"Thank you banget buat iDea yang udah ngundang kami malam ini. Thank you juga buat teman-teman yang udah dateng ke sini dan seru-seruan bareng kami. Nggak kerasa udah hampir satu jam kita nyanyi bareng di sini, malam ini." ucap Jame dengan suara sedikit terengah di atas panggung.
Keringat terlihat membanjiri wajahnya. Rambutnya yang sedikit berantakan itu juga terlihat sedikit basah oleh keringat.
"And for the last from us, ini lagu yang cukup mengena di diri gue sendiri. Lagu yang bisa dibilang apa ya? Hmm curcolan gue tentang seseorang gitu lah." ucap Jame lagi diakhiri kekehan ringannya.
"This is Permainan Menunggu. See you and thank you, guys!" seru Gara lalu memulai petikan gitarnya.
Waktu yang terlewati
Tinggalkan sebuah rasa
Begitu berarti
Kucoba menghindar
Namun tak ada tempat
Yang tak mengingatkanku pada dirimuSuara Jame kembali terdengar. Sesekali dia menengok ke arahku yang berdiri di samping panggung.
Mata sulit terpejam, permainan menunggu
Jantung berdegup kencang, permainan menungguKali ini suara Gara yang terdengar. Untuk lagu ini, memang dinyanyikan oleh mereka berdua.
Waktu tak henti permainkan aku
Hari terus berlalu, Ini semakin seru dan kau tetap di benakku
Ku pertahankan langkahku dalam setiap luka
Tak terbesit 'tuk mengalah, walau mungkin 'kan kecewaSejujurnya, aku cukup suka dengan lagu ini walaupun aku jelas membenci penyanyi utamanya. Apalagi dilagu ini, walaupun Jame dan Gara saling sahut-menyahut di bagian mereka masing-masing. Tapi suara mereka terjalin dengan harmonis.
Tak pernah ada rasa yang sama
Walau terus mencari tak mungkin tergantikan
Tak pernah ada rasa yang sama
Walau terus menjauh, tak mungkin terlupakanMata sulit terpejam, permainan menunggu
Jantung berdegup kencang, permainan menungguJadi, lagu ini curcolannya si demit bercepol itu? Jame terus menerus menengok ke arahku sambil terus bernyanyi. Jangan-jangan, lagu ini buatku?? Aku langsung menggelengkan kepalaku untuk mengusir pemikiran absurd barusan.
Lalu perhatianku teralihkan pada seorang laki-laki yang sedang fokus di FOH. Di telinganya sudah pasti terpasang ear monitor seperti yang kugunakan. Di depannya terhampar berbagai macam tombol yang digunakan untuk mengatur suara, cahaya, dan tampilan layar yang ada di atas panggung. Sesekali dia ikut bernyanyi dan juga mengobrol sambil bercanda dengan tim utama yang bertugas di FOH seperti dirinya.
"Nggak usah ngeliatin aku segitunya kali, Yas." suaranya tiba-tiba terdengar di ear monitorku. Membuatku seketika jadi salah tingkah.
Kulihat dia tersenyum lalu tertawa ringan di tempatnya sambil melihat ke arahku. Padahal posisi kami agak jauh, bisa-bisanya dia menangkap basah aku yang sedang melihatnya bertugas dengan terpesona. Gama Ahessa mode yang seperti inilah yang jadi the best look of Gama versiku, yang sebisa mungkin nggak akan pernah aku lewatkan begitu saja.
Jangan hilang tak kembali, jangan hilang tak kembali
Jangan hilang tak kembali, jangan hilang tak kembaliTak pernah ada rasa yang sama
Terus mencari tak mungkin dapat tergantikan
Tak pernah ada rasa yang sama
Terus menjauh, tak mungkin dapat ku lupakan..Kembalilah seperti saat kau memintaku untuk pulang
Kembalilah seperti saat kau memintaku untuk terjaga"Thank you, guys!!!" seru Jame mengakhiri penampilannya malam ini.