Mangkok Dimas

18 8 0
                                    

"WOIIII!! SIAPAA YANG PINJEM MANGKOK SAYYAA!!! GAK DI KEMBALIKAN!!!!!"

Teriakan terdengar di minggu pagi yang seharusnya tenang dan berbahagia, membuatku harus turun perlahan lahan ke bawah karena penasaran dengan siapa yang berteriak bisa bisanya suaranya terdengar sampai terdengar ke atas.

Saat sampai setengah jalan, aku terkejut karena dari belakang sudah ada mas Tegar yang menyapaku lalu menawarkan bantuan. Yah, bantuan yang tidak bisa di tolak. Karena memang aku sudah berjalan dengan di bopongnya.

"Masih sakit dek?" Tanya mas Tegar menatap kakiku sekilas

"Enggak kok mas... Cuma belum bisa di buat jalan cepet cepet aja" Jawabku pada mas Tegar sesuai dengan keadaanku

Keributan semakin terdengar sesampainya di bawah, terlihat mas Dimas keluyuran kesana kemari. Memarahi semua orang yang di temuinya. Entahlah sudah siapa saja yang dia marah marahi. Sejauh ini aku hanya melihat mas Yudha yang masih berantakan keluar dari kamarnya sudah di tuduh, namun karena kesadarannya masih kurang dia hanya dapat ngang ngong. Mas Dimas makin frustasi melihatnya, kemudian lewatlah Ehan yang berjoget riang gembira keluar dari toilet langsung di serangnya oleh mas Dimas secara anarkis, membuat suasana makin keos. Mas Martin yang tak tau apa apa dan hanya ingin mencuci baju kotornya itu dengan polosnya melewati keributan tersebut tanpa ada rasa was was, menyebabkannya terseret keributan tersebut.

Aku dan mas Tegar yang masih di ujung tangga hanya dapat saling tatap bertanya tanya. Kesurupan apa nih si mas dimas..? Kumat apa gimana?

Batinku dalam diam, mungkin juga mas Tegar memikirkan hal yang sama denganku.

"Boo... " Suara lembut nan berat berhembus melewati telinga diikuti dengan tepukan di pundakku. Aku langsung menoleh kebelakang, kudapati mas Jeff sudah merangkul pundakku dan mas Tegar. Dia menaik turunkan alisnya

"Ada apanih? Kok mematung di tengah jalan begini?" Tanya mas Jeff, yang di lihat dari wajahnya masih terlihat muka muka bantal, alias pasti baru saja bangun dari mimpinya. Aku dan mas Tegar diam saja tak menjawab dan terus memandangi mas Dimas yang lanjut marah marah kepada mas Juan, karena mas Juan tipikal yang cerewet dia tak sudi di tuduh tuduh oleh mas Dimas.

"ohh nonton drama di pagi hari toh.. " Ucap mas Jeff lalu menompangkan dagunya ke atas kepalaku

"Gak mau tau aku! Balikin mangkok beruangku ituu yaa wann!" Todong mas Dimas ke Mas Juan

"Kenapa aku sih yang di tuduh? Aku gak ada pinjam mangkok kesayaanganmu itu.. Bang yudha kalik!!" Elak mas Juan kemudian menuduh mas Yudha

"Dia itu emang suka pinjem barang orang, tapi kamu juga sering pakai mangkokku itu yaa!! Gak usah ngelak, aku sering lihat" Timpal mas Dimas geram menatap mas Juan, mereka saling menatap sengit satu sama lain

Aku menganga tak percaya setelah mendengarkan dengan seksama pusat dari permasalahan keributan hari ini apa. Siapa sangka, dengan sikap mas Dimas yang seperti itu meributkan sebuah mangkuk, mangkuk lucu berbentuk beruang lagi. Sangat tidak cocok dengan perangainya yang jutek, galak, dan sok misterius itu.

Hahahaha.. Mangkok beruang..

Mangkok beruang? Deg!

Aku teringat sesuatu tentang barang itu, senyum terpaksa mulai tergaris di wajahku

"Kenapa dek? Kok tiba tiba pucat? Gak enak badan ya? Mau mas ambilin obat?" Mas Tegar menatapku khawatir sembari melontarkan beberapa pertanyaan, aku hanya menggeleng cepat, dia memincingkan matanya menatap tajam ke atas kepalaku, yang di tatap tersebut langsung menegapkan badannya lalu terkekeh seperti tak ada dosa.

Tau begini aku tidak usah turun, mati aku jika mas Dimas tau kalau mangkok itu sudah jadi puing puing dan sudah tidak menjadi satu kesatuan lagi. Aku membalik badan dengan cepat, berjalan tergesa menuju atas tak peduli telah menyenggol mas Jeff ataupun di teriaki oleh mas Tegar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rumah Mas Mas x NCT 127Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang