Entah kemana kami akan pergi, kami tidak punya uang sepeserpun. Kami hanya mencoba meminta bantuan pada mobil yang lewat, berharap ada yang mau membantu kami untuk dapat pergi jauh dari sini.
Setelah beberapa kali ibu mencoba untuk meminta bantuan akhirnya ada yang mau membantu kami. Mobil itu berhenti lalu menghampiri kami “Ibu mau kemana?” tanya bapak pemilik mobil yang mengenakan pakaian yang cukup rapi.
“Pak tolong kami, kemana pun tidak masalah asalkan jauh dari tempat ini, tolong pak?” Jawab ibu dengan terburu-buru khawatir jikalau ayah bangun dan mencari kami.
“Kami mau ke Jakarta. Kalau ibu mau ikut, silahkan masuk kedalam mobil.” Ajak bapak tersebut dengan mengangkat barang kami ke dalam bagasi.
“Iya pak kami akan ikut, terima kasih untuk bantuannya, terima kasih banyak.” Tangis haru ibu karena akhirnya ada yang mau membantunya keluar dari lubang neraka tersebut tanpa berfikir panjang, ibu lalu masuk kedalam mobil.
Ayah terbangun dari tidur lelapnya melihat sekelilling, mencari kesana kemari. Terlihat pintu terbuka lebar, ayah sibuk meraba di saku celananya dan mulai tersadar bahwa dia telah ditipu, kami sudah kabur dari rumah.
“AAAAAH bodoh, bodoh, bodoh, bisa-bisanya aku percaya dengan omongan mereka.
Beraninya mereka kabur dari rumah ini, aku tidak akan tinggal diam, aku akan cari kalian sampai dapat.” Terlihat jelas dimatanya tatapan penuh emosi.Didalam mobil terlihat seorang perempuan dan anak kecil yang masih berusia 2 tahun. Perempuan tersebut adalah ibu Nia yang merupakan istri dari pak Anis. Mereka memiliki toko kue yang cukup terkenal dan sudah memiliki cabang dimana-mana.
Mereka menawarkan ibuku untuk bekerja di tokonya. Sungguh suatu keberuntungan dapat bertemu dengan mereka. Kufikir Tuhan sudah tidak peduli lagi dengan kami, kufikir tidak ada lagi harapan untuk kami, maafkan aku Tuhan karena pernah befikir bahwa kau tidak akan pernah berpihak pada kami lagi.
Sesampainya di Jakarta, kami diberi tempat tinggal sementara di dalam toko. “Untuk sementara ibu bisa tinggal di dalam toko ini sekaligus nantinya ibu kerja disini, di sebelah sana ada satu kamar biasanya kamar itu saya yang pakai untuk istirahat tapi sekarang ibu boleh pakai untuk sementara, tidak apa-apa kan kalau ibu tinggal disini?” ungkap ibu Nia yang begitu baik telah memberi kami tempat tinggal serta pekerjaan.
Mereka tidak pernah menanyakan apa yang terjadi dengan kami atau mungkin mereka tidak mau jika kami mengingat kembali masa-masa sulit yang pernah kami hadapi, apalagi terlihat jelas banyaknya luka lebam yang nampak di bagian wajah.
“Tidak apa-apa bu, malahan kami sangat berterima kasih karena ibu dan bapak sudah sangat baik sama kami. Saya janji akan bekerja dengan giat dan tidak akan mengecewakan ibu.” Haru ibu dengan segala kebaikan yang diberikan pada kami. Ibu memelukku dengan sangat erat karena dapat terbebas dari cengkraman ayah dan bertemu dengan orang baik seperti ibu Nia dan pak Anis.
“Sama-sama bu, semoga ibu bisa betah untuk tinggal dan bekerja disini” senyum bahagia ibu Nia terpancar jelas di wajahnya karena merasa senang dapat membantu kami.
*****
Seandainya pak Anis dan bu Nia tidak menolong kami, entah apa yang akan terjadi, entah bagaimana nasib kami. Aku sangat bersyukur dapat bertemu dengan mereka dan pastinya tidak akan pernah melupakan segala kebaikan yang telah diberikan pada kami.
Mereka adalah malaikat penolong yang diturunkan Tuhan untuk kami agar dapat keluar dari dunia yang menyeramkan itu.
Ibu masih bekerja di toko kue milik ibu Nia sampai saat ini namun bedanya kami tidak lagi tinggal di toko tersebut melainkan kami sudah dapat menyewa tempat yang cukup untuk kami berdua. Kami berdua cukup lama tinggal di toko itu dan di usiaku yang ke-12 tahun kami pindah kerumah ini, saat itu juga mimpi itu mulai muncul sampai sekarang. Sungguh sangat melelahkan harus selalu teringat dengan kisah kelam yang seharusnya kukubur dalam-dalam.
Aku sudah mencoba berbagai cara agar mimpi itu tidak muncul lagi baik itu melalui konsultasi ke psikiater, konsultasi ke ustad bahkan mecoba minum berbagai obat dan minuman traditional namun sama sekali tidak berhasil, tetap saja mimpi itu selalu menghantuiku.
Setiap mimpi itu muncul, aku hanya meminum obat penenang agar tetap fokus saat beraktifitas setidaknya itu sedikit menenangkanku dari mimpi burukku.
Jika suka dengan ceritanya
Jangan lupa komen, follow, dan share yah
Terima kasih
Happy watching
KAMU SEDANG MEMBACA
Trauma (Terpaut Kisah Lama)
Teen FictionBerkisah tentang seorang perempuan berusia 20 tahun yang memiliki rasa trauma yang sangat dalam. Kisah lamanya sering muncul kedalam mimpi dan mengganggu tidurnya akibatnya, terkadang dia takut untuk menutup matanya walau hanya sekejap saja. Akankah...