Sesuai seperti apa yang Jefino katakan; nggak ada kata menyerah dalam hidup dia. Hari demi hari, dia bakal selalu muncul di hadapan KETOS selaku pujaan hatinya. Cuma untuk ngajak jadian.
"Hai, Ket. Pacaran, yuk!"
"Tidak tertarik."
Hari kedua, Jefino masih ditolak.
"Ket! Jadian sama gue, yok!"
"Tidak mau!"
Hari kelima, KETOS masih nggak mau diajak jadian.
"Udah mau belum? Jadi pacar gue?"
"Tidak mau."
Satu minggu berlalu, di perpustakaan, bertanya sambil berbisik-bisik sok imut pun Jefino tetap mendapat penolakan.
"Ayo, Ket! Kita pacaran!"
"Tolong, jangan ganggu saya."
Hari entah ke berapa, Yubian masih enggan menghiraukan Jefino yang kini sekadar berdiri memperhatikan punggung sang KETOS. Terdiam.
Lalu hari ini, di depan ruang rapat OSIS, Jefino udah aja siaga. Bersiap mencegat Yubian seperti sebelum-sebelumnya.
"Ket! Gue mau elu jadi pacar gue!" jerit Jefino sampe bikin seluruh anggota OSIS saling pandang keheranan.
Yubian yang udah terlalu sering menghadapi situasi begini merespons dengan santai, "Saya tidak mau." Dia melangkah melewati Jefino dengan terburu-buru.
"Ket!"
"Arshaka, cepat tutup pintunya!" titah sang KETOS pada Wakil Ketua OSIS.
Arshaka mengunci pintu ruang rapat. Dengan suara Jefino yang masih juga kedengaran dari luar.
"Ket! Ayolah! Gue mau elu jadi pacar gue!"
Yubian menghela napas lelah.
"Oke! Gue bakal nembak elu lagi besok! Tunggu aja!" Jefino berkata setelahnya berlalu dari ruang OSIS. Memunculkan embus napas lega dari orang-orang di dalam ruangan.
"Dia benar-benar pemuda yang gigih," komentar Arshaka dengan senyum geli.
"Dan bodoh," timpal Yubian yang kemudian duduk di kursi.
"Siapa sangka seorang Jefino Josandika bakal tergila-gila sama KETOS baru kita."
"Itu bukan sindiran, 'kan?" tanya KETOS pada salah satu anggota perempuan di situ.
Perempuan berkuncir satu itu menggelengkan kepala. "Bukanlah, Ketua. Itu murni pujian. Karena Ketua sendiri tau Jefino itu gimana sifatnya. Kami nggak pernah sekalipun menyangka bahwa dia ternyata ... homo. Walau fakta tentang dia yang gak normal gitu udah nggak mengejutkan bagi siapapun lagi."
"Karena dia sudah terlalu sering membuat masalah." Arshaka menyambungkan.
"Dan sekarang dia malah memuja KETOS kita mati-matian."
"Padahal awal ketemu dulu kalian sempat berantem."
"Mungkin itu yang dinamakan benci jadi cinta."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos Cupu, I Love You [BoyxBoy]
Umor"Kenalan sama gue, yuk. Nama gue Jefino Josandika. Nama lu siapa?" "Bukankah kamu sudah tahu? Untuk apa kita saling berkenalan lagi?" "Sebutin lagi aja, nggak apa-apa. Ayok, kita kenalan dari awal." "Nama saya Yubian Aprillio. Sudah, 'kan?" "Nah, ka...