(12)

283 22 0
                                    

     "Kakk!! Thorn pulang!!"

      Halilintar dan Taufan menoleh ke arah Thorn mereka segera beranjak dari duduknya. Adiknya itu memiringkan kepalanya melihat tingkah laku kakak di depan.

     "Kak?! Bibir kakak kenapa?!" Ya bocah itu malah menanyakan keadaan Kakaknya, karena bibir Kakak sulung itu penuh luka, tapi bukan di jawab oleh Halilintar, dirinya malah bertanya ke pada adiknya itu.

     "Thorn?! Mereka ga melukaimukan?!" Tanya Halilintar lalu memutar mutarkan badan adiknya untuk memeriksa di kala ada cedera.

     "Hah? Siapa?" Tanyanya

     Halilintar dan Taufan menatap satu sama lain, "kau tidak tahu ya ada kecelakaan di rel kereta dekat Apotek?" Tanya Taufan, lalu di jawab dengan gelengan kepala.

      "Ah- syukurlah aku kira..." Halilintar lega mendengarnya, kakak satunya menyengir. "Dibilangin kan kak Thorn aman aman saja kakak ini yang terlalu panik"

     "Apaan sih Taufan! Aku kan hanya takut dia kenapa kenapa!" Kesal Halilintar dengan semburat yang mulai muncul di pipinya.

    "Hehe Kak Hali mengkhawatirkan Thorn ya~" bocah bermanik hijau itu malah makin memanas manaskan keadaan, membuat muka Halilintar full memerah.

    "CK! Terserahlah, aku mau ke kamar Gempa!" Kakak sulung itu meninggalkan adik adiknya yang masih menertawai dirinya.

     Setelah tertawa mereka mereda, Thorn kepikiran sesuatu. "Bentar? Sepertinya Thorn melupakan sesuatu"

    "Lupakan apa?"

    Ekspresi Thorn menunjukan ia panik, "Huaaa!!! Tali untuk tugas!!!" Histerisnya.

    Abangnya menghela nafas. "Hadeh, yaudah pinjem punya Abang di kamar ntar ganti ya" dan di jawab dengan anggukan, bocah Hijjau itu berlari menuju kamar Taufan.

    Di sisi lain di tempat kejadian berlangsung, kedua mayat sudah di amankan dan di bawa ke rumah sakit, gang dari kedua mayat itu saat mendengar berita tentang Gaganaz dan Yoyo oo mereka menahan nafas semua, tentu saja mereka berdua adalah asisten terfavorit dari kedua bos mereka, siapa lagi kalau bukan Borara dan Vargoba, Semenjak Rettakka mati mendahului mereka anak anak buah dari Rettakka mulai mengikuti pimpinan dari kedua orang itu.

     "K-kok bisa mereka mati begitu?!" Histeris salah satu teman dari Yoyo oo.

    " Jadi bagaimana ini bos?! Apakah bocah itu yang membunuh mereka?!"

     Orang yang di panggil bos itu termenung, lalu tersenyum "CK menyebalkan.."

     " Aku tidak tahu apa yang di pikirkan oleh dua orang bodoh itu, tapi.."

     "Hah?! Apakah kita akan melaporkan kejadian ini kepada kepolisian kan?! Ini kasus pembunuhan!"

     "KALIAN BODOH KAH?! kalau kita melaporkan kasus ini polisi malah mencurigai kita-" pekik Vargoba yang tiba tiba mendorong salah satu bawahannya itu.

     "Bener kata bos loh- lagian kenapa kita harus memberi tahu mengapa kita semua mau mengejar bocah itu? Masa mau memberikan alasan tak masuk akal" ucap salah satu bawahan yang bersuara wanita.

     "Aduhai Kikita omonganmu selalu benar~", Kikita yang mendengar pujian itu memutar mata dengan malas.

     "SUDAH!, BERHENTI BERTENGKAR!"

     Semuanya terdiam mendengar teriakan itu, " kita semua anggap saja ini kecelakaan- jadi jangan bergaduh" orang orang yang berada di sana mengangguk paham.

     "Lagian itu kesalahan mereka yang terlalu bodoh, jadi anggap ini pelajaran selanjutnya- PAHAM?!"

     "Pa-Paham bos!"

shhhh don't disturb....Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang