YANG PERNAH ADA.
"Yahh?? Ayah!!! " Surya kecil berteriak memanggil sang ayah lagi lagi ia tak dapat menemukan ayahnya dimana.
Surya mencari saudara kembanya , Juan ternyata tengah asik berdiam diri di ruang TV sambil memakan camilan, anak kecil itu sedang bersantai sehingga tidak bisa mendengar suara lengkingan sang kakak.
"Juan lihat ayah ngak?? " Juan menoleh dan menggelengkan kepalanya.
"Ayah kemana??" Tanya Juan sembari menaruh camilan yang ia bawa.
Juan berjalan dahulu ke arah lantai 2 sementara surya saat ini tengah merengek menuju ke dapur tempat pembantu mereka berada.
Juan mengetuk pintu kamar ayahnya, tidak dikunci tangan kecil itu kemudian membuka kamar yang dingin dan kosong, masih ada aroma ayahnya disana.
Anak pintar itu kemudian pergi melangkah ke ruangan sang ayah, terkunci, dia mengetuk pintu beberapa kali tak ada suara.. "Ayah" Suara kecilnya menimbulkan suatu gerakan didalam ruangan.
"Ayah" Juan memanggil ayahnya lagi.
"Kkhhhh!!"
"AYAH?!! AYAHHH!!! " anak kecil itu tak kuasa membuka pintu yang saat ini tengah terkunci.
Dia berteriak "PAMAN!!! Bibi! AYAH TOLONG!! " sembari menangis sambil terus memukul pintu kayu.
Sampai sang supir datang dengan wajah paniknya membantu sang anak kecil membuka ruang kerja itu, dan pada saat itu juga Juan melihat pemandangan tidak menyenangkan.
Tak seharusnya anak kecil melihat ini "Pak!! Bapak!! " Pak yono, supir jaya langsung menarik kursi dan memanggil bantuan untuk menampung tubuh yang bergelantungan disana, masih dengan hembusan nafas yang tersisa.
Juan memeluk kaki sang ayah mencoba membantu menopang tubuh itu.
"Ayah! Juan ulang tahun sebentar lagi, ayah harus kasih kado Juan ayah"
Jaya dengan tubuh lemasnya berhasil selamat dari maut kala itu, dia memeluk Juan kecil di dekapannya, apa yang kamu lakukan jaya?! Kau ingin meninggalkan anak kecil yang saat ini tengah ketakutan tapi masih mencoba memenangkan dirimu?.
GILA..
"maafkan ayah nak.. Maaf"
.
.
..
.
..
.
."Juan.. "
"Apa? " Juan menoleh kepada sang kakak yang saat ini tengah duduk di sampingnya.
"Gabisa lari nih, sakit.. " Lirih surya.
"Mana sakit? Sebelah mana" Juan mengecek seluruh badan sang kakak.
Surya tiba-tiba memeluk adiknya, dia merindukan sosok Juan yang ceria, setelah kejadian itu Juan menjadi anak yang gampang panik seperti saat ini "aku masih sehat koo"
"Jangan bohong kak kita pulang aja kalau sakit"
"Aku sakit hati, gara gara aku kamu jadi ga ceria gini" Juan melepas pelukan surya dia menatap wJah kembarannya yang lebih mendominasi gen sang ibu "aku ga pernah ga bahagia, selama kakak sama ayah ada disampingku aku bahagia kak, lebih dari apapun"
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA SURYA.
Novela Juvenil"Ayah itu gasuka sama nama jingga" "kenapa?" "Karena itu nama mama, ayah gasuka" Jaaya kamu harus melindungi dua malaikatmu sendiri, dengan kedua sayap hebatmu, aku yakin dengan jalan ini mereka akan tumbuh lebih baik dan lebih terdidik. Untuk Ayah...