"Menu spaghetti bolognese 1". Teriak salah satu kasir
"Siapa pria itu". ucap perempuan itu dalam lamunannya
"Amia kerja yang benar jangan melamun terus". Ucap koki sambil menepuk bahu mia
Amira putri itulah namanya sering kali di sapa amira atau mia, meskipun masih duduk di bangku sekolah menengah kejuruan yang sangat hits di jakarta melalui jalur prestasi itupun tidak membuat ia bisa bernafas sejenak bahkan menjadi anak semata wayang bukanlah jaminan untuk Mia .
"Iya pak". Ucap mia yang langsung menyiapkan persenannya tanpa kesalahan dan langsung menyerahkannya ke tim lain untuk di antar
"Mia kemari". Ucap koki itu
"Ada apa pak?".
"Kenapa jalanmu sedikit pincang dan tanganmu banyak luka lebam?".
"Aku terjatuh dari tangga". Tutur mia sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal
"Yakin jatuh dari tangga bukannya di pukul?". mendengar ucapannya itu seketika mia membeku dan hanya bisa menganggukkan kepalanya
Koki Andrew, seorang koki yang sudah terlihat berumur namun sosok Andrew begitu berarti untuk mia lantaran ia bisa merasakan perhatian dan kekhawatiran dari orang lain.
Mia terus bekerja hingga larut malam namun langkahnya terhenti saat melihat sebuah kedai roti yang sedari dulu ia incar itu dan tanpa berpikir panjang mia langsung masuk dan membeli roti yang ia incar sedari lama.
"Aku akan makan ini sebelum tidur". Ucap mia yang kembali melanjutkan perjalanannya hingga langsung kakinya terhenti di salah satu rumah yang terlihat tidak terurus
Mia mendorong pintu dengan perlahan dan mendapati sosok yang selama ini ia takuti yaitu papahnya,tatapan tajam itu mulai kembali mia dapati.
"Mana uang harian?". Ucap papah sambil kembali meneguk minuman kerasnya
"Maaf pah, hari ini uangnya ku belikan roti".Ucap mia yang terlihat menunduk sambil mengeratkan plastik roti dibelakang badannya
"Dasar jadi anak tidak tau di untung".Teriak mama dari arah dapur
"Kita apakan pah anak ini?". Ucap bunda sambil menyalakan rokok di tangan kanannya
Bunda melangkah mendekati mia dan mengepulkan asap tepat di wajahnya membuat mia seketika terbatuk hingga roti yang ia sembunyikan terlepas dari genggamannya.
"Anakmu sangat bodoh pah,ia lebih memilih membeli roti daripada memberikan uang itu kepadamu". Ucap bunda tertawa senang dan pergi begitu saja ke arah kamar mereka sambil membawa plastik roti mia
Papah mulai berjalan mendekati mia dan sebuah tamparan panas melayang di pipi kiri mia membuat ia langsung jatuh ke arah dan seketika mia merasakan darah hangat mengalir ke dalam bibirnya karena tamparan tadi melukai sudut bibirnya.
Tanpa perasaan mia mulai menerima pukulan dan tendangan dari papahnya dan dengan sekuat tenaga ia menahan air matanya agar tidak turun apalagi saat ini ia sedang berusaha menutupi kepalanya dengan tangan itulah mengapa badan mia tidak luput dari memar.
"Besok uang harian harus 2x lipat mia". Ucap papah yang langsung berjalan meninggalkan mia sendirian di ruang tamu
"Sakit sekali". Tutur mia yang berusaha untuk bangkit dari posisinya dan berjalan tertatih ke dalam kamar lalu menguncinya
Mia merebahkan tubuhnya dan mulai memikirkan uang harian serta gajian yang ia miliki.
"Kenapa aku harus menjadi aset keluarga". Tutur mia sambil menatap langit kamarnya yang terlihat usang itu
"id card". Seketika mia teringat dengan kartu yang sebelumnya ia simpan dan tanpa berpikir lama langsung menghubungi nomor itu
Suara mengintimidasi mulai terdengar disana membuat mia langsung menelan ludah.
"Selamat malam,maaf mengganggu waktunya. Saya mia yang waktu itu diberikan id card oleh bapak".
"Baik pak,besok saya akan ke kantor bapak". Ucap mia dan langsung menutup teleponnya
"Langsung panggilan interview". mia tersenyum lepas lantaran mungkin saja ini akan menjadi pintu keluar untuk segala permasalahannya
Weekend adalah hari yang cukup padat bagi mia tapi untungnya hari ini ia bisa izin libur karena harus datang ke kantor. Mia memakai pakaian rapi yaitu kemeja putih serta rok pendek hitam dan mulai berjalan perlahan agar tidak ketauan orang tuanya.
Kalo kalian berpikir luka memar itu akan terlihat tentunya mia tidak seceroboh itu,ia memoleskan foundation ke beberapa luka memarnya meskipun ia gagal menutupi luka di sudut bibirnya itu. Kantor yang dominan berwarna emas kian memanjakan matanya dan tanpa berpikir lama ia langsung masuk.
"Selamat pagi,apa ada yang bisa kami bantu?". Ucap resepsionis
"Saya sudah buat janji untuk interview". Ucap mia perlahan
Resepsionis langsung menelepon seseorang dan mulai menunjukkan arah untuk mia.
"Nanti belok ke arah kanan dan naik lift nomor lantai 30". mendengar itu mia langsung bersiap dan pergi meninggalkan resepsionis
Mia tidak berhenti takjub dengan pemandangan didepannya dan sesaat pintu lift tiba di lantai 30 ia melihat beberapa wanita yang sedang duduk dihadapan sebuah ruangan yang tertulis CEO itu.
Tatapan dingin dan tajam seketika menghujam mia namun ia tetap memberanikan diri untuk ikut duduk di antara perempuan itu.
"Mau melamar pekerjaan". Tanya salah satu perempuan yang duduk di samping mia
"Iya kak".
"Perkenalkan namaku sandra". Ucapnya sambil tersenyum manis
"Aku amia bisa disapa mia". mia langsung menyambut tangan sandra dengan ramah
"Katanya ceo disini terkenal cuek dan dingin tapi banyak sekali yang menyukai pria itu,Para pejuang redflag seperti aku". kata sandra sambil tertawa pelan
Mia ikut tertawa pelan namun pikirannya saat ini melayang pada saat ia pertama bertemu dengan pria yang disebut ceo itu.
"Dia tidak sedingin itu namun ku akui dia sangat tampan". tutur mia dalam hati
Pintu besar itu mulai terbuka lebar dan mendapati seorang wanita yang berpakaian cukup terbuka sedang mengamati mereka semua sambil membawa sebuah kertas.
"Perkenalkan wenzi saya sekretaris disini,untuk nama yang saya panggil silahkan masuk ke dalam ruangan". Ucap wenzi dengan nada tegas itu
Satu persatu pelamar mulai keluar masuk ruangan dan setiap mereka keluar semuanya memasang wajah yang sangat sedih dan kecewa membuat mia sedikit tegang karna ini kali pertamanya melamar di perusahaan besar.
"Sandra,silahkan masuk". Ucap wenzi
"Semangat ya kak". Tutur mia sambil memberikan senyumannya
Sandra memandangi mia dan langsung berlalu masuk ke dalam ruangan namun kali ini berbeda dengan yg lainnya karena sandra membutuhkan waktu yang lebih lama namun beberapa menit kemudian pintu itu terbuka dan menampakkan wajah sandra yang sedih seperti menahan air mata.
"Kak". Ucap mia yang langsung menghampiri sandra
"Aku gagal".
"Amia putri peserta terakhir silahkan masuk". Ucap wenzi
"Aku harus masuk". Tutur mia yang langsung berjalan menjauh dari sandra namun langkahnya terhenti karena sandra menahan langkahnya
"Kamu harus lolos oke". Ucap sandra yang tiba tiba saja memeluk mia
Mia hanya bisa diam terpaku karena ini kali pertamanya di peluk oleh orang lain dengan perlahan mia mulai memasuki ruangan yang memiliki penerangan lumayan redup itu.
Pandangan matanya tertuju ke arah bangku yang menghadap membelakanginya itu dan sesaat kemudian bangku itu berputar arah dan mia melihat sosok...
Bantu dukungannya✨✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Sexy slave
Cerita PendekAku punya satu komedi, Bukannya sangat lucu seorang anak yang diperlakukan kasar bahkan dipukul setiap hari dan dipaksa bekerja untuk melunasi hutangnya ke puluhan rentenir. Tapi aku memiliki suatu rahasia yaitu memiliki hasrat seksual yang tinggi m...