28. Van's Family

65 10 0
                                    



RYUSANO ARAI VAN merupakan anak kedua dari Keluarga Van yang terpandang baik di seluruh kota. Dikarenakan Keluarga Van sering menyumbangkan sebagian kekayaan mereka untuk pembangunan gereja dan panti asuhan. Sungguh mulia sekali. 

Anak pertama keluarga, Vanderjing Saar Van juga adalah pria yang bertanggung jawab dan tegas. Tuan Vande Van sesungguhnya adalah pemilik asli rumah sakit utama kota, tempat Musa dan Nahye bekerja. Sayang sekali, dia Musa tidak tahu menahu. 

Ryu dan Vande merupakan dua kepribadian yang berbeda meskipun bersaudara. Ayah mereka, Tuan Van adalah mantan anggota eksekutif oraganisasi mafia yang pernah besar pada masanya. Tuan Van satu angkatan dengan Tuan Morelli. Mereka cukup berhubungan baik.

Semakin dewasa sifat Ryu semakin menggila. Sifatnya turunan langsung dari ayahnya, namun Ryu adalah versi brutalnya. Ryu juga adalah mantan anggota eksekutif organisasi yang besar di Italia. Dia juga adalah rekan baik Alveus. 

Namun, Alveus mengkhianati oraganisai, membantai habis para anggota serta pemimpin mereka demi kepentingannya sendiri. Oleh sebab itu, Ryu sangat membenci Alveus, sangat dan sangat. Ia bersumpah akan membuat lautan kematian dimana pun Alveus berada. 

Berbagai teror yang terjadi di kota adalah karena ulah Ryu, sebab Alveus menetap disana. Ryu adalah assassin yang terlatih dan handal. Membunuh Alveus adalah tujuan utamanya, membantai kota adalah opsional, biasanya hanya memuaskan hasrat membunuhnya. 

****

Berselang lima hari lamanya pencarian Nahye terus berlanjut. Beribu cara Musa pikirkan agar kembali lagi sahabatnya kepadanya. Bahkan Alveus yang selalu datang tanpa di duga pun menghilang. Ia tak pernah lagi melihatnya semenjak hilangnya Nahye. Padahal Musa berharap dia bisa membantu sedikit.

Rama juga tak berada di sisinya. Harus kemana Musa melepaskan semua keresahan dan kesedihannya? Tak ada titik terang dari Petugas Li dan para bawahannya. Alice sering menemani Musa mencari keberadaan Nahye bersama petugas polisi. Tuan Ran juga berkali-kali menghibur hati sang Musafir agar tak terlalu bersedih.

Mereka berdua singgah sebentar di kedai kopi Tuan Ran. Seperti biasa Tuan Ran selalu tahu cara membuat senyum terukir di bibir cantik Musa walaupun sementara sahaja.

"Ternyata diam-diam kau berteman dengan gadis muda cantik dari Keluarga Benjamin ya, Nona Musa?" Tuan Ran memberikan pandangan khusus pada Alice. Pandangan berjaga-jaga. Jangan dikira Tuan Ran tak tahu apa-apa mengenai Keluarga Benjamin.

"Apa itu terlihat jelas, Tuan Ran?" Balas Alice merengut.

"Tentu saja. Kau mirip sekali dengan ibumu."

"Jangan bicarakan wanita itu!" Alice mendadak marah mendengar 'ibu' nya dibahas.

"Salahku, Nona Muda. Tumben sekali kau tidak bersama Kakakmu" ujar Tuan Ran menyinggung Alveus. Musa bosan ketika Alveus mulai dibicarakan. Jadi, ia diam saja menikmati kopi hangat favoritnya.

"Dimana dia?" Tuan Ran bertanya.

"Keberadaannya tidak penting bagimu, Tuan Ran. Lagipula aku kemari bukan untuk membahas Keluargaku ataupun diriku. Aku kemari menemani Nona Mu saja" 

Tuan Ran menyodorkan secangkir teh harum racikannya sendiri. Alice mulai berhenti bicara dan fokus pada teh itu. Sudah lima tahu lamanya ia tak pernah meminum teh harum buatan Tuan Ran. Soalnya ia tak pernah lagi mengunjungi kedai ini.

The Cursed TownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang