The Prince of Stariney

[6] Obsession

Happy Reading

Kaisar dan Arouna memasuki salah satu ruangan, disana mereka sudah disambut oleh Permaisuri lainnya dan ada kucing kecil yang merupakan utusan Ryia. Karena Ryia sendiri baru saja melahirkan, dia hanya bisa berdiam di kamar.

"Apa dia sudah bangun?" tanya Kaisar setelah melihat kucing kecil itu kepada para Permaisuri.

"Ya, dia pulih dengan cepat berkat kekuatan suci, hanya saja dia butuh banyak istirahat, Kai mengambil banyak energi kehidupan ibunya, mungkin karena dia lahir dengan kekuatan suci" jelas Leonna.

Arouna yang mendengar itu, dia terkagum. Dia membayangkan akan seperti apa Kai nanti dengan dia melihat kecantikan Ryia lalu Kai yang merupakan putranya, dia mungkin akan seperti malaikat. Kaisar dan Permaisuri lain melihat Arouna yang sedang sibuk dengan dunianya sendiri, batin mereka bertanya-tanya apa yang dipikirkan oleh Arouna hingga wajahnya terlihat seperti terobsesi dengan sesuatu.

"Bagaimana jika kita memulainya?" ucap Kaisar.

Para Permaisuri mulai bersikap dengan siap di kursinya. Pertama-tama untuk memulai, Kaisar memerintahkan Leonna untuk membuka gulungan kertas yang telah diterimanya saat tadi. Kaisar menggunakan sihir air untuk mendeskripsikan isi surat tersebut dengan ditampilkan sebagai layar.

Para Permaisuri yang belum mengetahui isi surat itu terkejut. Mereka tidak terpikirkan akan hal ini. Memang hal ini akan beresiko dengan menjadi para bangsawan akan berpencar untuk memihak kepada pangeran yang ingin dijadikan Kaisar selanjutnya. Tetapi hal ini menekankan perang untuk sementara waktu.

"Leonna kau menyetujui hal ini?" tanya Nixia, "bukankah dengan hal ini Daniel akan-"

Sebelum Nixia menyelesaikan perkataannya, Leonna langsung memotong, "aku tidak peduli dengan hal itu, meski Daniel nanti tidak akan menjadi Kaisar selanjutnya, aku hanya berharap dia memiliki jalannya sendiri dan itu pun yang diinginkannya, kau tahu saat aku dikabarkan bahwa anakku terlahir laki-laki? aku cukup cemas dengan hal ini, karena Daniel akan menjadi menjadi pangeran pertama yang mewarisi langsung Kekaisaran ini, mau tidak mau dia harus menerima," matanya berlinang air mata dan kedua tangannya meremas rok gaun.

Semua pun terdiam mendengar Leonna yang mengeluarkan apa yang selama ini dia pendam, dan Arouna membuka suara, "ini benar, rasanya tidak adil jika hanya Daniel yang menanggung beban ini," Arouna pun menatap kearah Leonna, "mungkin ini jawaban atas do'amu untuk Daniel dengan kami sebagai Permaisuri melahirkan seorang Putra. Aku berterimakasih akan hal ini, karena dengan begitu kami bisa meringankan beban dipundakmu."

Perkataan Arouna membuat Leonna tertegun, dia sangat beruntung bahwa meski di istana, dia memiliki orang-orang yang bisa membuatnya berada dirumah. Di dunia yang mana orang-orang tidak bisa dipercaya justru sebaliknya, "terimakasih" ucapnya.

Kaisar pun membuka suara, "aku minta maaf dengan kalian yang harus menanggung semua ini," dia tidak menyangka bahwa dia tidak menanyakan apapun tentang hal ini, dia seharusnya lebih peduli dengan keluarga yang rela menanggung beban dengan status yang dimilikinya.

"Kau tak perlu minta maaf, kami yang telah menerimamu, itu tandanya kami siap dengan apapun, tetapi kita juga harus mengubahnya bukan? untuk yang terbaik dan tidak ada yang menanggung sendirian" ucap Abella.

Para Permaisuri menyetujui perkataan Abella, "dan kami berterimakasih kepadamu karena telah mengeluarkan usulan ini Alvi, juga aku meminta maaf karena tidak memahami apa yang kau rasakan Leonna, sekaligus aku ingin berterimakasih dengan hal ini para tetua tidak akan memaksa Steve lagi untuk tinggal di laut" ucap Nixia.

"Mereka masih menginginkan Steve?" tanya Arouna.

"Benar, rasanya sia-sia saja bukan aku selalu berpergian hanya untuk meminta mereka memberikan waktu kepada Steve untuk menjadi putra mahkota Kerajaan Laut? mereka bersikeras dan tetap memaksa. Jika menuruti para tetua, dia akan sendirian disana, tetapi jika dia menjadi Putra Mahkota kekaisaran ini, setidaknya dia tidak sendiri, ada kakak juga adik-adiknya yang menemani dan berjuang bersamanya."