Tok-tok..
“Yaa.”
Pintu kamarku terbuka perlahan.
“Dek, dicari Mas Delta.” ucap Mas Cio dari sela pintu kamar yang terbuka.
“Oh udah dateng?”
Mas Cio mengangguk sambil melangkah masuk ke kamarku.
“Pasti langsung diajak Kyiv main PS ya?” tanyaku sambil merapihkan liptint yang baru saja kugunakan.
“You know lah. Kalian mau ke mana?” tanya Mas Cio yang kini sudah berbaring di ranjangku.
Aku mengambil tas selempang yang sudah kusiapkan.
“Mas Delta minta temenin ke acara temennya gitu.”
“Acara apa?”
“Temennya ada perform gitu di opening salah satu cafe.”
“Di mana?”
“Bintaro. Makanya dia ngajak aku karena dekat. Kenapa? Mas Cio mau ikut?”
Mas Cio bangkit dan kini terduduk manis.
“Kamu yakin nggak ada cousin or brother complex gitu sama dia?”
Aku refleks tertawa.
“Ya enggaklah, Mas. Aku anggap Mas Delta itu kayak Mas Cio. Apalagi selama Mas Cio kuliah di Bandung ditambah lagi lanjut ke Yogya. Mas Delta yang gantiin perannya Mas Cio buat aku sama Kyiv loh.”
“Ya ya yaa. Kalau itu sih Mas Cio juga tau. Cuma jadi penasaran aja, secara kalian deket banget kayak gitu. Bukannya apa, kalau sampai brother complex, repot urusannya. Kasian kaliannya juga.”
“Iya Mas Cioku sayaaang. Amaann kalo ituu. Gini-gini aku punya banyak gebetan kali, Mas. Mas Delta mah lewaattt. Misiii, numpang lewat.” ucapku sambil berjalan menunduk di depan Mas Cio.
Gantian Mas Cio yang tertawa. Lalu bangkit berdiri dan menyusulku yang sudah berjalan ke arah pintu.
“Ayas, tunggu.”
Aku menghentikan langkahku dan membalikan badan, “Kenapa, Mas?”
Mas Cio memperhatikanku dari ujung kepala sampai ujung kaki. Kedua alisnya bertaut ke tengah.
“Celananya ganti.”
“Hah?”
“Celanamu itu lho. Ganti cepet.”
Aku langsung melihat ke celana pendek yang kukenakan.
“Kayak nggak pake celana.”
“Ih Mas Cio apaan sih? Ini kan hotpants, Mas Cio. Emang segini.”
“Ganti atau nggak usah jadi pergi.”
Mas Cio lalu berjalan melewatiku dan menghilang seiring pintu kamarku yang tertutup. Kalian pasti sudah kenal kan sama body guardku yang nomor satu ini?
-----
Setengah jam kemudian, aku dan Mas Delta sudah sampai di tujuan.
“Atas nama Delta Raesaka, Mas.” ucap Mas Delta pada pelayan yang menyambut kami di pintu masuk.
“Oh ya silahkan lewat sini, Mas.”
Aku dan Mas Delta lalu berjalan mengikuti pelayan tadi. Ternyata acara sudah dimulai. Seluruh meja dan kursi hampir penuh terisi.
“Pantes nggak jawab telepon. Udah lagi tampil ternyata orangnya.” ucap Mas Delta.
“Oh ini suara temannya Mas Delta?”