(1)

603 42 2
                                    


      "Perasaan ku tidak enak"

      "Ada apa Halilintar?"

      Anak laki laki bernama Halilintar itu dari tadi menghela nafas berkali kali ia tampak khawatir, "Gem, kau melihat Thorn dari tadi?" Gempa menggelengkan kepalanya.

     "Ah ya benar juga, Thorn di mana ini sudah malam"

    Ternyata Gempa juga sedikit Khawatir dengan Saudara ke enam nya itu yang belum pulang pulang dari siang tadi sampai malam. Ia pun memanggil kakak keduanya.

    "Kak Taufan" panggil gempa dari dapur.

    Bocah bernama Taufan itupun menyaut, "yaa gem, kenapa?" Tanyanya.

    "Coba cariin Thorn, dia belum pulang pulang loh"

    Taufan mengangguk "sip" , ia pun mengambil hodienya dan segera keluar rumah, eh tanpa di sangka ternyata Thorn sudah pulang ketika Taufan hendak membuka pintu.

    "Eh Thorn sudah p-pulang?"

    Thorn memiringkan kepalanya, "heum sudah kok kakak ga liat?" Tanya Thorn menunjukan ke arah dirinya sendiri.

    Kakaknya itu hanya membalaskan dengan cengiran khasnya, "Lalu kakak mau kemana dah?" Tanya ulang Thorn.

    "Ah Ya tadi niatnya mau cari kamulah, tapi ternyata sudah pulang toh ga jadi deh" jawabnya

    Thorn mengangguk paham dan masuk ke dalam Rumah ia di sambut oleh Blaze bersama Ais yang sedang duduk di Sofa. "Thorn dari mana dah lu?" Tanya sinis Blaze.

     "Hehe Thorn beli daging tadi untuk makanan tanaman Thorn" jawabnya lalu menunjukan sekantong kresek daging, Blaze hanya meng-oh saja.

     "Thorn langsung kekamar ya"

     Lalu ucapan Thorn di anggukin oleh ketiga abangnya itu.

     Ais menatap aneh ke arah Thorn dengan membawa sekantong daging itu, "Ntah kenapa perasaan ku saja ni bocah selalu pulang malam".

    Blaze menaikan bahu yang berarti tidak tau, anak laki laki bermata biru muda itu benar benar curiga.

    "Tenang Ais, Thorn itu sekarang emang sering sibuk akhir ini" Ucap Taufan berjalan ke arah mereka, lalu duduk di sampingnya.

    "Dia juga katanya ada Rapat bersama anggota ekskulnya jadi makanya agak telat" jelasnya kembali, lalu di jawab dengan anggukan dan oh.

     Di Kamar Thorn, ia pun membuka bungkusan plastik itu bocah polos itu mengambil 1 bola mata.

     "Hemm seharusnya tadi aku mengambil 2 mata Runa" gerutu bocah itu.

    Ia pun mengambil daging daging yang ia ambil dari bagian kedua tubuh perempuan yang ia bunuh. "Ish sepertinya ini kedikitan".

     Thorn berjalan ke arah tanaman Karnivoranya lalu memberikan potongaan daging itu, "ini makanlah"

    Bocah itu tampak senang, ya hatinya lega melihat kedua orang itu mati di tangannya, tentu saja mereka adalah Hama bagi saudara saudara yang lain. Ia saja sampai cape mendengar gerutuan kakak sulungnya itu yang selalu menceritakan tentang di Runa.

     "Hmm siapa lagi ya?~" pikirnya saat itu.

    Ia tidak lupa menaruh sebagian daging itu ke dalam kulkas untuk makanan tanamannya besok.

    Ya di samping kamar Thorn terdengar suara teriakan Solar sehingga penghuni rumah itu terkejut. Tentu saja mereka langsung berlari ke dalam kamar Solar. Gempa dan Halilintar paling sigap berlari.

shhhh don't disturb....Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang