Iya, benar. Akhirnya setelah sekian lama aku bisa update cerita ini juga.
Aku nggak lupa, kok. Cuma emang mager aja ngetiknya walau dialog cerita ini udah kelar sejak lama. 😭🙏
Pokoknya, selamat membaca aja. Dan doakan semoga aku bisa lancar ngetik ini sampe tamat untuk update lain ke depannya. 💪
• • •
Yubian berdiri tegap; berpenampilan rapi dengan memakai kaus lengan pendek warna kuning dirangkap kardigan warna abu-abu ditambah terusan celana panjang warna hitam. Rambut tertata apa adanya--sangat berbeda seperti ketika dirinya sedang berperan sebagai KETOS. Pun, dia datang tanpa memakai kacamata. Membuat Jefino yang baru aja membukakan pintu jadi terpesona sampe refleks mengabadikan foto sang KETOS melalui HP.
"Elu cakep banget, Ket," puji Jefino dan nyengir. "Senyum dikit, dong."
Permintaan yang nggak sulit untuk dipenuhi. Yubian langsung aja tersenyum lempeng sembari mengangkat jempolnya dan bikin Jefino tersenyum puas.
"Semoga HP elo meledak gara-gara terlalu banyak nyimpan foto gue." Yubian menyumpahi lantaran sejak mereka saling kontak melalui HP, Jefino nggak henti meminta kiriman foto darinya. Sekarang bahkan wajahnya difoto langsung dari dekat.
Lebih anehnya lagi, Yubian selalu nggak kuasa menolak permintaan Jefino--kecuali permintaan yang macem-macem, yang untungnya belum ada. Jangan sampe ada, sih.
"Memori HP gue baru keisi 30 persen, Ket. Masih banyak foto elu yang bisa ditampung di sini," ujar Jefino memberitahu.
Yubian menebak, "HP baru, ya?"
"Iya. Gue beli pas lebaran kemarin." HP di tangan Jefino bolak-balik. "Terus gue punya satu HP lain yang khusus gue pake buat nge-game sama nonton--"
"Mau sampe kapan elu berdua ngobrol di situ?" Teguran Mamah bikin penuturan Jefino terpotong. "Buruan ajak tamu elu masuk, Fino!"
Yubian menyadari bahwa ternyata di rumahnya Jefino dipanggil dengan sebutan Fino. Berbeda panggilan dari ketika dia berada di lingkungan sekolah.
"Hai, Tante." Lalu KETOS berinisiatif mencium tangan Mamah Jefino. "Maaf kalau kedatangan saya mengganggu. Perkenalkan, nama saya Yubian. Saya--"
"Gue udah denger semuanya dari Jefino, kok. Gue paham. Emang anak goblok kayak dia sesekali perlu diajak belajar bareng," tukas Mamah dengan senyum lebar yang di mata Yubian sangat mirip dengan cengiran Jefino. "Oh, iya. Ngomong-ngomong, panggil gue Mbak aja. Mbak Naya. Gak usah Tante. Biar keliatan lebih akrab."
"Aduh, Mamah!" Jefino membentak geram. "Malu-maluin aja lu. Awas! Gue mau ngajak Yubian masuk!" Tangan sang KETOS sigap digandeng oleh Jefino.
Begitu mereka melangkah melewati ruang depan, kehadiran mereka disadari oleh adik cewek Jefino yang langsung aja heboh. "Wah, gebetan Bang Fino udah dateng!"
"Eh, beneran? Mana?" Bapak Jefino pun ikut-ikutan penasaran dan melirik.
"Pantesan aja Abang suka. Dia mirip Oppa Korea," kata adik Jefino dan meneruskan, "Tapi versi pendek."
Yubian berpura-pura nggak mendengar kalimat terakhir tadi.
"Cakep, ya. Dulu waktu muda bapak juga cakep begitu."
"Prettt!" Jefino dan adiknya kompak menyangkal ucapan halu sang Bapak. "Gak usah nyamain diri lu sama yayang Yubian gue. Cakepan dia ke mana-mana, kali."
Protes Jefino bikin semua orang mendelik risih, terutama Yubian.
"Halah, bacot lu! Jadian aja belum udah manggil yayang-yayang," cerca Mamah merasa geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos Cupu, I Love You [BoyxBoy]
Humor"Kenalan sama gue, yuk. Nama gue Jefino Josandika. Nama lu siapa?" "Bukankah kamu sudah tahu? Untuk apa kita saling berkenalan lagi?" "Sebutin lagi aja, nggak apa-apa. Ayok, kita kenalan dari awal." "Nama saya Yubian Aprillio. Sudah, 'kan?" "Nah, ka...