"ARGHHHHH! TOLONG, LEPASSS." Sayup-sayup Dirga mendengar teriakan seseorang dari arah roftoop. Ini jam istirahat dan dirga memang sudah biasa pergi ke roftoop atau perpustakaan yang menurutnya sepi dan membuatnya tenang.
Tapi sekarang ada suara minta tolong dari arah roftoop? tumben sekali ada seseorang di sana, biasanya roftoop adalah tempat yang jarang sekali orang datangi selain dirinya. Atau mungkin, ada pembullyan disana? secepat mungkin dirga berlari menaiki tangga untuk mengeceknya.
Dan benar saja, adegan _seorang anak laki laki yang dadanya sedang diinjak oleh berandalan dengan teman-temannya di sekitarnya yang tertawa puas_ itu membuat rahang dirga mengeras menahan amarah.
BUGHHH!
Tanpa pikir panjang Dirga memukul berandalan itu dan mendorongnya ke dinding roftoop, memberinya pelajaran dengan membabi buta. Tak lupa juga antek-anteknya yang kini ikut andil berkelahi dengan Dirga.
lima lawan satu, cukup mustahil. Tapi, apa sih yang Dirga ga bisa? lihat saja, kini lima lawannya tumbang. Ada yang pingsan dan ada yang melarikan diri. "Huh, cupu. Lain kali kalau mau bully orang, bully gue aja biar mampus lo pada di rumah sakit" Ucapnya kesal yang sayangnya hanya didengar oleh si korban.
"Eh, hai. Lo gapapa kan?" Jika tadi ekspresi dirga saat melawan pembully itu sangar dan penuh keberingasan, berbanding terbalik saat menatap sang korban. Ia tersenyum manis menampakkan gigi kelinci nya.
Tak lupa tangannya yang terjulur membantu anak itu berdiri "Huh, baju lo kotor banget. Ada yang sakit ga? bibir lo berdarah tuh, ke uks aja yok, gue obatin."
Anak itu menggeleng. "Gapapa udah biasa. Makasih udah bantuin, tapi lain kali lo gaperlu kaya gitu." Tak mau berlama-lama disana, anak itu beranjak pergi meninggalkan Dirga yang sedang menahan kekesalannya.
"Dih, apaan banget anjg. Udah di bantuin, malah ditinggal pergi lagi. Nyesel dikit jadinya, mana muka gue jadi bonyok." Dirga menggerutu dan sedikit menendang badan berandalan tadi yang kini sedang pingsan. "Ini lagi! tempat favorit gue jadi tercemar gara gara orang orang sampah! ah elah waktu istirahat gue jadi sia sia kan" Ucapnya sebelum beranjak pergi dari roftoop dengan perasaan kesal.
____________________________________________
Entah kenapa, setelah perkelahian tadi perutnya mendadak lapar. Jadi sekarang dirga berada di kantin untuk memesan beberapa snack dan susu vanilla kesukaannya. Padahal sebelumnya dia jarang sekali membeli jajan pada saat istirahat. Bukan karena ambis kaya di drakor drakor yang kalau istirahat belajar ke perpus, dia mah nolep. Kadang ke perpus cuma numpang tidur:)
Saat mengantri jajanan, tiba tiba saja ada seseorang yang menepuk bahunya. Saat menoleh, dirga mengernyit merasa tidak asing dengan wajah orang di depannya ini.
"Dirga kan? yang kemarin malam gue kira boneka chucky?" Iya, ini si hanan yang ternyata kakak kelas dirga.
"EH LO HANAN YA?? WIH EMANG TAKDIRNYA KITA KETEMU LAGI" Dirga berteriak girang.
"Diem anjir jangan malu maluin gue, ga liat ini kantin rame banget." Ya gimana ga malu, orang teriakan dirga pas ketemu hanan udah kaya teriakan fangirl pas ketemu biasnya, semua orang noleh tuh.
"Hehe, ya maap. Tapi bentar deh, kita satu sekol—WHAT THE HELL. Lo udah kelas 12? kok bisa" Dirga cengo, jadi dari kemarin dirga sokab sama kakel yang lebih tua dua tahun darinya!?! duh, untung kakel ini spek yang ga sok tua alias seenaknya sama adkel.
"Cih, iya gue udah kelas 12 yang berarti GUE LEBIH TUA DARI LO JADI STOP PANGGIL GUE HANAN!" Oke, dugaan dirga ternyata salah. Orangnya kalau ngegas serem juga anjay.
"Maap kak gue ga tau beneran deh sumpah, lagian lo pendek sih. Orang lain juga bakalan ngira yang sama kaya gue" Masih ga kapok, Dirga bales ngatain hanan pendek sambil cengir dua jari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzlē piece'𝑆
Teen Fiction❝Perihal mereka, layaknya potongan puzzle yang dipertemukan semesta untuk membuat rumah singgah. Membongkar satu persatu luka, bersatu mencari sembuh. Mampu kah mereka menjaga masing-masing nya dan menjaga agar tak ada ruang kosong di dalamnya?❞