[4] Morent

194 31 4
                                    

Happy Reading

Kaisar terdiam mencerna semua yang sudah dia dengar, dia pun memundurkan beberapa langkahnya, "pantas saja selalu ada surat di ruang kerjaku, seperti hal-nya tadi aku mendapatkan surat dan isinya adalah akan ada pembunuh bayaran, Ben tidak pandai menulis tetapi pelayannya Lady Morent pasti membantunya" ucapnya.

-

Lady Morent berasal dari keluarga Bangsawan Baron Morent, dia merupakan putri bungsu dari tiga bersaudara. Kakak laki-laki pertama mewarisi kedudukan ayahnya, sedangkan kakak laki-laki kedua kabur dari rumah.

Karena hal itu, keluarga Morent sangat kacau. Pasalnya kakak laki-laki keduanya ini begitu pintar dalam berbisnis. Tetapi sebelum kabur dari rumah dia meninggalkan surat yang berisi :

Salam ayah, kakak, dan adikku yang paling kusayang melebihi apapun di dunia ini..

Maaf.. karena aku pergi tanpa pamit kepada kalian..

Mungkin kalian akan berpikir tindakanku ini jahat, tidak bermoral, dan menodai kehormatan keluarga..

Tetapi.. jika kalian mengetahui hal ini, kalian tidak akan berpikir demikian..

Kalian tahu Count Colney yang akan berinvestasi kepada kita? Dia melamarku.. dan aku pun masih menyukai perempuan, aku masih normal.. aku juga akan kembali jika situasi memungkinkan, aku hanya pergi sebentar, jaga diri kalian baik-baik..

Mereka bergidik ngeri ketika membaca akhir dari suratnya, "aku tidak menyangka bahwa Count Colney menyukai sesama jenis, bagaimana dengan tunangannya, Lady Wenns?" ucap kakak laki-laki pertamanya.

Lady Morent menyaut, "aku kasihan dengannya.."

Baron Morent memegang kepalanya, "aku merasa pusing, aku ingin istirahat sebentar, kalian bereskan kekacauan ini" ucapnya.

Perasaan mereka sangat campur aduk hari itu, dan tak lama selang beberapa hari mereka mendapatkan surat lamaran yang berasal dari Count Colney untuk si bungsu Morent.

"Apa dia sudah gila?!" ucap kakak laki-laki pertamanya dengan meremas surat tersebut.

Dengan kesal Lady Morent menyaut, "sudah kuduga ini akan terjadi, dia menargetkanku untuk bisa mendekati bajingan kabur itu, menjijikkan."

Sang kakak memijat pelipisnya, "jaga ucapanmu, kau seorang bangsawan. Lalu, bagaimana dengan Lady Wenns?" ucapnya sambil memikirkan hal ini.

"Kudengar mereka sudah tidak berhubungan karena Lady Wenns yang memutuskannya, hah! sungguh pilihan yang bagus, jika jadi Lady Wenns aku pun akan memutuskannya" ucap Lady Morent.

Kakak laki-laki pertamanya tidak ingin jika si bungsu berhubungan dengan Count Colney, dia berpikir bagaimana agar mengirim adiknya juga untuk pergi dari kediaman, "bagaimana jika kau menjadi pelayan?" tanyanya kepada sang adik.

Lady Morent terdiam sejenak, "APA?!" teriaknya.

"Hanya untuk sementara waktu" ucap kakak laki-laki nya kembali.

Lady Morent pun mendengar penjelasan kakaknya yang bahwa Permaisuri Ketiga sedang mencari seorang pelayan pribadi untuk Pangeran Ketiga yaitu putranya. Dengan hal ini bisa menjadi alasan bahwa adiknya tidak menerima lamaran apapun.

Entah apa mungkin saja takdir, pelayan mereka mengantarkan surat dari istana dan itu adalah perintah untuk Lady Morent menjadi pelayan pribadi Pangeran Ketiga.

-

Abella pun menyaut, "itu masuk akal, lalu itu juga alasan kenapa kau telat kemari?" tanyanya.

Kaisar menganggukkan kepala bahwa hal itu benar, "sebisa mungkin kita rahasiakan ini, jika ini diketahui oleh semua orang, Ben akan dalam bahaya" ucapnya.

"Lalu bagaimana dengan Arouna? bukankah sebagai ibunya Ben dia harus mengetahui hal ini?" tanya Abella.

Kaisar memijit pelipisnya, "kita pikirkan hal itu nanti, nanti malam aku akan mengunjungimu" usainya lalu keluar dari ruangan.

Abella lagi-lagi menghembuskan nafasnya, lalu dia melihat kepada para pangeran, "mari kita keluar" ucapnya.

"Bagaimana dengan Kai?" tanya Steve.

Abella mengusap kepala Steve, "dia akan baik-baik saja, lagipula Ryia mungkin terganggu oleh kita sejak tadi, maka dari itu kita sudahi berkunjungnya hari ini" ucapnya.

Tiba-tiba sebuah portal terbuka dan dari portal tersebut keluar Ben yang sedang dijinjing oleh Kaisar, "Ben, patuhi ibumu, jika kau keluar sendirian lagi untuk menangkap orang-orang jahat itu, aku akan menghukummu" ucap Kaisar menceramahi Ben sambil menurunkannya. Kaisar pun pergi kembali untuk membereskan sisa dari pembunuh bayaran.

"Apa?! Kukira dia akan pergi ke kamarnya" ucap Abella dengan terkejut, bagaimana bisa Ben akan bertindak sendiri mengenai hal ini? Dia juga ingin menceramahi Ben, tetapi saat melihatnya, dia urungkan.

Ben cemberut dengan pipi tembemnya memerah, "pfffttt" Steve tidak bisa menahan tawanya melihat Ben, dia pun tertawa dengan keras. Ben pun bertambah cemberut sambil menahan tangis, dan kedua tangan kecilnya mengepal. Daniel yang tidak tahan melihat itu juga, menyentuh pipi Ben, matanya berbinar saat menyentuhnya begitupun dengan Terry. Ben tidak tahan menahan tangisnya lalu dia pun menangis sambil menatap Daniel.

Abella mendekati Ben dan memeluknya, "sudah sudah kakakmu sangat menyukaimu oleh karena itu mereka seperti itu, dan juga lain kali jangan bertindak sendiri, semua orang akan khawatir" ucapnya.

Ben masih menangis dipelukan Abella. Terry pun meminta diturunkan kepada Daniel, sebagai sang kakak dia pun menurutinya. Terry mendekati ibunya dan Ben, dia menyodorkan empengnya yang kepada Ben agar berhenti menangis. Daniel dan Steve yang melihat aksi Terry menahan tawa mereka, begitupun Abella yang terkekeh pelan. Sementara Ben terus menangis sambil menahan malu. Terry sendiri memiringkan kepalanya tidak mengerti.

•••••

Para pembunuh bayaran yang bersembunyi menampakkan diri dan menyerang saat Kaisar sedang berjalan di koridor istana. Karena yang dilawan mereka adalah seorang Kaisar yang dikenal dengan kekuatan sihir dari para roh, seketika para pembunuh bayaran terpenggal, "suatu saat aku harus mengajarkan Ben sihir ini, karena atribut sihirnya angin dia pasti belajar dengan cepat" ucap Kaisar.

"Ya ampun! Kenapa banyak sekali mayat?!"

Mendengar hal itu Kaisar menoleh ke arah sumber suara, "Nixia, kau sudah pulang?"

Yang bernama Nixia itu menjawab, "ya, aku baru saja tiba, dimana anak-anak? Aku dengar Ryia sudah melahirkan jadi aku mempercepat kepulangan."

"Anak-anak bersama Abella, mereka di kamar Ryia" jelas Kaisar, "bagaimana pertemuanmu dengan para tetua laut?"

Nixia terdiam sejenak, "mereka tetap menginginkan Steve tinggal di laut" ucapnya lalu mengerang frustasi sambil mengacak-acak rambutnya, "BAGAIMANA BISA MEREKA BEGITU KERAS KEPALA, MENYEBALKAN SEKALI!"

Kaisar menenangkan Nixia dan memeluknya, "aku sudah memikirkan hal ini, kau tidak perlu khawatir, semua akan baik-baik saja" ucapnya.

"Memangnya bagaimana kau akan menangani hal ini?" tanya Nixia.

Kaisar melepaskan pelukannya lalu tersenyum menatap Nixia lalu dia pun berjalan pergi, "aku akan memberitahumu nanti bersama yang lain" ucapnya.

Nixia hanya menatap dari jauh Kaisar dengan kebingungan.

Disisi lain, Permaisuri Pertama melihat gulungan kertas yang telah sah dan menjadi surat penting, "menarik, dengan hal ini Kekaisaran Maiden berhenti mengincar anakku" ucapnya.

to be continued..

Please give ⭐💬

22 December 2023

The Prince of StarineyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang