01• Menulis

7 2 0
                                    


Ayo kasih feedback
Fote}}}⭐

Happy Reading
|
|
|
|
|
|
|
|

Malam ini Aerin fokus dengan tugasnya yang menumpuk, menjawab soal demi soal dengan lihainya. Namun ada sesuatu yang mengalihkan atensinya, ibu berdiri di depan pintu kamarnya. Jantung Aerin berdetak dua kali lebih cepat, ia mencoba menghampiri sang ibu

"I-ibu ada apa? " Tanya Aerin dengan gugup

Ibu tak menjawab melainkan tatapan nyalang menatap Aerin, ibu memasuki kamar Aerin, menutup pintu tak lupa mengunci nya "ibu capek rin" Ujar ibu, menghampiri Aerin dan memeluknya

"AAAARRRGGHHHH IBU CAPEK RINN" Teriak sang ibu, Aerin mencoba menenangkan nya dengan mengusap punggung ibu. Ini yang Aerin takuti

Namun ibu malah mencekik leher Aerin dengan keras hingga Aerin tak bisa bernafas, wajah nya memucat dan bibirnya membiru "i-ibu e-rin ga bi-sa nap-as bu" Keluh Aerin

Ibu tersadar dan mengendurkan cengkraman nya "erin maafin ibu rin hiks" Tangis ibu pecah, erin hanya mengangguk

"Ibu tenang ya, istirahat yuk erin anter ke kamar" Aerin memapah ibunya kekamar untuk beristirahat setelah itu ia kembali ke kamarnya

Itu lah yang Aerin dapat dari ibu nya setiap malam pukulan, cengkraman, cambukan. Tak setiap malam namun itu sering terjadi untuk melampiaskan amarah ibunya. Aerin lelah namun ia bisa apa, itu semua terjadi setelah kematian adiknya 2 tahun lalu

Aerin tertidur, ia berharap semoga tak ada hari esok

Pukul 06.56 Aerin masih berdiri di depan cermin ia melihat bekas cengkraman sang ibu tadi malam di leher nya. Ia mencoba menutupi nya dengan foundation dan conciller namun masih lumayan terlihat, akhirnya ia menutupinya dengan mengurai rambut panjangnya

Aerin keluar dari kamarnya dan turun kebawah untuk menghampiri sang ibu dan ayah "pagi bu, pagi yah" Sapanya

"Pagi sayang" Jawab ibu

"Pagi"

"Bu erin ambil rotinya aja ya, Gara udah nunggu di depan" Ujar Aerin

"Oh iya gapapa, Hati-hati rin" Jawab ibu

"Bilangin helgar pelan-pelan bawa motor nya" Ucap ayah

Aerin termangu saat ayah berujar, ia tersenyum kecil "iya bu yah"

Aerin pergi keluar rumah dan disitu juga ada Gara yang menunggunya, ia menaiki motor Gara dan tak lupa memakai helm. Gara pun segera menancap gas untuk kesekolah

Tiba nya di parkiran sma Perwira Aerin turun dari motor Gara dan mencoba melepas helm yg ia pakai namun bukanya terlepas malah tak bisa di buka, Gara yang melihat pun berinisiatif membantu Aerin

"kalo gabisa tuh bilang" Ujar Gara

"Iya" Jawab Aerin. Namun saat membantu Aerin Gara melihat leher Aerin yang memerah ia pun reflek memegangnya, namun malah di tepis oleh sang empu

"Ibu?" Tanya Gara khawatir, Aerin menggeleng

"Jujur rin, udah di obatin?" Gara kembali bertanya

"Belum cuma gue tutupin pake foundation" Jawab Aerin

"Ke Uks dulu baru kekelas ayo" Gara menarik tangan Aerin

Mereka jalan bergandengan di sepanjang koridor sekolah, sampai di uks Gara mengangkat Aerin agar duduk diatas ranjang, mencari karet gelang untuk menguncir rambut panjang Aerin. setelah mendapat karet Gara menghampiri Aerin dan menguncirinya dengan perlahan agar Aerin tak merasa kesakitan

Setelah menguncir Gara membersihkan leher Aerin dengan tisu basah, terdapat jejak tangan yang sangat jelas "sakit? " Tanya Gara

"Lumayan" Jawab Aerin dengan santai

Gara mengompres leher Aerin dengan kain hangat dan hati-hati tak lupa ia mengoleskan salep untuk luka, setelah itu ia membuka kunciran di rambut Aerin dan merapikan kembali seperti semula

Selesai mengobati Aerin Gara mengantarnya hingga depan kelas tak lupa Aerin mengucapkan terimakasih pada Gara, Gara pun menjawab 'dengan senang hati tuan putri' sambil mengelus surai panjang nya

Aerin memasuki kelasnya ia menuju tempat duduk yang berada di pojok belakang, Aerin duduk dan langsung membaca buku pelajaran nya. Aerin memang pendiam sejak pertama kali masuk sma ia tak banyak berbaur namun di segani banyak orang karna kepintarannya, tak ada yang berani membulinya karna Aerin dekat dengan Gara seorang siswa yang sangat ingin melindungi Aerin dari apapun yang membuatnya terluka.

Tap... Tap.... Tap... Tap

Krieett...

"Pagi anak-anak" Ah guru datang di waktu yang sedikit telat

"Pagi buuuu" Ujar murid serentak

"Kita akan koreksi pr minggu kemarin" Ujar guru tersebut

"Alqueena Aerin mageshwara, bisa jawab pertanyaan no 1?" Tanya guru itu

Aerin mengangguk dan maju untuk menuliskan jawaban di papan tulis, dengan lihai Aerin menulis jawaban itu secara rinci dan jelas tanpa ada kesalahan sedikitpun. Setelah menuliskan jawaban Aerin kembali duduk di tempatnya.

Setelah 2 mapel berlangsung bel istirahat tiba Gara sudah menunggu nya di depan kelas, mereka berjalan berdampingan di sepanjang jalan menuju kantin. Mereka mencari meja dan duduk berdua "mau pesen apa rin?" Tanya gara

"Gausah gue ga laper" Jawab Aerin

"Makan rin pagi tadi lo cuma makan roti"

"Gapapa gar gausah"

"Makan rin gue pesenin mau apa? Nasi goreng?, bakso?, mie goreng? " Tanya Gara berturut-turut

Aerin memajukan wajahnya "gue bilang gausah helgara Brawijaya" Ujar Aerin dengan menekan kata 'gausah'. Gara meneguk ludah nya kasar ia pun mengangguk paham.

Aerin beranjak dari duduk nya berniat untuk pergi ke rooftop sekolah, sampai di rooftop Aerin menghirup udara banyak-banyak untuk menenangkan pikiran nya, tanpa ia ketahui Gara mengikutinya "Aerin maaf" Ujar Gara

"Maaf gar gue ga bisa kontrol emosi" Jawab Aerin bersalah

Gara mengangguk "gapapa rin marah sepuas lo"

Aerin tersenyum ia memeluk helgara dengan erat, begitupun gara yang tak kalah eratnya "aku takut" Ucap Aerin dalam dekapan gara

"Apa yang lo takutin?"

Aerin menggeleng, gara tersadar Aerin tak pernah berbicara aku-kamu padanya berarti ini adalah...

Gara melepas pelukanya dengan perlahan " Nesha? "

Aerin mengangguk. Nesha adalah anak perempuan berumur 14 tahun yang ada di dalam diri Aerin, bisa di bilang Aerin memiliki kepribadian ganda

"Nesha takut apa?" Tanya gara

Ia menggeleng "ka Aerin nya kemana?" Tanya gara kembali

"Ka Aerin lelah dia izin tidur sebentar" Jawab aerin

Selelah itu ya rin? Batin gara

"Nesha gapapa di lingkungan ini?"

"Gapapa ka, nesha udah lumayan sering muncul pas ka Aerin disekolah" Gara mengangguk

"Ka aerin nitip ini ka, katanya buka nya pas ka gara di rumah aja" Nesha memberikan secarik kertas biru.

Gara menerima kertas itu "nesha mau kekelas, duluan ya ka" Pamit Aerin

Gara termenung lo sekuat itu rin? Sampe nyiptain nesha, gue salut sama lo batin gara

Trimakasih udah mampir sayy💐
Penasaran gaa??

Jangan lupa vote⭐

Sampai jumpa di chapter selanjutnya

The DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang