Chapter 4 Dia Datang Kembali Part 1

9 8 0
                                    

“Akankah ada akhir bahagia untukku?”

Hari ini terasa lebih menyenangkan dari hari-hari sebelumnya, semua berkat dia yang wajahnya selalu muncul dan mengusik pikiranku, membayangkannya saja sudah membuatku tersipu malu dibuatnya apalagi jika bertemu dengannya lagi, tidak sabar rasanya menceritakan semuanya pada Anggi sahabatku satu-satunya serta ingin mendengar cerita tentangnya bersama Ivan malam itu dengan harapan ada peningkatan pendekatan antara mereka.

Aku yang tengah berada dalam perasaan berbunga-bunga tiba-tiba melihat Anggi yang sedang berjalan dikoridor kampus menuju taman kampus. Aku lalu menghampirinya dengan semangat.

“Anggi,” dengan cepat Anggi mengusap air matanya karena tidak ingin membuatku khawatir terhadapnya, “ciee yang semalam jalan berdua sama Ivan, yah walaupun jalannya cuma di antar sampai rumah sih, gimana, gimana? berhasil nggak?” Godaku

Anggi berusaha memalingkan wajahnya dariku. “Nggak gimana-gimana, yang pasti aku diantar sampai rumah dengan selamat.”

Aku merasa ada yang nggak beres dengan sikap sahabatnya itu yang hanya merespon datar, padahal biasanya dia yang paling heboh jika sudah menyangkut Ivan.

Aku memegang kedua bahu Anggi agar dapat melihat wajahnya lalu nampak mata sembab disertai air mata yang menetes membasahi wajah Anggi. Suara tangisnya pecah tatkala aku menatapnya dengan penuh tanda tanya lalu memelukku erat.

“Kamu kenapa? Ivan ngapain kamu hah? kok kamu sampai nangis gini sih?,” Tanyaku dengan penuh kebingungan.

Aku lalu beranjak dari tempat dudukku dan ingin menemui Ivan untuk mendengar penjelasannya secara langsung yang membuat sahabatnya menangis tersedu-sedu seperti ini namun Anggi memegang erat tanganku, menahanku untuk tidak menemui Ivan. 

“Tidak Zea hiks, ini bukan salah Ivan tapi aku, aku yang salah disini,” Ucap Anggi yang masih membela Ivan walau sudah membuatnya sakit hati seperti ini, sedang aku hanya terpaku mendengar ucapannya lalu duduk kembali berusaha menenangkan Anggi, “aku yang salah karena terlalu berharap bahwa suatu saat Ivan akan menyukaiku hiks, pantes sikap Ivan sangat dingin denganku karena yang disukai Ivan itu kamu, dari awal aku sudah gagal Zea.” Air matanya tak terbendung lagi, dia tidak dapat menerima kenyataan jika harus melihat Ivan dan aku bersama, aku hanya terdiam mendengar jawaban Anggi.

“Sepertinya aku juga suka sama Ivan” Pungkasku memasang wajah serius sehingga membuat Anggi tercengang tidak percaya dengan omonganku, seketika Anggi semakin menangis sejadi-jadinya, “tapi… hanya sebagai teman, tidak lebih dan tidak akan pernah lebih dari sekedar teman.”

Anggi merasa kesal namun juga lega dengan jawabanku “Zeaaaa, hiks, hiks, jahat banget sih, iiiiih hiks. Ini aku nggak tau nih mau nangis atau gimana, hiks.”

“Hahaha nggak mungkinlah aku suka sama dua cowok sekaligus. Kamu kan tau aku sukanya sama siapa.

“Yaa siapa tau kamu playgirl.”

“Nggak dong, tapi boleh dicoba kayaknya.” Godaku

“Jangan…” Rengek Anggi, “Terus kamu mau gimana? apalagi kamu udah tau Ivan suka sama kamu.”

“Nggak gimana-gimana, aku kan sukanya sama Bima bukan Ivan. Ivan itu cocoknya sama kamu.”

“Iya cocok banget tapi dianya nggak mau sama aku.”

“Kamu salah Anggi karena dari yang kulihat, dia juga suka sama kamu hanya saja di belum pasti dengan apa yang dirasakannya, atau gini aja…” Sahutku lalu membisikkan sesuatu pada Anggi untuk membuktikan ucapakanku tentang Ivan yang juga suka dengan Anggi.

Dia sempat ragu dengan saranku namun akan mencobanya untuk kali terakhir.

Trauma (Terpaut Kisah Lama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang