakinya tertatih dengan luka-luka bakar yang detik demi detik mulai memudar dengan sendirinya.

Isi kepalanya terdengar berisik seolah meminta dituruti.

Aku lapar!

Daging itu!

Daging itu!

Rasanya hanya itu kalimat yang terus-terusan terdengar di kepalanya. Perutnya bergerumul ingin memuntahkan isi di dalamnya, yang padahal tidak terisi apa pun. Tubuhnya sedikit gemetar menahan nafsunya dengan susah payah.

Ia menatap ke sekeliling dengan tatapan datar, sedikit bingung dengan apa yang terjadi. Mereka, orang-orang yang sama sekali tidak bisa ia kenali telah mati berbalut selang dan kabel-kabel berarus yang masih terpasang pada tubuh mereka.

Sampai akhirnya, di tengah keheningan itu seseorang memanggilnya dari kejauhan.

"Hei, Bung! Kau mau ke mana?"

Sontak ia menoleh dan merasakan tubuhnya bereaksi. Ada sesuatu di dirinya yang memberontak keluar. Matanya kembali menyalak dengan guratan merah. Hidungnya mengendus bau yang terasa enak.

Makanan!

Ada yang seolah menjerit senang dari dalam perutnya, dan tak lama setelah itu perutnya tiba-tiba membelah dan memperlihatkan gigi-gigi tajam penuh darah yang nampak begitu mengerikan. Enam kaki menjulur dari perutnya seperti kaki kepiting raksasa.

Ingatan di kepalanya mendadak kabur. Ia seperti tidak ada di dalam tubuhnya sendiri.

Suaranya terdengar meraung kelaparan dan kegilaannya semakin menjadi-jadi. Ia semakin merasakan tubuhnya tak bisa dihentikan, terasa ringan dengan mulutnya yang menganga dan terus mengeluarkan darah kental. Makhluk yang telah menyatu ke tubuhnya itu pun terus berlari kencang ke arah sumber suara.

Dengan nafsu yang memuncak, nafasnya sedikit tersengal. Tubuhnya pun berhenti tepat di atas tubuh seseorang yang meneriakinya tadi.

Tanpa menunggu lama, ia langsung menancapkan lidah-lidah yang baru saja menjulur dari perutnya, bentuknya seperti lidah tajam berkepala yang memiliki gigi taring begitu tajam. Ia menancapkannya begitu kuat hingga menembus seisi perut seseorang yang ia anggap sebagai mangsanya itu.

Ia tampak terburu-buru. Bahkan ia menarik tubuh mangsanya itu hingga masuk ke dalam gigi-gigi tajam yang ada di perutnya untuk mengunyah lebih bebas.

Apa yang terjadi? Makhluk mengerikan itu semakin tidak terkendali. Bahkan Air liur dari gigi-gigi di perutnya pun tampak menetes, meluluhkan daging mangsanya yang bercampur darah segar.

Arggh!

Suara cabikan demi cabikan terdengar nyaring di tengah keheningan malam dan kobaran api. Tubuh seseorang itu telah habis menjadi santapan malam yang begitu nikmat.

Hingga di detik berikutnya tubuh yang menyatu dengan makhluk mengerikan itu seketika kembali normal. Gigi-gigi mengerikan di perutnya mendadak lenyap seperti ditelan tubuhnya sendiri. Lidah-lidah panjang yang tajam itu pun ikut tenggelam dan tidak tersisa.
Bahkan, enam kaki yang membawanya berlarian kini ikut lenyap ke dalam tubuhnya.

"Apa yang terjadi?"

Ia bertanya-tanya saat ingatannya perlahan kembali. Menatap ngeri ke arah lengannya yang memiliki lubang kehitaman aneh, bahkan sisa-sisa gumpalan daging dan darah yang masih tertinggal di tubuhnya tampak begitu menjijikan. Ia tampak lusuh dan mengerikan meski tanpa makhluk di perutnya.

***

To be continued...


Haii, guys!

Gimana kabar kalian?
Udah lama banget, ya ... Chimmyolala menghilang, wkwk.

Kali ini Chimmy bawain genre baru yang insyaallah gk kalah seru sama yang sebelum-sebelumnya, hehe

Masih berbau Thriller dan Misteri.

Aku tes ombak dulu, deh, yaa... Siapa aja nih yang udah baca?
Semoga cerita kali ini bisa jadi obat kangen karena ditinggal wamil ayang-ayang kita 🥺🥺🥺

Absen yuk! ♡(> ਊ <)♡

Thanks for reading!
See you on the next chapter!!!

💜💜💜

THE HALF - BTS Fanfiction [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang