Kemarin, Sabtu. Halilintar memainkan ponselnya dengan fokus dan mengabaikan Taufan yang terus mengoceh. Demi apapun, ia rasanya ingin menyumpal mulut Taufan menggunakan tissue.
"Terus habis itu 'kan-"
Bruk!
"Yah jatuh, eh arsip OSIS." Taufan melirik pada Gempa yang sedang menyapu kamarnya.
Taufan dan Halilintar memutuskan untuk berkumpul di rumah Gempa walau tak ada rangka apa-apa.
"Lin."
"Hm? Kenapa?" Halilintar melirik pada Gempa.
Gempa menghampiri Taufan dan Halilintar yang duduk di kasurnya. Dia membawa map dengan nama arsip OSIS, seingat Halilintar itu diberikan oleh Nova pada Gempa. Kalian ingat? Kalau lupa balik lagi ke chapter 05.
"Emang arsip OSIS suka ada surat inventaris ya?" tanya Gempa yang masih berdiri dengan tangan kanan memegang map, tangan kiri memegang sebuah amplop cokelat polos.
Halilintar mengernyit heran. Sejak kapan ada surat inventaris? Kalau memang surat menyurat mengenai peminjaman dan lain-lain masuk akal. Tapi sepertinya ini bukan ke arah hal tersebut.
Halilintar lantas menarik Gempa dan membuatnya duduk di kasur. Dan meminta penjelasan.
"Sakit Lin," ucap Gempa merasakan tulang duduknya sedikit sakit.
"Iya maaf."
"Oh ada nama kita bertiga." kata Taufan menunjuk pada surat yang dipegang Gempa.
Gempa membalikkan surat tersebut dan memang benar ada nama mereka bertiga di sana.
Untuk Halilintar, Gempa dan Taufan. Simpan baik-baik.
- dari Nova dan Beliung
"Ngapain Kak Nova ngasih beginian." Demi Tuhan Halilintar benar-benar dibuat kebingungan.
"Emang ada surat inventaris berupa, personal latter?" tanya Taufan dengan wajah bertanya-tanya.
Gempa menatap datar temannya itu dan menggerutu dalam hati.
Kalau lo bingung apalagi gue Fan! Agak lain emang nih anak
Halilintar menyuruh Gempa untuk membuka amplop cokelat tersebut yang tampak sedikit berisi.
Gempa mengeluarkan beberapa lembar kertas putih tebal, seperti sebuah polaroid. Lalu ada satu flashdisk disana.
Gempa mendekat dan memberitahu isi surat itu. Halilintar dan Taufan membacanya penuh seksama.
Gem, mungkin surat ini bakal gue kasih ke lo karena gue yakin lo orangnya gak bakal ceroboh nyimpen benda apapun.
Li, Fan, Gem. Gue butuh pertolongan lo bertiga buat selesaikan misi dari kita bertujuh yang belum selesai sampai sekarang.
Pertama-tama terimakasih sudah mau join OSIS, promosiin terus ye. Skip dah anying. Ini gue Nova, yang nulis. Perhatiin baik-baik.
Gue sudah simpen flashdisk dan beberapa foto. Amati fotonya, itu diambil langsung sama Beliung.
Gue minta tolong, temuin Beliung, hidup atau mati, bawa dia, gue cuma mau dia balik ke keluarganya. Gue ngerasa kalau gue gak bakal bisa bertanggung jawab lebih lanjut lagi, Li, tolongin gue.
Awalnya gue cuma ngajak Blizzard, Kristal, Voltra sama Gamma saja. Tapi Rimba sama Beliung maksa buat ikut gue ngejalanin misi selidiki sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEROR ORGANISASI [Publish Ulang]
Horror¡! BACA DESKRIPSI TERLEBIH DAHULU!¡ Berhati-hatilah kalian. Jika belum pulang ketika jam menunjukkan pukul lima sore. Maka kalian akan hilang. Menceritakan Halilintar Aryatama sebagai ketua OSIS yang baru menjabat. Dia mendapati wejangan dari ketua...