[8]

224 26 4
                                    

"berani-beraninya.." bellatrix mengepalkan tangannya. wajahnya merah padam, menggambarkan betapa marahnya ia ketika sampai di tempat ini. malfoy manor yang sudah seperti rumahnya sendiri.

bagaimana bisa?

bagaimana bisa narcissa kabur begitu saja dari tempat teraman yang narcissa sendiri yakini? adiknya itu pengecut, narcissa tidak seberani dirinya, pastilah para keparat antek-antek dumbledore itu yang sudah mengambil narcissa dari sisinya.

setelah si anak tengah, saudarinya yang tidak berguna itu mengkhianatinya dengan menghancurkan ideologi keluarga mereka, sekarang adik bungsunya juga melakukan hal serupa. betapa menyebalkannya. 

ia hanya tidak pulang beberapa hari, tetapi kekacauan ini membuat kepalanya pusing.

"bella.." sebuah suara memanggilnya.

bellatrix menoleh, emosinya langsung naik ke ubun-ubun.

"KAU!" tunjuk bellatrix pada suaminya yang memanggil tadi. ia murka, sungguh. rasanya ingin menghujam suaminya itu dengan berbagai macam kalimat penghinaan. "MENGAPA CISSY PERGI DARI RUMAH INI? APA SAJA YANG KAU LAKUKAN, HUH? MENGAPA SEMUANYA TAK BISA BERJALAN DENGAN BENAR JIKA AKU TAK ADA??!"

"bella... andromeda datang." ucap rodolphus. mengabaikan hatinya yang berdenyut sakit setelah ucapan meletup-letup yang keluar dari bibir istirnya sendiri.

bellatrix terkejut. ia tidak salah dengar kan? andromeda? andromeda black? oh, tidak. dia sudah bukan black, bellatrix lupa nama belakangnya yang sekarang. sialan, dua kali ia terkejut dengan rentang waktu yang hampir bersamaan. seorang andromeda? setelah selama ini dia selalu bersembunyi karena membelot!? berani-beraninya si sialan itu.

"dia sendirian?" tanya bellatrix dengan wajah mengeras.

rodolphus menggeleng, "dia tidak datang kesini, maksudku—dia memunculkan diri. aku melihatnya di diagon alley, itu sebabnya aku mengejarnya... tapi, dengan cepat aku kehilangannya, dan ketika aku kembali ke manor—keadaan disini sudah kacau." 

itu artinya bukan andromeda yang menyelamatkan narcissa. lantas siapa? sudah pasti keponakan nakalnya itu termasuk ke dalamnya. bellatrix terkekeh sinis, benar kan firasatnya. draco itu manusia lemah, cepat atau lambat memang dia akan jatuh cinta dengan gadis aneh itu.

tuannya saja yang terlalu keras kepala, sudah sejauh ini pun pangeran kegelapan masih saja tidak mempercayai bellatrix seutuhnya. wanita itu menggeleng, membuyarkan lamunannya sendiri. tidak seharusnya ia berpikiran seperti itu.

ia menghela nafas kasar, kemudian mengangkat wajahnya dengan tenang, tidak seharusnya ia meledak-ledak seperti tadi. pangeran kegelapan tak boleh melihat pikiran jeleknya, atau riwayatnya akan tamat. ia adalah pengikutnya yang paling setia, selamanya akan begitu.

"bereskan semua kekacauan ini, atau pangeran—"

"atau apa, bella?"

bellatrix dan rodolphus terkejut, demi merlin suara itu membuat mereka merinding seram, dengan reflek keduanya bersimbah sedalam mungkin sampai wajah keduanya benar-benar menyentuh lantai dengan kepala tertunduk dalam ketika suara langkah kaki terdengar di lantai dingin malfoy manor, berjalan menghampiri suami istri itu.

"my lord.."

voldemort mengendus kesal, kemudian terkekeh sinis, "kau kecewa padaku, bella?" dibawanya tangan keriput bersisik itu membelai surai keriting hitam legam milik bellatrix.

"a-ampun, tuan.." nafas bellatrix memburu, jantungnya berdegub kencang, oh merlin! matilah ia. apa tuannya itu sudah membaca pikirannya? sejak kapan? "s-saya tidak kecewa, saya hanya—"

Take a Chance with Me, Will You? ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang