bab 14

370 6 0
                                    

Eungh..
Ayu mengerjapkan mata nya dan perlahan bangun.
Ayu melihat jam yang berada di sana yang menunjukan pukul 15.51 sore.
Ayu memijit kepala nya yang terasa pusing sehabis menangis.

Tok..tok..tok

"Masuk!"
Ucap ayu yang berada di dalam kamar

Ceklek..

"MOMY!!"
Ucap seseorang dan berlari menuju ayu

HAP
"baby~lain kali jangan lari lari ya"

"Iyaa momy"
Ucap baby sambil memeluk ayu

"Momy~"

"Kenapa sayang?"

"Ayo kita kebawah--

Ceklek
Abyan memasuki kamar dan menuju ke arah  2 perempuan yang sangat istimewa bagi nya

"Princes~kamu kemana aja?dady nyariin"

"El dari tadi sama momy"

Abyan menoleh pada ayu
"Kamu gakpapa?ada yang sakit?"

"Aku gakpapa"

"Yasudah,ayo kita kebawah"

"Aku dikamar aja mass"

"Sayang~berjanji pada dirimu sendiri,
Seburuk apapun orang memperlakukanmu,jangan pernah menjadi orang jahat hanya untuk
Membalas dendam,ingat allah tidak pernah tidur"

Ayu diam sesaat mencerna perkataan suami nya,yang di katakan abyan ada benar nya

"Baiklah,ayo"

Abyan tersenyum hangat pada ayu

"Yaudah,ayo kita kebawah,yang lain udah nungguin"
Ucap abyan sambil menggendong baby dan di angguki oleh ayu

Sakit hati itu nyata,
dendam itu ada,semua akan terbalas
Pada waktunya.--batin ayu

Tap tap tap

Suara langkah kaki berasal dari tangga,semua menoleh pada sumber suara.

"Maaf bikin menunggu"
Ucap abyan dan duduk disamping almaira dan ayu

Chintya melihat wajah sang putri,tatapan teduh,tatapan kosong,diri nya lebih banyak diam,tak banyak bicara

Maafkan bunda....Ayudia stevanny mahardika--batin chintya

Nak..sejauh itu kami mengubah mu,banyak yang berubah dari mu--batin alex

Dek..maafkan abang--batin evin

"Ck!cepat kalian mau bilang apa ke ayu,kalau mau bikin menantu ku tambah sakit lebih baik kalian pergi"
Ucap almaira

Chintya yang tak sanggup menahan air mata nya,mulai menangis

"Ayu..."

Ayu hanya menoleh tak ada jawaban hanya ada tatapan teduh

Chintya berjalan menuju ayu dan memeluk nya seerat erat nya
"Maafkan bunda sayang,bunda salah,bunda egois hanya mementingkan diri sendiri,hingga bunda tak sadar kalau kamu tersakiti"

Tak ada sahutan apapun dari ayu bahkan membalas pelukan saja tidak ada

"Kami tau..seribu maafpun kami ucapkan tak kan bisa kembalikan hati mu,ceria mu,senyum mu,maafkan kami sayang"

Perlahan mata ayu memanas

"Asal kau tau bu,dulu...aku sering berharap Kau ada di sampingku meski kita tak bicara sepatah kata pun,agar aku tak merasa sendiri,tapi aku tau kau tak akan pernah mau karena aku hanya anak bodoh"

"Maafkan bunda nak"
Ucap chintya dengan pipi yang dipenuhi air mata

"Ayu gak tau harus apa bu,ada beberapa kejadian yang terus berputar dalam ingatanku,namun itu harus aku kendalikan agar aku tidak membenci manusia"

POSESIFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang