Makan Bareng

22 19 2
                                    

“Oh. Udah punya pacar toh” Ucap mas Tio

“a ... nu ... Tapi billaa tetap fokus belajar kok mass ... ” Aku nyengir menatap mas Tio

“Jangan, jangan, alasanmu waktu di warung soto kemarin itu bohong!” Tuduh mas Tio yang mencurigai alasanku waktu itu, jujur bisa di bilang tuduhannya itu betul. Yah tapi tidak juga, karena 50:50

Aku terduduk di kasurku, aku tersenyum tipis kemudian menunduk saat mendengar ucapannya barusan, sedang mas Tio yang duduk di depanku masih menatapku lekat.

Mas Tio menggeser kursi yang ia duduki menjadi lebih dekat denganku. Kursinya kini menempel di kasurku, dia menarikku ke pelukannya

“Jujur, mas gak siap. Gak siap adek mas satu satunya udah punya kekasih tuh mas gak siap dek.” dalam pelukanku, mas Tio membenamkan wajahnya pada ceruk leherku. Aku mengusap usap punggungnya lembut

“Kenapa mas? Bila kan tetap ada untuk mas. Apa yang di takutkan. Mas ini yang pikirannya terlalu dalam, belum tentu juga kejadian” Aku masih mengusap usap punggung mas Tio

“Adek kalau nikah nanti sama mas aja gasih? Eh maksudnya kalau udah menikah tetap sama mass.. Satu kota sama mas” Mas Tio semakin mengeratkan pelukannya

“Duh, gatau yaa ... Bilaa kan mau sama oppa korea nihh ... Anak anak Ensitih. Gak mau ahh ... Kan bila mau di ajak pulang ke korea” Responku asal pada mas Tio, mas Tio yang tadinya membenamkan wajahnya ada ceruk leherku kini sudah menampakan wajahnya lagi

“loh? Terus cowokmu yang tadi gimana?” Tanya mas Tio dengan muka cengo nya, membuatku mengerenyitkan dahi

“ahh! Iya lupa! Hehehehe. Udah ah mas ... Masih jauh, bila belum kepikiran buat nikah di waktu dekat” Jawabku pada mas Tio sambil tersenyum kikuk, mas Tio mencium pipiku sekilas kemudian langsung berdiri

“Hoekk! Bau!! Mandi sanaa!!!” Ejek mas Tio padaku sambil menutup hidungnya, dia berjalan cepat ke arah pintu sampai menabrak pintu yang diam saja.

“Duh! Karma tuh!!! Enak aja ngatain bau” Aku terkekeh melihat jidat mulus mas Tio terkena kecup spesial dari pintu kamarku. Sedang mas Tio malah mendorong dorong pintu kamarku

“Tarik mass!!” Ucapku seraya menpuk jidat, dan mas Tio sudah keluar dari kamarku

“Mas Tio makin tua makin aneh” Aku bergumam sendirian lalu merebahkan badan di kasur dengan bebas

Pintuku dibuka secara bar bar membuatku kaget sampai menengok dengan cepat ke arah pintu, tepat disana ada mas Tio menatapku datar, aku menaik turunkan alisku sebagai isyarat bahwa aku menanyakan apa yang ia butuhkan. Mas Tio tetap menatapku datar selama beberapa saat

“Mandi bil! Bau!” Ucapnya dengan wajah yang pantas untuk di timpuk. Segera saja aku melemparkan boneka penguin yang tepat ada di dekatku. Mas Tio cekikikan karena lemparanku tidak mengenainya, dia langsung pergi begitu saja tanpa menutup pintu kamarku kembali

“MASSS TIOO!!! TUTUP PINTUNYYAA IHH!!” Teriakku keras keras masih dengan posisi rebahan

🏠🏠🏠

Waktu makan malam akan segera tiba, maksudnya ini waktu jam makan malamku yang sudah dibiasakan sedari kecil oleh kedua orangtua ku, yaitu jam tujuh teng! Makanan harus sudah ada. Maka dari itu, sebelum perutku bergejolak bergemuruh demo menuntut keadilan. Aku berjalan ke dapur untuk memasak sesuatu. Di bawah, tepat di ruang tengah atau bisa disebut taman indoor. Aku mendengar suara orang bercakap cakap. Aku mengintipnya sedikit melalui jendela jendela besar yang transparan, karena memang sudah desainnya begitu. Kulihat ada Ehan, Mas Jeff, Mas Juan, dan Mas Martin tengah berkumpul bersama. Sementara yang lainnya sepertinya masih belum pulang. Begitu juga mas Tio yang harus kembali ke kantor karena ada meeting dadakan.

Rumah Mas Mas x NCT 127Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang