Delisiana Putri

134 2 0
                                    

Sementara di Apartement

Dua wanita yang kini berada di kamar unit tengah bersiap untuk menuju suatu tempat.

"Na, lo yakin mau ikut gue." ujar wanita satunya.

Ya selama beberapa hari Diana menginap di unit Apartemen Mita sahabatnya sewaktu sekolah dasar dulu, kebetulan menghubungi lewat akun media sosmed miliknya.

"Gue pinjem duit dong seratus." ucap Diana nyengir kuda.

Mita menyerngitkan dahi heran. Buat apa seorang Diana Putri pewaris satu satunya restoran ternama seluruh jajaran kota di negaranya hingga keluar negeri pinjam uang, sulit dipercaya.

Sebelum kedua orang tuanya meninggal mereka sempat berpesan pada Mita sahabat kecil putri semata wayangnya untuk mengurus bisnis kuliner pada saat itu.

Mereka lebih percaya pada Mita yang tak lain ialah anak dari sahabat orang tuanya, karna sedari kecil hingga remaja Diana tergolong anak manja suka menghambur uang dan berfoya foya walaupun sebenarnya ia mempunyai banyak bakat di sekolahnya dan banyak menjuarai berbagai ajang kompetisi tarian nusantara.

Deliana Putri usia 23 tahun biasa dipanggil Anna atau Diana Putri sebenarnya nama pengganti setelah kepergian kedua orang tuanya, tidak tau jelas mereka memberi wasiat untuk putrinya segera berganti nama, ia menempuh pendidikan di Universitas ternama Jakarta dan mengambil dua jurusan sekaligus dalam satu kampus, Seni dan Manajemen Bisnis, satu tahun bekerja di perusahaan Boustion Group milik sahabat ayahnya sendiri.

"Nih!!" Mita menyodorkan beberapa lembar uang kertas merah pada Diana.

Ha...Ha...Ha

"Kok lo ketawa sih. Emang ada yang lucu." ujar Mita nampak bingung.

Diana mengibaskan kedua tangannya ke atas. "Enggak gue cuma lagi bayangin sesuatu."

"Oh... gue kira lo udah beneran gila karna hamil." celetuk Mita sambil mengenakan sepatu heels bertali panjang ke atas betis.

Mita....?

Diana berdecak pinggang meciming tajam menyenggol bahu Mita lalu berdiri dari sofa satu langkah berjalan maju di hadapan wanita yang kini sibuk memakai sesuatu di kakinya.

"Lo ngapain pake begituan. Kita itu cuma mau pergi ke mall bukan pesta atau bar."

"Ck, Hufff." menghela nafas berkali kali. "Ya udah ayo!" ajak Mita menadahkan tangan nya.

Apa?

"Duit gue." sambungnya. "Lo gak jadi pinjem kan." ujar nya mengambil beberapa uang yang tadi sempat ia berikan dari tangan sahabatnya.

Dan mereka berdua keluar unit Boustion Group salah satu gedung bertingkat tinggi yang dimiliki perusahaan property.

"Mita...?" teriaknya tiba tiba.

"Apalagi." berdecak kesal menutupi kedua telinganya. "Jangan suruh gue keluar terus ambilin barang lo yang ketinggalan." jawab Mita ogah ogahan.

"Siapa pemilik gedung itu." tanya Diana manik matanya tertuju pada gedung tinggi menjulang.

"Suami guelah. Kan waktu itu gue udah pernah cerita." ucap Mita asal.

Diana menatap sahabatnya mengintimidasi.

"Oh... Diana ku sayang. Kau ini kenapa, tiba tiba berteriak, bertanya tidak penting." ujar Mita acuh. "Udah ah, kita berangkat sekarang, bentar lagi film nya tayang." ucap Mita berhasil membungkam mulut cerewet.

Bukan karena takut tapi selama perjalanan ke sebuah mall di Jakarta otak nya terus berputar putar memikirkan ucapan Mita barusan.

Tak terasa mobil ungu muda terparkir di sebuah Mall.

Diana masih saja berperang pada pikirannya sendiri.

'Andre suami Mita. Dunia ini luas tapi kenapa aku harus berurusan dengan pria brengsek itu lagi.' batin Diana gusar sampai tak sadar jika Mita sedari tadi memanggil namanya berkali kali namun tak ada sahutan sama sekali.

Diana?

Diana...?

DELISIANA PUTRI

"Hmm..." tersentak kaget.

"Melamun lagi kan. Lo kalo kangen telpon aja gih sana ke suamimu, suruh dia pulang." saran nya.

Beberapa hari sejak kepergian David, dia sama sekali tidak pernah menghubungi istrinya ataupun sekedar kirim pesan singkat, hal tersebut membuat Diana khawatir ia stress karenanya, ditambah lagi masalah Andre yang terus menerus berada diantara di tengah tengah mereka.

BERSAMBUNG

IPAR KEMATIAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang