Mall
Diana tertidur selama dua jam lamanya, ia terbangun dan mendapati dirinya tengah berbaring diatas tempat tidur bukan di kursi semula ia memejamkan mata.
Entah mengapa akhir akhir ini tubuh Diana menjadi lemah dari biasanya, mungkin karena efek kehamilan pertama.
"Kamar siapa ini." kaget nya terduduk bingung, deg deg an secara bersamaan terakhir kali ia duduk di cafe karena bosan menunggu sahabatnya tak kunjung datang.
Bangun bangun sudah ada di tempat lain, seperti terbawa mimpi sesaat.
"Selamat siang cantik." ucap pria tiba tiba masuk ke dalam kamar tersebut seraya membawa nampan berisi makanan dan minuman.
'Andre. Jangan bilang sekarang aku ada , aah... tidak mungkin, dimana Mita, kenapa dia tidak mencariku.'
"Bagaimana kabarmu baby." berjalan mendekatinya.
"T tetap disitu. Jangan mendekat." pinta nya gemetar ketakutan.
"Baby." Andre menarik kedua tangan Diana lalu membawa dalam dekapan nya.
"Lepas." berontaknya.
Pria itu menggeleng pelan. "Apa kamu tidak merindukanku."
"Lepasin gue." mengehempaskan lalu.
Brugh
Kepala yang semula berdasar meja kecil berada diposisi duduk kedua lengan untuk menopang tubuhnya seketika ambruk ke bawah, banyak pasang mata menatap ke arahnya, meskipun tidak sampai jatuh sempurna, kedua telapak tangan bersentuhan langsung ke lantai tubuhnya tertunduk ke kolong meja.
Akhh
Memalukan sekali, ingin rasanya ia menghilang detik itu juga.
"Ana lo gak apa apa kan." ucap pemilik suara tak asing di telinga.
'Aduh!.' pekik nya dalam hati. Bukan sakit tapi malu harus berhadapan langsung dengan wajah wajah yang mentertawakan nya. "Ketawa aja terus, orang jatuh, bantuin kek atau apa."
"Maaf tadi ada urusan diluar sebentar. Jadi gue terpaksa ninggalin lo." jelas nya tersenyum nyengir kuda.
"Oh iya bagaimana film nya, ceritain dong." ucap Mita penasaran.
"Meninggoy." tukas Diana beranjak bangun meninggalkan Mita yang mematung disana.
Otak Mita looding. "Ana...! lo mau kemana? tungguin gue!"
Mita berlari mengejar Diana yang menuruni lift keluar dari sana.
Di parkiran
"Masuk!"
"Minggir." sergah Diana menyenggol bahu Mita bergeser dari posisinya berdiri dekat pintu mobil yang fokus ke benda pipih di telapak tangan nya.
Menganga terdiam sejenak. "Astaga Na..." menyusul Diana duduk di kursi samping stir. "Ya tuhan, santai aja kali. Lo udah kayak orang kesurupan s3ta4n." gerutu Mita sembari memasang salt belt.
Brumm
Diana....!
Mobil melesat secepat kilat membelah jalanan ramai kota Jakarta, jiwa liar wanita cantik dengan lihai membawa besi beroda empat menyalip beberapa kendaraan berlalu lalang tanpa hambatan menuju ke suatu tempat.
***
Sore hari di Jakarta utara pantai Ancol
"Alhamdulillah." ucap Diana memejamkan mata berlari ke bibir pantai menikmati setiap hembusan angin pantai sore hari yang terasa begitu menyegarkan.
Setidaknya itu bisa membuat suasana hatinya tenang, sementara.
"Anna..." panggil seseorang dari arah belakang ngos ngosan langsung menselonjorkan kedua kaki jenjangnya.
Diana sedikit terkekeh. "Lo kenapa, habis lari maraton."
"Heh!" menepuk bahu wanita disampingnya cukup keras. "Bagi sini gue haus." pinta nya langsung menggambar botol minuman dari tangan nya.
Gleg... gleg... gleg
MITA
...Apa
...Minuman gue ngapain lo embat semua
...He...he... sorry, abisnya tenggorokan gue kering banget
...Kalo kering lo minum aja tuh air di depan lo
...Ya ampun Ana, lo tega banget nyuruh gue nelen air asin, yang ada tenggorokan gue tambah kering, kayak kanebo garing
..."Biarin, gue juga haus, pokoknya lo kudu ganti." tukas Diana melotot.
Hufff...
/menghela nafas
"Oke. Gue beliin lo minum, pelit amat dah." berbalik ingin berdiri tapi bahunya di tahan.
Diana menekan kedua bahu Mita yang hendak pergi. "Sepuluh menit, gue tunggu lo." diangguki oleh nya yang kini sudah berjalan pergi seraya mengangkat tinggi lima jari tangannya keatas.
Di tengah tengah keasyikan tiba tiba dari arah ujung sana seorang lelaki memanggil namanya, suara lembut namun menakutkan di telinga Diana, ia pun enggan menoleh dan terus berjalan tanpa arah.
BABY, kau mau kemana?
berlari menyusulnya.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
IPAR KEMATIAN (END)
RandomPernikahan adalah sebuah momen terindah yang di idamkan semua pasangan, tapi tidak untuk Diana. Di malam pertamanya kakak iparnya sendiri dengan sengaja menjebak dalam hubungan terlarang, merebut hak yang seharusnya di berikan bersama sang suami ia...