Pagi ini Andre bersiap dengan setelan nya, saat keluar dari kamar ia dikejutkan oleh kehadiran seseorang tak lain adalah Morgan sahabatnya sekaligus asisten pribadi.
"Astaga. S3t4n lo." kagetnya berkesiap dada siku kanan mengenai pinggiran pintu hingga terasa sakit bercampur denyut tak karuan.
He... he..
Tanpa rasa bersalah Morgan malah cengengesan menggaruk tengkuk leher tak gatal.
"Bro, pagi pagi begini mau kemana." melihat kearah luar jendela rumah berukuran besar dan panjang seperti sebesar harapanku padamu sepanjang penantian tiada pasti.
Beberapa saat kemudian Andre baru berbicara. "Perasaan ini masih pagi, kok udah ada penampakan." gumamnya pura pura tak melihat siapa siapa.
"Anjirr lo, badan segede ini masa nggak keliatan." umpat lelaki bertubuh kekar mempunyai tinggi sepantaran dengan Andre berjalan mengekor. "Pake ngatain gue s3t4n segala lagi." gerutu nya.
Andre melirik ke belakang tersenyum tipis, di dalam hati ia ingin sekali tertawa namun sekuat mungkin menahannya seraya terus berjalan menuju halaman rumah dan disana sudah ada mobil mobil lamborghini terparkir bersebelahan dengan motor hitam milik sahabatnya.
"Andre... buset gue ditinggalin." gerutu Morgan bertambah kesal bergegas membuntutinya dengan kendaraan sport roda dua.
Dua jam tiga puluh menit perjalanan menuju Bandung kota kelahiran nya Andre langsung turun dari mobil, lelaki itu berjalan masuk ke rumah besar dengan paduan cat berwarna putih dan abu abu, tidak begitu luas seperti kediamannya di Jakarta.
'Rumah siapa itu.' dari kejauhan rupanya Morgan masih setia membuntuti sahabatnya takut terjadi sesuatu terhadapnya karna Andre dulu sempat melakukan percobaan bunuh diri setelah kematian orang terkasih nya.
FLASHBACK ON
Sepuluh tahun yang lalu...
Tepat di hari ulang tahun bocah lelaki berumur sepuluh tahun tengah malam ia terjaga dari tidurnya, sangat menantikan sesuatu berharap penuh kedua orang tuanya masuk ke dalam kamarnya.
Waktu sudah menunjukkan pukul dua pagi akan tetapi kedua orang tuanya belum juga menampakkan diri, biasanya mereka diam diam datang untuk memberikan surprise kecil setiap kali hari pertambahan usia datang.
Bocah lelaki tampan itu berdecak kesal beranjak turun dari tempat tidur keluar dari dalam kamarnya menuruni anak tangga dari lantai dua pergi ke ruang tamu.
Suasana gelap sedikit membuat langkahnya terhenti dan segera menyalakan saklar lampu. Senyumnya mengembang mendongak ke plafon atap melihat hiasan dekor pesta ulang tahun, balon berwarna merah dengan benang menjulur ke sudut ruangan.
Tapi anehnya balon cantik itu hanya ada satu warna saja yaitu merah kesukaannya.
Kedua mata terbelalak berdiri mematung Detak jantung anak lelaki itu seakan berhenti berdetak detik berikutnya. Tubuh kecilnya ambruk seketika ke lantai. "MAMA!!" teriak histeris berlari menghampiri ibunya bersimbah darah tergulai tak berdaya
"Andre... sayang!!" ucap wanita itu dengan nafas beratnya tersengal sengal tangan kanannya terulur memegangi wajah mungil sang putra satu satunya.
"M ma af k an. Ma ma, mama tidak bisa m menepati janji." ucap wanita itu terbaring diatas pangkuan putranya.
Andre sudah tidak dapat membendung air matanya lagi, ataupun berbicara hanya bisa menatap nanar ke wajah sang ibu yang tetap tersenyum walaupun sekujur tubuhnya terasa sakit akibat anak peluru bersarang tiga bagian, perut, kaki kiri dan dada kirinya.
Dorr
Akhhh
FLASHBACK OF
"Hai bro!" tiba tiba saja dari arah belakang sebuah tangan menepuk pundak kirinya.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
IPAR KEMATIAN (END)
RandomPernikahan adalah sebuah momen terindah yang di idamkan semua pasangan, tapi tidak untuk Diana. Di malam pertamanya kakak iparnya sendiri dengan sengaja menjebak dalam hubungan terlarang, merebut hak yang seharusnya di berikan bersama sang suami ia...