Di hari Sabtu pagi, Harsa hanya bersantai di kamarnya tanpa melakukan apapun. Ia merasa bosan dan suntuk.
"Bosen banget, dah. Ajak Melvan sama Hans ngopi apa yak," Harsa mengambil handphonenya yang tergeletak di samping kasurnya. Ia mencari café yang menarik di sekitaran apartnya.
Banyak café menarik yang menarik perhatiannya. Namun, pencariannya terhenti pada sebuah café yang memiliki desain ter-cozy dari semua café yang ia temukan. Ia melihat menunya, cukup terjangkau dengan nama-nama menunya yang sangat menarik. Ia berniat mengajak Melvan dan Hans untuk menghabiskan waktu bersama di sana.
Ia bangun dan bersiap dengan pakaian santainya. Ia keluar dari apartnya dan menekan bell apart Melvan yang tak jauh dari apart miliknya.
"Meeellll~ vaann~" Harsa memanggil Melvan sembari menunggunya membuka pintu. Melvan keluar dengan bingung. Namun, ia terlihat sudah rapi.
"Kenape?" Melvan bertanya kepada Harsa. Harsa hanya tersenyum lebar.
"Perfect banget outfit lo, gue mau ngajak ngopi ke café deket sini," Harsa memperlihatkan handphonenya kepada Melvan, menunjukkan café yang ia maksud.
"Yaudah, gas aja gue mah," Melvan langsung mengambil tas selempangnya dan menyusul Harsa yang sudah bersiap menghampiri apart Hans.
"Hans juga sekalian, gimana?" Harsa bertanya pada Melvan. Melvan hanya mengangguk, mengiyakan perkataan Harsa.
Harsa menekan bell apart Hans dan menunggunya. Tak lama, Hans keluar dan menatap keduanya bingung.
"Kenapa, nih?" Hans bertanya.
"Ini si Harsa ngajak ngopi, mau ikut gak?" Melvan menjawab Hans dan menanyakan kesediaannya.
Harsa tersenyum dan ikut berkata, "ayolah Hans, daripada diem mulu di kamar kayak rice cooker kita,"
Hans hanya tertawa mendengar perkataan Harsa lalu ia mengiyakan ajakan mereka. Ia lantas bersiap dan menyusul mereka.
Tak lama, mereka sudah sampai di café yang dimaksud. こうふくカフェ(Kōfuku Café), yang kalau diartikan kōfuku itu berarti kebahagiaan. Selain dari segi menu dan desain café, nama dari café tersebut juga menarik perhatian Harsa. Karena nama Harsa pun memiliki arti kebahagiaan.
Café tersebut memiliki desain dan interior yang sederhana namun menarik. Sebagian besar interior di sana terbuat dari kayu dan memiliki kesan minimalis. Mereka memilih tempat duduk dan melihat-lihat pada menu.
Setelah mereka memilih menu, Harsa pun berjalan menuju kasir untuk memesan. Pemesanan berjalan lancar, pelayanannya juga mereka anggap begitu baik. Pelayan-pelayan disana sangatlah ramah dan suasana café tersebut memang begitu nyaman.
Harsa membawakan pesanan mereka dan berjalan menuju meja mereka. Ia duduk dan mulai menyantap pesanan mereka.
"Enak juga nih café, makanan ok, harga ok, nyaman pula," Melvan menyeletuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pertigaan
RomanceEnam mahasiwa penuh semangat berkumpul di Universitas Waseda, Jepang, membentuk ikatan persahabatan yang tak tergoyahkan. Namun, seiring berjalannya waktu, takdir membawa mereka melalui lika-liku kehidupan kampus yang menghidupkan bibit-bibit cinta...